Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Berikrar untuk Terjun ke Tengah Masyarakat

“Kami sangat kekurangan tenaga medis, terutama perawat. Dengan tulus saya memohon adanya sukarelawan yang bersedia membantu,” kata Kwon Young-jin Wali Kota Daegu.

“Sarana dan tenaga di RS pemerintah tidak cukup. Jika wabah tidak dapat segera dikendalikan, kami tidak dapat lagi menampung pasien,” Kata Anggota Serikat Pekerja Medis Yunani.

Sakit dan mati adalah ketakutan terbesar manusia. Ini sangat mengkhawatirkan. Jadi, kita harus berusaha memutus noda batin penyebab kelahiran dan kematian.

Di zaman Buddha, para petapa berlatih untuk mencari cara agar terbebas dari kelahiran dan kematian. Tujuan Buddha datang ke dunia ialah mengajarkan kepada kita praktik Mahayana. Praktik Mahayana berarti memasuki Jalan Bodhisatwa. Inilah isi pikiran Buddha. Buddha ingin mengajarkan kepada kita Dharma yang benar. Jika dapat memasuki Jalan Bodhisatwa, barulah kita semua dapat memutus noda batin penyebab kelahiran dan kematian.

Kita harus ingat bahwa kita bukan hanya ingin memutus lingkaran kelahiran dan kematian, melainkan juga memutus noda batin. Jika hanya peduli pada kelahiran dan kematian diri sendiri, kita akan semakin takut terhadap lingkaran ini. Jika kita berlatih dengan tekun dan bersemangat demi kepentingan semua makhluk, kita tidak akan takut terhadap kelahiran dan kematian diri sendiri.

 

Yang kita pikirkan ialah semua makhluk di dunia. Kita tidak akan risau karena kelahiran dan kematian. Meski takut, kita tetap tak bisa menghindari hukum alam. Pada akhirnya, kita tetap akan mati. Jika tidak takut, kita akan dapat memanfaatkan kehidupan kita demi orang banyak serta mengembangkan nilai kehidupan kita dengan bersumbangsih bagi masyarakat. Pada akhirnya, kita tetap tunduk pada hukum alam. Jadi, takut ataupun tidak, hukum alam akan tetap berjalan.

Bedanya terletak pada proses kehidupan ini. Jika hanya memikirkan kehidupan kita sendiri, kita tentu akan risau atas kelahiran dan kematian. Jika kita dapat membangkitkan tekad Mahayana dan berikrar untuk menyelami kehidupan demi mempelajari berbagai praktik Enam Paramita, berarti kita telah memasuki Jalan Bodhisatwa. Dengan membuka hati seperti ini, kita tidak takut.

Meski kehidupan ini penuh penderitaan, kita bersedia untuk terjun ke tengah masyarakat. Di tengah masyarakat, kita bisa menciptakan berkah. Di tengah masyarakat, kita bisa belajar dan memperoleh kebijaksanaan. Jadi, kita bersedia terjun ke tengah masyarakat untuk belajar dan menjalankan berbagai praktik. Inilah praktik Mahayana. Yang terpenting, kita harus memahami Dharma yang benar.

Kita harus memiliki pengetahuan dan pandangan benar. Ini sangatlah penting. Dalam kehidupan di dunia ini, kita tentu tidak terlepas dari aktivitas sehari-hari. Untuk dapat menjalankan aktivitas sehari-hari, tubuh kita harus sehat. Agar tubuh sehat, kita memerlukan asupan gizi. Untuk itu, kita perlu mengonsumsi tanaman pangan. Ini sudah benar. Namun, dengan alasan cita rasa, sebagian orang tidak suka makanan vegetaris. Demi nafsu terhadap cita rasa, mereka mengonsumsi banyak daging hewan. Mereka memakan berbagai jenis makhluk hidup. Banyak orang mengarah pada pola hidup seperti ini. Akhirnya, konsekuensinya juga sangat besar.


Penderitaan akibat penyakit dan kematian sungguh merupakan penderitaan besar yang membuat manusia takut dan tidak berdaya. Virus penyakit yang mewabah belakangan ini juga menjangkiti manusia lewat mulut. Begitulah kehidupan. Penyakit bermula dari noda dan kegelapan batin manusia yang membangkitkan nafsu terhadap cita rasa makanan sehingga manusia terus mengonsumsi daging makhluk hidup dan tertular virus penyakit. Ini juga merupakan suatu ancaman besar.

Dalam kehidupan ini, banyak manusia yang mati karena sakit. Jadi, yang terpenting dan terbaik ialah kita hendaknya bervegetaris. Dengan bervegetaris, kita mengandalkan tanaman pangan sebagai sumber nutrisi bagi tubuh kita. Ini adalah cara yang paling sehat. Dengan melakukan antisipasi seperti ini, kita tidak akan tertular penyakit. Jadi, kelahiran, usia tua, dan kematian sungguh membuat manusia takut.

Kita memang takut akan kelahiran dan kematian, tetapi Buddha mengajarkan kepada kita Dharma yang benar, yakni terjun ke tengah masyarakat untuk mempraktikkan Jalan Bodhisatwa. Inilah ajaran Buddha yang benar. Jadi, kita harus bertekad dan membangun empat ikrar agung, salah satunya ialah membimbing semua makhluk.

Kita berharap semua makhluk dapat dibimbing dan menyerap Dharma ke dalam hati sehingga memiliki pengetahuan dan pandangan benar. Kita berharap setiap orang dapat menerima Dharma. Inilah salah satu ikrar Bodhisatwa. Demi ikrar ini, Bodhisatwa tidak takut untuk memasuki lingkaran kelahiran dan kematian. Bodhisatwa malah berikrar untuk memasuki lingkaran kelahiran dan kematian ini demi belajar dan menjalankan berbagai praktik.

 

Saya terus mengingatkan semua orang bahwa kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk menciptakan berkah dan menjalin jodoh baik. Di tengah masyarakat, kita dapat mempelajari berbagai hal duniawi. Jika tidak memahami hal-hal duniawi, bagaimana kita bisa memahami Dharma di duniawi? Jadi, kita harus senantiasa bersungguh hati dalam mempraktikkan ajaran Buddha di tengah masyarakat.

Di tengah masyarakat, kita harus berusaha mengikis noda batin, mengembangkan cinta kasih, dan menghilangkan tabiat buruk kita. Semua ini harus dilatih di tengah masyarakat. Kita harus bersungguh hati menjalankan praktik di tengah masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Inilah Jalan Bodhisatwa.

Saudara sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita sungguh harus terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk. Kita harus sangat memahami kebenaran. Dengan terjun ke tengah masyarakat, barulah kita dapat benar-benar melatih praktik Enam Paramita. Bukankah tadi kita sudah membahasnya? Kita harus berikrar untuk memasuki lingkaran kelahiran dan kematian untuk belajar dan mempraktikkan Enam Paramita. Untuk itu, kita harus menerima ajaran benar dari Buddha, yaitu memasuki dan mempraktikkan Jalan Bodhisatwa. Jika tidak, kita hanya akan terus takut terhadap  kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian.

Ketakutan terhadap kelahiran dan kematian bermula dari noda batin kita. Dalam melatih diri, tiada cara lain selain sungguh-sungguh menjaga pikiran dengan baik. Kita harus membangun tekad dan ikrar agung serta melenyapkan noda batin. Untuk itu, kita harus selalu bersungguh hati.

Belajar secara luas dan mempraktikkan Enam Paramita di Jalan Mahayana
Bodhisatwa berikrar untuk terjun ke tengah masyarakat
Membimbing semua makhluk  ke arah pengetahuan dan pandangan benar
Berlatih dengan berani, tekun, dan bersemangat dalam pikiran benar

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Februari 2020
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 01 Maret 2020
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -