Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Mematahkan Keraguan dan Menumbuhkan Kebijaksanaan

Kondisi dunia sangat kompleks dan kacau. Ini karena orang-orang memandangnya dengan persepsi masing-masing. Ada persepsi pribadi, ada persepsi orang lain. Ada pandangan saya, pandangan kalian, pandangan mereka. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Mengenai satu hal yang sama, orang-orang bisa memiliki pandangan berbeda.

Akibat berbagai perbedaan persepsi antara diri kita dan orang lain, kondisi masyarakat sering kali menjadi kacau. Namun, jika di hati kita ada Dharma, kondisi apa pun tidak menjadi rintangan. Apa pun kondisi yang muncul, kita tetap bisa mengubah sudut pandang kita dan tidak terintangi oleh gejolak tersebut.

“Dengan covid wabah virus ini kita benar-benar bertobat, benar-benar mau menenangkan hati kita dengan kakek guru, punya suara yang begitu lemah, lalu dia punya batuk-batukan. Dunia ini tiada yang saya tidak memaafkan, di dunia ini tiada yang saya tidak memercayai. Jadi saya merasa kalau dengan ketulusan hati walaupun lewat telepon kita beri satu kepercayaan, lalu dengan hati ketulusan kita,” kata Nani relawan Tzu Chi Indonesia.

Buddha telah datang ke dunia demi memberi keteladanan bagi kita. Kita harus meneladan-Nya. Dengan demikian, kita memiliki cara yang lebih baik untuk mematahkan segala keraguan. Kita dapat bertumbuh. Tanpa melewati masalah, kebijaksanaan tak akan bertumbuh.

Kini, di dunia ini, berbagai hal terus terjadi. Hal-hal yang terus terjadi ini terus-menerus kita alami dan membuat kita terus belajar sehingga pengetahuan kita pun terus bertambah. Inilah yang berlaku di masa kini.


“Dengan bergabungnya anak-anak muda, mereka dapat memahami pentingnya konsep 5R. Semoga anak-anak muda ini dapat semakin menyebarkan konsep pelestarian lingkungan,” kata Kalyani relawan Tzu Chi.

“Kita harus memikirkan apakah perbuatan kita berdampak buruk bagi Bumi. Karena itu, kita harus melakukan daur ulang. Kita bisa mengumpulkan barang-barang daur ulang dan tidak membuangnya,” kata Anujanaa Tzu Shao.

“Jika kita membuang barang-barang ini ke alam, maka akan menciptakan karbon dioksida dan mencemari udara,” kata Apurwa Tzu Shao.

Kita harus selalu menggunakan hati dan pikiran kita. Dalam menghadapi segala sesuatu di dunia, hubungan antarmanusia, serta berbagai hal lainnya, kita hendaknya dapat mengaktifkan kebijaksanaan kita dalam mengamati. Dengan kebijaksanaan pengamatan menakjubkan ini, barulah kita dapat memahami berbagai kondisi yang tampak, termasuk berbagai bentuk dan warna, manusia, hal, serta berbagai benda.

Dalam sehari, kita bersentuhan dengan berbagai rupa dan suara. Saat bersentuhan dengan semua itu, kita harus mengerahkan kebijaksanaan pengamatan menakjubkan ini. Kita mengamati dengan hati dan pikiran kita. Dalam satu momen singkat, kita mengumpulkan berbagai informasi, baik suara, rupa, kondisi, maupun yang lainnya, untuk dianalisis sehingga kita dapat membuat keputusan yang benar tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kita membuat keputusan dalam waktu singkat. Dari sini, bisa dilihat bahwa hati dan pikiran manusia memiliki kemampuan yang menakjubkan. Jadi, kita harus menghargainya.


Setiap orang pada hakikatnya memiliki hati dan pikiran yang mampu untuk mengamati dengan bijaksana. Dalam sekejap, manusia dapat menganalisis dan memutuskan banyak hal, memahami benar salah, serta mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Semua ini dapat dianalisis dengan benar dalam waktu singkat. Jadi, kita harus bersungguh hati.

Kini, dalam masa pandemi COVID-19 kali ini, orang-orang masih merasa cemas. Namun, insan Tzu Chi AS memiliki cara untuk mengatasinya. Mereka mendengar nasihat saya sehingga mampu menenangkan hati. Mereka menjaga diri dengan menaati protokol. Mereka tetap keluar untuk menyalurkan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan di garis depan. Mereka terus mengantarkan bantuan kepada institusi keamanan dan kesehatan yang harus senantiasa berada di garis terdepan.

Para relawan terus bersumbangsih dengan segenap hati dan kemampuan. Mereka mengantarkan cinta kasih dan aktif menyosialisasikan pola hidup vegetaris. Mereka selalu mendengarkan nasihat saya dan memahami maksud saya.

Manusia tidak dapat menghalau virus penyakit. Manusia hanya bisa menjaga diri dengan maksimal. Kini para relawan Tzu Chi tengah berusaha agar orang-orang dapat menjaga diri masing-masing. 

Para relawan telah mengantarkan barang kebutuhan penanganan wabah bagi lebih dari seribu institusi kesehatan. Mereka sangat bersungguh hati demi memastikan keselamatan orang-orang di garis depan agar orang-orang ini dapat melindungi warga masyarakat.


Persediaan alat pelindung diri harus cukup. Jika para tenaga medis selamat, barulah kita bisa meredam penyebaran wabah. Dengan demikian, barulah warga masyarakat bisa selamat. Jadi, di Amerika Serikat, insan Tzu Chi berani memikul tanggung jawab untuk mengantarkan kebutuhan penanganan wabah kepada berbagai institusi yang paling membutuhkan. Mereka sudah mengantarkan bantuan kepala lebih dari seribu institusi. Di saat yang sama, mereka juga menyosialisasikan pola hidup vegetaris.

“Harapan utama dari gerakan "Ribuan Orang Bervegetaris Menyelamatkan Bumi" ini ialah saat kita memberi bantuan APD, orang-orang di institusi tersebut juga dapat mencoba untuk bervegetaris. Setelah mencoba dan suka, mereka dapat menjadi vegetarian,” kata Ge Ji She Kepala Badan Misi Kesehatan Tzu Chi AS.

Para relawan membagi tugas dengan baik sehingga setiap orang memiliki tugas dan dapat bersumbangsih. Inilah Bodhisatwa dunia.

Inilah saatnya bagi kita untuk mengembangkan kebijaksanaan pengamatan menakjubkan Bodhisatwa.

Para relawan sungguh harus mengubah berbagai kerisauan. Melihat berbagai kondisi di dunia, mereka harus berusaha untuk mentransformasi batin dan tetap bersumbangsih. Inilah Bodhisatwa di dunia. Saat ada penderitaan di dunia, Bodhisatwa harus segera terjun ke tengah masyarakat.

Berbagai perbedaan persepsi menampakkan kekacauan
Bijaksana dalam mengamati berlandaskan Dharma di hati
Mematahkan keraguan, menumbuhkan kebijaksanaan, dan mentransformasi kerisauan
Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa di dunia tanpa terintangi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 05 Juni 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 07 Juli 2020
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -