Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Menyebarkan Cinta Kasih di Dunia
“Tadi relawan Tzu Chi menjelaskan bahwa selimut ini terbuat dari botol plastik. Selimut ini terasa sangat lembut. Kebetulan suhu udara juga menurun belakangan ini. Jadi, semua orang dapat memakai selimutnya. Terima kasih atas barang bantuan dari Tzu Chi,” kata Pich Keo Mony, Bupati Distrik Mean Chey.
“Terima kasih, Tzu Chi. Kalian sangat memiliki cinta kasih karena telah memberi kami begitu banyak barang,” ucap A-mei, Warga.
“Kalian datang dari tempat yang begitu jauh untuk membagikan barang kebutuhan sehari-hari. Saya sangat berterima kasih atas kedatangan kalian hari ini. Bantuan kalian merupakan pahala tak terbatas,” ungkap Chen Guo-hua, Ketua Parlemen Santikhiri.
“Terima kasih atas bantuan barang yang relawan Tzu Chi berikan. Rasa terima kasih ini tak dapat dideskripsikan dengan kata-kata. Tuhan akan memberkati semuanya,” kata warga lainnya.
“Saya tahu bahwa barang-barang ini adalah sumbangan dari orang yang berhati bajik. Saya berterima kasih kepada Tzu Chi karena bisa datang ke sini untuk membagikan barang-barang ini. Saya sangat berterima kasih kepada Tzu Chi. Di masa depan, kami juga akan terus meneruskan cinta kasih ini,” ucap yang lainnya.
Saya sangat berterima kasih dan juga sangat tersentuh. Berbuat demi ajaran Buddha dan semua makhluk merupakan hal yang telah saya lakukan selama lebih dari setengah abad. Tahun ini Tzu Chi telah memasuki tahun ke-53. Namun, saya masih merasa banyak hal belum saya selesaikan. Yang paling saya khawatirkan adalah kesejahteraan semua makhluk di dunia.
Di masa depan, perubahan iklim akan menjadi sangat ekstrem. Ini membuat saya sangat khawatir. Orang yang terkena dampak bencana dan orang yang menderita semakin lama semakin banyak. Bencana alam kerap terjadi. Saya merasa bahwa insan Tzu Chi di seluruh dunia terus bertambah di berbagai negara. Banyak orang yang bergabung untuk menjadi Bodhisatwa dunia.
Pada zaman seperti ini, kita semua harus bersama-sama membangun Jalan Bodhisatwa. Tanpa kekuatan dari semua orang, kita tak dapat mencapai hal apa pun.
Bodhisatwa sekalian, saya sangat berterima kasih. Namun, kita jangan berhenti karena waktu tak akan berhenti. Jadi, kita juga tak boleh berhenti untuk tekun dan bersemangat. Kita harus mempraktikkan Dharma yang telah kita dengar dan menyebarkannya kepada orang lain. Setelah mendengar Dharma, kita harus menyerapnya ke dalam hati dan mengingatnya di dalam hati.
Di dalam Sutra, salah satu ajaran yang paling mendasar ialah 37 Faktor Pencerahan. Empat Landasan Perenungan, Empat Usaha Benar, dan Empat Landasan Kekuatan Batin telah kalian hafal dengan sungguh-sungguh dan praktikkan. Kalian telah menampilkannya pada 3 sesi dalam 2 hari. Penampilan Bodhisatwa daur ulang juga sangat rapi, sungguh patut saya puji.
Sebenarnya bagaimana kalian semua berlatih? Bahkan, para Bodhisatwa daur ulang juga menampilkannya dengan begitu rapi. Saat duduk menonton penampilan kalian, saya sangat memuji kalian. Semua orang memiliki satu tekad. Jika kalian tak mengingat isi liriknya, gerakan kalian tak mungkin serempak. Dibutuhkan konsentrasi agar tubuh, ucapan, dan pikiran bisa sejalan.
Setiap gerakan tangan menyiratkan sepatah kata atau kalimat di dalam Sutra. Ini karena semua orang telah menyerap Dharma ke dalam hati. Selama latihan, semua orang menghafal liriknya dengan sungguh-sungguh. Setelah penampilan, apakah kalian masih mengingatnya? Kekurangan orang awam ialah mudah lupa. Mengapa kalian berlatih seperti itu? Karena ingin membuat saya gembira. Saat berlatih, seharusnya kalian semua merasa sukacita, apakah benar? (Ya) Jika kalian menyerap Dharma ke dalam hati, kebahagiaan Dharma akan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kalian.
Kalian berlatih dengan sungguh-sungguh karena ingin membuat saya gembira. Saya memang gembira. Melihat kalian menyerap Dharma ke dalam hati, saya turut bersukacita. Rasa sukacita ini juga merupakan sukacita dalam Dharma. Ini sungguh merupakan pahala. Saya sungguh sangat tersentuh. Hanya saja, kalian semua jangan melupakan tekad awal kita.
Bodhisatwa sekalian, saya pernah memberi tahu semua orang, "Kalian tak akan menyesal menjalankan Tzu Chi." Kita telah menghabiskan waktu 40 tahun untuk menyelesaikan sarana bagi Empat Misi Tzu Chi. Selanjutnya, saya pun mulai berbuat demi ajaran Buddha. Selama 40 tahun saya selalu berbuat demi semua makhluk dan berinteraksi dengan banyak orang. Saya membentangkan jalan agar semua orang dapat berjalan di Jalan Bodhisatwa.
Setelah 40 tahun lebih, saya juga mulai bersiap-siap untuk membabarkan Sutra. Inilah yang saya lakukan sejauh ini. Sekarang saya bertekad untuk membabarkan seluruh isi Sutra Bunga Teratai. Satu hal yang saya khawatirkan ialah apakah saya bisa menyelesaikan pembabaran Sutra ini. Namun, saya akan berusaha segenap hati dan raga. Saya akan bersungguh hati untuk membabarkan setiap bab. Pada setiap akhir bab, saya akan memberikan ringkasan.
Singkat kata, semua orang akan meninggal suatu hari nanti, tetapi Dharma akan selalu ada di dunia. Dibutuhkan media massa kita untuk membuat ceramah saya menjadi tayangan program agar Dharma bisa ada di dunia selamanya.
Bodhisatwa sekalian, kalian harus mengingat tekad awal kalian. Tekad awal itu harus kalian ingat kembali. Kembalilah pada semangat Tzu Chi. Tzu Chi adalah semangat yang hidup. Jiwa kebijaksanaannya abadi selamanya. Jadi, ia membantu menumbuhkan jiwa kebijaksanaan semua orang. Panggil kembali jiwa Tzu Chi kalian dan kembalilah menginspirasi para donatur seperti yang dilakukan anggota komite kita di masa lalu.
Kalian harus mendampingi mereka agar semua orang menjadi Bodhisatwa dunia dan setiap keluarga dipenuhi berkah. Saya berharap semua orang dapat berinteraksi dengan sesama dengan cinta kasih berkesadaran.
Arti Bodhisatwa ialah makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Setelah tersadarkan, kita disebut makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Kita menyadari kebenaran ajaran Buddha. Berhubung masih berada di dunia, kita harus memiliki cinta kasih.
“Kalian datang dengan membawa banyak relawan yang berasal dari negara yang berbeda-beda. Semua orang sangat gembira. Lihatlah senyuman di wajah semua orang. Saya dengan sungguh-sungguh berkata saya bangga terhadap kalian,” ucap penerima bantuan di Kamp pengungsi Obrenovac, Serbia, 10/01/2019.
“Di masa-masa yang paling sulit, mereka sangat membutuhkan dukungan dari kita. Dari sorot mata mereka, saya melihat mereka gembira atas apa yang kita berikan,” Zhang Rong-fu, relawan Tzu Chi Singapura.
“Pakaian musim dingin yang telah kalian terima tadi pagi, dananya berasal dari uang yang dikumpulkan sedikit demi sedikit di celengan bambu oleh banyak orang. Kita harus berterima kasih kepada orang-orang yang bersumbangsih dengan cinta kasih ini. Meski kalian tak pernah bertemu dengan mereka dan hanya melihat kami di sini, tetapi sebenarnya di balik semua ini, ada ribuan bahkan puluhan ribu orang yang peduli pada kalian,” ucap Zhang Rong-fu, di hadapan para penerima bantuan.
Orang awam mudah melupakan sesuatu
Mempertahankan tekad awal dengan tekun dan bersemangat
Membimbing secara luas orang yang berjodoh untuk menjadi Bodhisatwa
Memupuk berkah di dunia dengan cinta kasih berkesadaran
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Januari 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 16 Januari 2019
Editor: Metta Wulandari