Ceramah Master Cheng Yen: Bervegetaris untuk Melenyapkan Lima Kekeruhan
Dalam Sutra Bunga Teratai, Buddha mengumpamakan dunia ini
sebagai rumah yang terbakar. Sungguh, kini kita bisa merasakan bahwa dunia ini
bagai rumah yang terbakar. Di berbagai tempat, suhu udara terus meningkat. Suhu
air laut juga terus meningkat. Jadi, kekeruhan terus terakumulasi di dunia ini
dalam jangka panjang. Waktu yang panjang merupakan akumulasi dari detik demi
detik.
Buddha mengajari kita untuk memandang penting waktu. Dalam
setiap menit dan detik, bahkan setiap femtosekon yang sangat singkat, kita
mengakumulasi sebab dan kondisi. Sebab adalah benih dan kondisi adalah faktor
yang mendukung terbentuknya buah. Kita bisa menciptakan karma dengan sebersit
niat, sebuah tindakan, sepatah kata, dan lain-lain.
Jangan mengira bahwa karma yang kita ciptakan tidak akan
membawa pengaruh. Siapa yang tidak memiliki keakuan? Semua makhluk memiliki
pandangan keakuan. Pandangan keakuan ini tidak bersih dan bisa mengakumulasi
banyak karma buruk dari detik ke detik. Kekuatan karma yang terbentuk sungguh
sangat menakutkan.
Akibatnya, terjadi pemanasan global sehingga dunia ini
sungguh bagai rumah yang terbakar. Sungguh, pemanasan global semakin serius dan
membahayakan nyawa manusia. Bagaimana mengurangi kekeruhan di dunia ini?
Satu-satunya cara adalah setiap orang berbuat baik dan membangkitkan cinta
kasih untuk melindungi bumi dan udara dari pencemaran.
Kondisi iklim di Bumi ini berkaitan erat dengan setiap
orang. Setiap menit dan detik kehidupan kita tidak terlepas dari Bumi ini. Di
alam semesta ini terdapat hukum alam. Berkat segala sesuatu di Bumi ini, setiap
orang bisa hidup dengan tubuh yang sehat. Tindakan manusia ditentukan oleh sebersit
niat. Akibat sebersit niat buruk, manusia terus menciptakan karma buruk
sehingga menimbulkan kekeruhan yang bergumpal-gumpal. Bisakah kita mengabaikan
hal ini?
Untuk memperhatikan, memperbaiki, dan menyelamatkan
lingkungan, setiap orang harus memperbaiki pola pikir dan pola hidup diri
sendiri terlebih dahulu. Kita juga melihat relawan Tzu Chi dan anggota Tzu
Ching sepenuh hati terjun ke jalan untuk mengimbau orang-orang bervegetaris
tanpa takut bekerja keras. Selain menyediakan makanan vegetaris, mereka juga
melakukan sosialisasi.
Mereka memberi tahu orang-orang bahwa dengan bervegetaris,
mereka bisa menyelamatkan Bumi. Mereka berbagi dengan orang-orang tentang
konsep pelestarian lingkungan yang didasari oleh ilmu pengetahuan dan bagaimana
mengurangi pencemaran.
“Setiap orang membicarakan perubahan iklim, tetapi tidak ada
yang mengatakan apa yang bisa dilakukan dan bagaimana pengaruh setiap individu
terhadap hal ini”.
“Saya rasa, saya ingin mengubah dunia ini. Bervegetaris
adalah komitmen yang sulit bagi saya karena saya sudah terbiasa dengan pola
makan saya selama ini”.
“Jika berbuat salah, kita harus segera memperbaikinya atau
semuanya akan terlambat. Saya tidak mengonsumsi banyak daging. Namun, saya
sangat antusias terhadap kegiatan ini. Makanan ini benar-benar sangat lezat.
Ini membawa dampak positif bagi saya”.
“Makanan vegetaris lebih tawar. Kita tidak mengantuk dan
menjadi lebih berenergi setelah makan makanan vegetaris. Saya ingin menerapkan
pola makan vegetaris dalam kehidupan sehari-hari. Saya telah memberi tahu
keluarga saya hal ini. Kita harus melakukannya untuk dunia ini”.
“Bervegetaris bukan berarti hanya makan salad. Seperti yang
ditunjukkan orang-orang, bervegetaris tetap bisa mengonsumsi makanan lezat
tanpa membawa dampak buruk bagi dunia,” petikan wawancara Ruqayyah Merchant,
Mahasiswi Universitas Melbourne.
Sungguh, setiap orang harus mengendalikan nafsu makan.
Bervegetaris bukan hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga bermanfaat untuk
menjaga kebersihan bumi dan udarasehingga bisa menyelamatkan Bumi. Jika tidak,
kini polusi udara yang begitu serius telah menjadi ancaman besar bagi dunia.
Kita semua berharap dunia terbebas dari bencana. Kita harus memperhatikan
bencana yang terjadi di seluruh dunia. Ini merupakan akibat dari karma buruk
kolektif. Kita harus segera bertindak secara nyata.
Kita bisa melihat di Texas, selama beberapa hari ini, insan
Tzu Chi membagi diri ke dalam berbagai kelompok dan mengunjungi pemerintah
setempat. Mereka juga melakukan survei bencana. Melihat kondisi para korban
bencana, relawan kita merasa sangat tidak tega. Kini ada sekelompok besar
relawan Tzu Chi yang memberikan bantuan di lokasi bencana.
Selain itu, relawan di berbagai negara dan wilayah juga
menyosialisasikan pola makan vegetaris dan menggalang cinta kasih bagi korban
bencana. dan menggalang cinta kasih bagi korban bencana. Relawan di Taiwan dan
berbagai negara lainnya telah bergerak untuk menolong korban bencana.
Singkat kata, orang yang hidup aman dan tenteram harus
mencurahkan perhatian kepada orang-orang yang menderita. Kita harus memiliki
keyakinan yang teguh, bermawas diri, berhati tulus, dan bervegetaris.
Bervegetaris tidaklah sulit. Jika setiap orang bisa mengendalikan
nafsu makan, maka akan membawa manfaat bagi diri sendiri dan Bumi. Jika setiap
orang bisa melakukannya, maka ketulusan kita bisa menjangkau para Buddha dan
Makhluk Pelindung Dharma.
Kita harus bersyukur atas hidup kita yang aman dan tenteram. Kita harus membalas budi masyarakat dengan penuh rasa syukur dan ketulusan, memperhatikan para korban bencana dengan penuh cinta kasih, dan sepenuh hati melindungi lingkungan tempat tinggal kita demi diri sendiri dan anak cucu kita. Setiap orang bertanggung jawab atas hal ini. Jadi, mari kita bersungguh hati setiap waktu.
Pemanasan global menunjukkan bahwa dunia ini bagai rumah
yang terbakar
Karma baik atau buruk yang tercipta bergantung pada sebersit
niat
Membangkitkan cinta kasih untuk melakukan kebajikan bersama
Bervegetaris untuk melenyapkan Lima Kekeruhan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 September 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 9 September 2017