Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Dunia Membawa Manfaat bagi Dunia

“Banjir terjadi dengan sangat cepat. Usai memasak, banjir sudah mencapai lutut saya dan terus naik hingga setinggi pinggang, “ kata seorang korban banjir di Fujian.

“Dalam waktu setengah jam, rumahnya roboh. Dia berusaha sekuat tenaga untuk berenang keluar, “ jelas seorang relawan Tzu Chi.

Kita bisa melihat bencana yang didatangkan Topan Nepartak di Fujian. Banyak orang yang kehilangan tempat tinggal. Mereka tinggal di tempat penampungan sementara dan sudah berhari-hari mengonsumsi makanan kering. Setelah tiba di sana, insan Tzu Chi segera menyiapkan makanan hangat.

“Sudah berapa hari makan makanan kering?” tanya relawan.

“Sejak rumah kami roboh hingga sekarang, kami selalu makan makanan kering,”jawab seorang korban Topan Nepartak di Fujian.

“Saya gembira sekali. Ada sup yang masih hangat. Ini lezat sekali, “ kata seorang korban lainnya. 

Ada pula orang yang berbaik hati mengantarkan 90 karung beras 10 kilogram.

“Awalnya, saya ingin membagikannya sendiri. Namun, melihat kalian di sini, saya pikir lebih baik menyerahkannya pada kalian. Tidak ada organisasi lain yang lebih bisa dipercaya daripada Tzu Chi, “ kata Bapak Liu. 

Bapak Liu merupakan warga setempat yang berbaik hati dan bersedia untuk bersumbangsih. Cinta kasih harus diinspirasi. Asalkan ada orang yang rela bersumbangsih untuk membawa kehangatan bagi korban bencana, maka orang-orang yang melihatnya juga akan tergerak hatinya dan membangkitkan cinta kasih untuk bersumbangsih bersama.

Seminggu lebih sebelum Topan Nepartak menerjang Fujian, Provinsi Hubei sudah dilanda banjir akibat guyuran hujan deras. Saat memasuki lokasi bencana, insan Tzu Chi melihat warga menyusun meja dan kursi, lalu tidur di atasnya atau tidur di atas lantai. Karena itu, insan Tzu Chi mengantarkan tempat tidur lipat dan selimut. 

Melihat sebagian korban menangis karena sedih, insan Tzu Chi membentangkan tangan untuk merangkul dan menghibur mereka. Ini sungguh penuh kehangatan. Inilah Bodhisatwa dunia. Mereka bukan ilusi, fantasi, atau fatamorgana. Mereka merupakan manusia yang nyata yang bisa membentangkan tangan untuk merangkul para korban bencana dan memberi penghiburan dengan berkata, “Jangan menangis. Masih ada kami yang mendampingimu.”

Lihatlah, para korban bencana benar-benar menemukan sandaran jiwa dan raga. Bodhisatwa dunia seperti ini bukanlah ilusi, melainkan kenyataan. Ajaran Buddha harus dipraktikkan. Kita bukan hanya harus berbagi teori, tetapi juga harus mempraktikkannya dalam keseharian. Orang yang hidup menderita merupakan orang yang ingin dijangkau Bodhisatwa. Tujuan Bodhisatwa datang ke dunia ini adalah untuk membantu dan menghibur mereka serta mengatasi kesulitan mereka. Inilah Bodhisatwa yang nyata.

Sesungguhnya, sebelum Wuhan dilanda banjir, Yancheng juga diterjang topan tornado yang mendatangkan bencana besar. Saat itu, insan Tzu Chi dari Suzhou, Shanghai, dan Kunshan bersama-sama pergi ke Yancheng untuk menyalurkan bantuan bencana. Kemudian, Wuhan dan Fujian juga dilanda bencana. Lihatlah, banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia. Penyaluran bantuan darurat di Taimali, Taiwan telah berakhir kemarin.

“Selama 8 hari dari tanggal 9 hingga 17 Juli, kita telah mengunjungi 9.499 kepala keluarga serta memberi bantuan dan perhatian secara langsung kepada 5.495 kepala keluarga, “ kata relawan Tzu Chi Xu Shi-hua.

“Setelah para relawan yang datang membantu pulang hari ini, kami akan menjalankan fungsi masing-masing seperti semula. Kami masih akan terus melakukan kunjungan kasih bagi para korban bencana, “ kata  Yang Ting-yuan seoarang relawan Tzu Chi.

Setelah melakukan survei dari rumah ke rumah, kita akan memberikan bantuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Mungkin dalam waktu tiga bulan, setengah tahun, atau setahun, sendi kehidupan para korban bencana sudah bisa pulih seperti sediakala. Ini termasuk program bantuan jangka pendek dan menengah. Selama melakukan kunjungan kasih, kita juga mendapati orang yang membutuhkan bantuan jangka panjang. Setiap kali bencana terjadi, dengan mencari tahu kondisi kehidupan warga dari rumah ke rumah, kita akan mendapati lansia atau orang yang berketerbatasan fisik yang membutuhkan bantuan jangka panjang.

Jadi, dalam mengemban misi amal, kita harus terjun ke lokasi secara langsung agar dapat lebih memahami kondisi warga. Kita harus mencari tahu tentang kehidupan mereka secara detail agar bantuan yang kita berikan tidak berlebih ataupun kurang. Kita harus menggunakan donasi setiap orang secara tepat. Untuk orang yang benar-benar membutuhkan, kita tidak bisa tidak memberikan bantuan. Untuk orang yang tidak membutuhkan, kita tidak boleh memboroskan sedikit pun. Inilah prinsip kita dalam memberikan bantuan.

Kita bisa melihat bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan. Karena itu, kita harus menginspirasi lebih banyak orang untuk membangkitkan cinta kasih dan welas asih serta tekun dan bersemangat melatih diri dengan mengembangkan kebijaksanaan mereka. Orang yang mengembangkan welas asih sekaligus kebijaksanaan merupakan Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa dunia bukanlah sebuah nama, melainkan Bodhisatwa yang nyata. Dunia ini membutuhkan Bodhisatwa yang bersumbangsih tanpa membeda-bedakan warna kulit, kewarganegaraan, dan agama.

Dengan kekuatan cinta kasih, kita dapat bersumbangsih bagi sesama manusia di seluruh dunia. Bodhisatwa tidak membeda-bedakan agama karena merupakan makhluk berkesadaran. Orang yang berkesadaran dapat memahami penderitaan di dunia ini secara tuntas dan membangkitkan cinta kasih. Dengan membangkitkan cinta kasih, barulah seseorang bisa menjadi relawan Tzu Chi dan bersumbangsih bagi dunia ini. Setiap kali melihat di berbagai negara, benih-benih relawan bertunas dan bertumbuh menjadi pohon besar untuk menolong orang-orang yang menderita dan bersumbangsih bagi warga setempat, saya sungguh sangat bersyukur.

Saat ini, bagaimana cara kita memperbaiki kondisi iklim yang tidak selaras? Satu-satunya cara adalah setiap orang bersungguh hati membangkitkan cinta kasih yang tulus untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Ini bergantung pada kerelaan kita untuk bersumbangsih secara tulus dengan semangat dan kekuatan Bodhisatwa bagi dunia ini. Jika kita rela, maka akan tercipta berkah bagi dunia sehingga bencana akan lenyap, masyarakat akan harmonis, dan semua orang akan aman dan tenteram. Inilah yang harus kita usahakan.

Memahami penderitaan secara tuntas dengan cinta kasih berkesadaran

Bodhisatwa yang nyata melindungi semua makhluk

Mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan untuk memberikan bantuan

Benih kebajikan bertumbuh membentuk hutan dan membawa manfaat di segala penjuru dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Juli 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Juli 2016
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -