Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Bermunculan Membentuk Hutan Bodhi


Tzu Chi yang merupakan organisasi Buddhis telah menyalurkan bantuan kemanusiaan ke lebih dari 120 negara. Ini berkat para insan Tzu Chi yang telah menyucikan hati sendiri. Para relawan kita terus bersumbangsih dan tidak memiliki pamrih. Selain bersumbangsih tanpa pamrih, kita juga saling mengucap syukur.

Bodhisatwa tidak mengejar kedamaian dan kebahagiaan pribadi, melainkan berharap semua makhluk bebas dari penderitaan. Demikianlah Bodhisatwa. Jadi, Tzu Chi dapat melangkah dengan mantap di dunia internasional berkat adanya para Bodhisatwa ini.

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Puluhan tahun berlalu dalam sekejap. Saya juga merasa bahwa sulit untuk terlahir sebagai manusia. Kini, populasi manusia telah melebihi delapan miliar. Mari kita berpikir dan bertanya pada diri sendiri. Sebagai bagian dari lebih dari delapan miliar orang ini, apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan kita?

Kita harus menginventarisasi kehidupan kita. Yang kita lakukan pasti lebih banyak dari orang-orang pada umumnya. Ini karena kita telah bersumbangsih tanpa pamrih. Kita bersumbangsih dengan hati yang tulus dan murni. Karena itulah, saya selalu bersyukur kepada insan Tzu Chi.

Relawan Tzu Chi bukan hanya menjangkau negara yang terdapat banyak warga Tionghoa. Di Afrika, kita pun telah menjangkau sembilan negara. Asalkan ada benih Tzu Chi di sana, maka semangat Tzu Chi akan terus tersebar luas.

Sebutir benih dapat menghasilkan benih yang tak terhingga. Lihatlah di Afrika Selatan, benih-benih itu adalah benih lokal. Mereka adalah warga Afrika Selatan. Namun, sumbangsih mereka sama seperti kita. Mereka tidak takut bekerja keras, bahkan tetap melangkah maju untuk bersumbangsih saat tengah didera penyakit atau mengalami kesulitan.


Saya sering memuji bahwa mereka adalah orang kurang mampu yang kaya batinnya. Meski hidup sangat kekurangan, tetapi batin mereka sangat kaya dan cemerlang. Saya sangat menghargai mereka. Lihatlah, mereka harus naik dan turun gunung. Mereka sangat bekerja keras. Namun, mereka dapat mengatasi semua rintangan. Saya sungguh sangat kagum pada mereka.

Insan Tzu Chi di setiap negara memiliki kesulitan masing-masing dalam menjalankan Tzu Chi. Para relawan kita berusaha untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk serta tidak mengejar kedamaian dan kebahagiaan pribadi. Ini sangat mengagumkan. Berkat adanya insan Tzu Chi, banyak orang yang telah tertolong. Inilah yang disebut jalinan jodoh.

Jalinan jodoh sungguh tidak terbayangkan. Orang-orang dengan keyakinan yang berbeda-beda juga dapat bekerja sama berkat adanya jalinan jodoh. Saat jalinan jodoh matang, para insan Tzu Chi dan muslim di Turki juga dapat saling mendekatkan hati dan bekerja sama dengan harmonis. Kita membutuhkan tenaga mereka dan mereka membutuhkan barang bantuan kita. Karena itu, kita bekerja sama dengan mereka untuk membantu para korban bencana yang kini tengah dilanda penderitaan.

Tekad dan ikrar yang telah kita jalankan selama dua hingga tiga tahun di Nepal hendaknya terus kita pertahankan. Saya bersyukur kepada para Bodhisatwa dari Malaysia dan Singapura yang memahami harapan saya dan telah memulai misi di Nepal. Mereka melakukan pengaturan sendiri agar selalu ada relawan di Nepal. Saya sungguh sangat bersyukur atas ketekunan mereka dan kagum atas kegigihan mereka.

Kehidupan di Nepal sangatlah sulit. Para relawan kita pergi ke sana untuk membantu warga setempat. Saya sungguh tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa syukur saya pada mereka. Sulit bagi saya untuk membalas kebaikan mereka.

Meski mereka tengah melakukan perencanaan untuk memperbaiki kehidupan warga Nepal, tetapi sesungguhnya, mereka melakukannya demi saya. Sungguh, bagaikan demi saya, mereka melakukan semuanya dengan penuh perhatian. Mereka dapat memahami pemikiran saya. Saya sungguh sangat tersentuh.


Bodhisatwa sekalian, bertekad dan berikrar juga membutuhkan semangat. Setelah bertekad, kita harus sungguh-sungguh mengerahkan kekuatan. Jadi, pikiran kita harus sangat teguh. Begitu pula dengan mencapai kebuddhaan. Tidak ada jalan lain selain tekun dan bersemangat melatih diri. Ini bukan demi kedamaian dan kebahagiaan pribadi, melainkan demi membebaskan semua makhluk dari penderitaan.

Kita hendaknya lebih tekun dan bergerak lebih cepat. Ada banyak orang yang menderita dan tengah menanti kedatangan kita untuk menstabilkan kehidupan mereka. Hendaklah kita merampungkan pembangunan sekolah secepat mungkin agar anak-anak dapat menerima pendidikan di lingkungan sekolah yang baik. Ini membawa harapan bagi mereka.

“Kami mulai menyumbangkan segenggam beras karena Tzu Chi telah membantu kami dan menyemangati kami untuk menolong orang yang membutuhkan. Murid, orang tua murid, dan pihak manajemen kami berniat untuk membantu orang yang membutuhkan dan orang yang kekurangan. Karena itu, hari ini kami menghimpun isi celengan beras di sini. Kami sangat gembira dan Bahagia,” kata Altaf Husain Khan Kepala SD Siddhartha.

“Berkat Tzu Chi, kami baru berkesempatan untuk menyumbangkan isi celengan beras guna menolong sesama,” kata Anushka Goshwami Murid SD Siddhartha.

“Jika belajar dengan tekun, saya bisa menjadi dokter kelak,” kata Bijay Yadav penerima beasiswa Tzu Chi.

“Ayahnya memberi tahu kami bahwa dia sangat gembira karena memiliki jalinan jodoh untuk menolong sesama. Murid ini berkata bahwa dia akan belajar dengan tekun. Karena itu, kami menyemangatinya untuk melangkah menuju arah yang diinginkannya,” kata Zhang Ma-lang relawan Tzu Chi Singapura.


Setiap detik dapat mendukung segala pencapaian. Jangan mengira bahwa tidak melakukan sesuatu yang kecil bukanlah masalah. Jangan meremehkan apa pun. Kita juga jangan berpikir, "Mampukah saya melakukan begitu banyak hal?" Jangan merasa takut.

Saat jalinan jodoh matang, kita harus menggenggamnya untuk bersumbangsih. Yang dibutuhkan hanyalah ketulusan. Asalkan kita membangkitkan Bodhicitta dan melatih diri untuk mencapai kebuddhaan, kita tidak perlu khawatir tidak bisa mencapainya.

Lihatlah Sutra Bunga Teratai. Saat Buddha mulai membabarkan Sutra Bunga Teratai, Bodhisatwa bermunculan dari sepuluh penjuru. Di Tzu Chi, bukankah Bodhisatwa juga bermunculan di berbagai negara? Mereka bukan hanya mendonasikan uang. Di wilayah tempat tinggal mereka, saat ada orang yang menderita, mereka juga dapat segera bergerak untuk membantu.

Saat bencana terjadi, para relawan kita mengajak satu sama lain untuk menghimpun kekuatan. Kita semua harus yakin bahwa diri sendiri tidak memiliki pamrih dan setiap orang memiliki cinta kasih.

Waktu terus berlalu. Menit dan detik terus berlalu. Saya berharap para insan Tzu Chi dan insan mulia di berbagai negara dapat membangkitkan tekad untuk berbuat baik bersama dan melenyapkan penderitaan orang-orang. Terima kasih.   

Membangkitkan tekad murni untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk
Sebutir benih menghasilkan benih tak terhingga
Bekerja sama dengan harmonis serta tekun dan bersemangat melatih diri
Bodhisatwa bermunculan membentuk hutan Bodhi  

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 April 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto, Felicia
Ditayangkan Tanggal 19 April 2023
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -