Ceramah Master Cheng Yen: Bervegetaris demi Ketenteraman Dunia


Kini perubahan iklim sangatlah ekstrem. Di Amerika Serikat, kebakaran hutan masih terjadi dan terus merambat. Pada malam hari, yang terlihat ialah langit yang berwarna kemerah-merahan, sedangkan pada siang hari, yang terlihat ialah asap.

Orang-orang di sana juga merasa cemas dan takut. Meski Amerika Serikat sangatlah luas, tetapi lahan yang luas juga bisa dirusak oleh kebakaran hutan.

Beberapa hari belakangan ini, bukankah Hualien juga diguncang gempa bumi? Inilah akibat dari ketidakselarasan unsur alam. Akibat ketidakselarasan unsur tanah, terjadilah pergerakan lempeng tektonik yang memicu terjadinya gempa bumi di Hualien beberapa hari belakangan ini. Sungguh, bencana alam kerap terjadi.

Selain gempa bumi, kita juga harus meningkatkan kewaspadaan terhadap pandemi. Pandemi ini sangat mengkhawatirkan. Kita hendaklah senantiasa membina ketulusan. Meski aman dan selamat, kita tetap harus meningkatkan kewaspadaan.

Saya selalu berkata kepada para dokter dan perawat kita yang melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19 bahwa saat merawat pasien dengan cinta kasih, mereka juga harus meningkatkan kewaspadaan. Mereka harus mengenakan alat pelindung diri secara lengkap bagai mengenakan baju zirah. Intinya, kita harus bermawas diri dan berhati tulus. Semoga pandemi ini segera mereda dan berakhir. Semoga pandemi yang menyelimuti seluruh dunia ini segera berlalu. Untuk itu, setiap orang hendaklah berdisiplin dalam kehidupan sehari-hari.


Sebagian besar bencana ditimbulkan oleh mulut manusia. Ucapan yang keluar dari mulut ini dapat menimbulkan pergolakan di seluruh dunia. Lihatlah bencana akibat ulah manusia yang terjadi di Afrika Selatan dan Myanmar. Bukankah semua itu berawal dari ucapan manusia yang saling melukai?

Saat batin manusia bergejolak, pergolakan masyarakat akan terjadi sehingga masyarakat tidak bisa hidup tenteram. Selain itu, manusia juga diliputi ketamakan dan nafsu keinginan. Nafsu keinginan terbesar ialah nafsu makan karena makan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Demi mengonsumsi daging, orang-orang menyembelih hewan dan menciptakan karma buruk membunuh.

Belakangan ini, saya terus berkata bahwa karma buruk ini sudah lama terakumulasi. Dalam puluhan hingga seratus tahun terakhir, seiring berkembangnya pertanian dan perindustrian, masyarakat semakin sejahtera dan populasi dunia terus meningkat. Berhubung semakin banyak orang yang gemar mengonsumsi daging, maka peternakan pun terus berkembang. Jadi, banyak orang yang menernakkan hewan dan lebih banyak lagi orang yang gemar mengonsumsi daging.

Setiap kali makan, orang-orang mengonsumsi daging dalam jumlah besar. Mereka terus mengonsumsi daging karena perut mereka bagaikan jurang tak berdasar yang selamanya tidak akan terisi penuh. Setiap potong daging mewakili satu nyawa. Dalam satu panci makanan nonvegetaris, berapa banyak hewan yang kehilangan nyawa? Kita bisa melihat dan mendengar bagaimana orang-orang menciptakan karma buruk.


Saat ini, agar dunia aman dan tenteram, mari kita menenangkan hati mari kita menenangkan hati serta lebih banyak melihat dan mendengar tentang prinsip kebenaran. Bagaimana agar hidup kita sehat dan tenteram? Kita harus menenangkan hati dan mendengar.

Orang-orang zaman dahulu berkata bahwa dunia hanya bisa aman dan tenteram saat tak lagi terdengar teriakan hewan pada tengah malam di pejagalan. Sungguh, pada saat seperti ini, setiap orang hendaklah tersadarkan. Saat bencana terjadi, kita hendaklah memetik hikmah darinya. Jadi, kita harus bersungguh-sungguh melihat dan mendengar. Mari kita berdoa demi ketenteraman dunia dengan hati yang tulus.

Di Malaysia, ada sekelompok anak yang menggemaskan. Mereka mengajak kakek, nenek, dan orang tua mereka untuk bervegetaris. Mereka bisa menjelaskan prinsip kebenaran di balik vegetarisme. Mereka bagai murid-murid saya dahulu yang kembali ke dunia ini untuk menggantikan saya membentangkan jalan. Dengan demikian, di kehidupan mendatang, saya dapat menapaki jalan yang mereka bentangkan ini. Orang yang memiliki jalinan jodoh baik kembali ke dunia ini untuk menciptakan berkah bagi orang banyak.


Demi mengajak kakek dan nenek mereka, mereka juga bervegetaris sendiri. Ada banyak anak yang berbuat demikian.

“Apakah Nenek mau makan piza vegetaris? Saya akan mengirimkan fotonya,” kata Jazper Saw, Murid Sekolah Internasional Tzu Chi KL.

“Jazper, mengapa kamu mau bervegetaris?” / “Karena saya ingin melindungi Bumi,” jawab Jazper. “Kami ingin menyelamatkan Bumi.”

“Selain itu?” / “Kami tidak ingin hewan-hewan dibunuh,” tambah Jazper.

“Saya memberi tahu nenek dan kakek saya untuk tidak makan daging lagi. Kita lebih baik bervegetaris karena hewan juga merupakan makhluk hidup,” kata Wu Shi-yan, teman Jazper yang mengajaknya bervegetaris. Mereka masih berusia 7 tahun.

“Dia juga mengajak ayahnya untuk bervegetaris dan tidak makan daging. Perubahan ayahnya cukup besar. Dia merasa bahwa anak kami telah belajar membina welas asih di sekolah. Jadi, dia juga harus menunaikan kewajibannya. Dia lebih banyak mengonsumsi sayuran dan mengurangi konsumsi daging sekarang,” jelas Tan Sau Chan, ibu dari Wu Shi-yan.

Anak-anak sungguh membawa harapan bagi kita. Mereka adalah Bodhisatwa cilik. Anak-anak saja bisa melakukannya, apakah kita sebagai orang dewasa tidak bisa? Melihat anak-anak berusia 7 tahun mengajak orang-orang bervegetaris, kita yang berusia puluhan tahun hendaklah giat menyosialisasikan vegetarisme agar setiap orang dapat hidup tenteram dan sehat. Dengan melindungi dan mengasihi hewan, kita sendiri juga dapat hidup tenteram.  

Bencana akibat ulah manusia terjadi di seluruh dunia
Penyembelihan hewan mengakumulasi karma buruk
Anak-anak membangkitkan niat baik untuk membimbing kerabat dan teman
Membentangkan jalan di dunia untuk mentransformasi malapetaka menjadi berkah
 
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Juli 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 23 Juli 2021
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -