Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Muncul di Tengah Penderitaan

Bodhisatwa muncul karena adanya penderitaan. Penyebab Bodhisatwa datang ke dunia ialah semua makhluk yang menderita.

Kemarin saya mengadakan sambungan telekonferensi dengan relawan Tzu Chi Thailand. Kita mendengar bahwa dalam masa wabah kali ini, pembatasan mobilitas terus diperpanjang di Thailand. Pembatasan ini masih sangat ketat. Sebagian orang serta berbagai bidang usaha belum dapat beraktivitas dengan normal. Jadi, orang-orang yang mengalami kesulitan hidup merasakan tekanan yang semakin besar. Kehidupan mereka menjadi bermasalah.

Relawan Tzu Chi mulai membagikan bantuan. Mereka menyiapkan lebih dari 30 ribu paket yang dibagikan dalam tiga tahap. Ini karena para relawan melihat warga yang menderita sangat risau dan sulit melewati hari-hari. Setelah makan hari ini, mereka tidak tahu apa yang dapat dimakan besok.

Relawan Tzu Chi segera membagikan bantuan. Satu paket bantuan berbobot 17 kilogram. Di dalamnya terdapat beras, gula, minyak, garam, dan sebagainya. Berat setiap paket adalah 17 kilogram. Saat menerimanya, orang-orang sangat gembira. Wajah yang penuh penderitaan pun berubah. Setelah menerima bantuan, mereka tersenyum. Demikianlah Bodhisatwa dunia.

Bodhisatwa muncul karena ada makhluk yang menderita. Saat ada makhluk yang menderita, Bodhisatwa segera muncul.

 

Bantuan Tzu Chi dapat menyelesaikan masalah makanan warga selama satu bulan. Kabarnya, masih ada dua tahap lagi. Bantuan ini minimal diberikan untuk tiga bulan. Tiga bulan sama dengan hampir seratus hari. Para warga dapat merasa tenang selama tiga bulan. Inilah cara kita membantu yang dalam kesulitan.

Lewat telekonferensi, saya mendengar para relawan berbagi dan menyampaikan rencana mereka. Mereka akan menyalurkan bantuan secara bertahap di wilayah utara, tengah, dan barat Thailand. Saya sangat tersentuh dan merasa gembira. Saya merasa insan Tzu Chi amat penuh cinta kasih. Saat ada makhluk yang menderita, para Bodhisatwa ini langsung muncul untuk membagikan barang kebutuhan yang cukup.

Cinta kasih insan Tzu Chi sungguh berlimpah; bukan hanya menyelesaikan kesulitan bulan ini, tetapi juga membuat warga merasa tenang untuk tiga bulan ke depan. Inilah Bodhisatwa.

Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Orang-orang yang menerima bantuan pun sangat gembira dan bersyukur. Melihatnya, saya juga sangat gembira. Saya gembira karena insan Tzu Chi memiliki niat baik. Saya turut bergembira untuk para warga di sana karena mereka telah menerima bantuan yang berisi beras, minyak, garam, dan gula. Semua ini tentu sangat berarti bagi mereka. Jadi, semua orang sangat gembira. Kemarin kita telah melihat dan mendengarnya. Semua orang sangat gembira.


Pada siang harinya, saya mendengar laporan dari relawan Tzu Chi di Taiwan Tengah, Utara, dan Selatan.

Relawan Tzu Chi Taipei mendampingi seorang anak muda dari Myanmar. Tubuhnya menderita skoliosis yang sangat parah. Mulanya dia tetap gigih bekerja, tetapi kemudian tubuhnya tak lagi memungkinkan. Lurah daerah tempat tinggalnya memperkenalkannya kepada Tzu Chi dan relawan mulai mendampinginya.

Para relawan mendampinginya untuk pergi ke RS. Rumah sakit kita juga segera memeriksanya. Namun, tindakan operasi sangat berisiko. Dia ikhlas menerima kondisinya tanpa mengeluh. Insan Tzu Chi terus mendampinginya layaknya keluarga sendiri.

Gadis muda ini bukan hanya tak perlu dibantu Tzu Chi dari sisi materi, melainkan juga ikut menjalankan kegiatan Tzu Chi, seperti kegiatan survei, kegiatan komunitas, pelestarian lingkungan, dan kunjungan pasien. Dia menjadi relawan misi kesehatan dan sangat gembira.

Lurah setempat pun sangat memuji Tzu Chi. Setiap kali berbicara tentang Tzu Chi, lurah ini merasa terharu hingga ingin meneteskan air mata karena beliaulah yang mengenalkan kasus ini. Sungguh banyak hal yang mengharukan. Masih ada kehangatan di dunia ini.


Ada pula kisah kakak beradik penerima beasiswa yang terus relawan Tzu Chi dampingi hingga kini. Kini yang satu telah menjadi seorang dokter dan yang satu lagi telah menjadi mahasiswa ilmu pengobatan Tiongkok. Para relawan terus mendampingi mereka bagaikan keluarga atau orang tua mereka sendiri. Sekelompok orang tua ini sangat menyayangi mereka. Mereka merasa sangat bahagia dan beruntung.

Kasih sayang dalam kehidupan ini belum tentu hanya datang dari keluarga saja. Orang yang bukan keluarga kita juga dapat memedulikan kita bagai keluarga. Inilah Bodhisatwa.

Bodhisatwa berusaha melenyapkan penderitaan. Saat penderitaan berhasil dilenyapkan dan para makhluk terbebas dari penderitaan itu, para Bodhisatwa tetap terus mendampingi dengan rasa persahabatan dan kasih sayang. Para Bodhisatwa mendampingi mereka bagai teman atau anak cucu sendiri. Ini juga sangat luar biasa. Jadi, kita harus tahu bahwa tidaklah sulit untuk menjadi Bodhisatwa. Ini sangatlah sederhana.

Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa adalah suatu hal yang biasa dan dapat kita lakukan. Di dunia ini, seperti namanya, para Bodhisatwa ini selalu merespons saat ada kebutuhan. Dengan demikian, kita menjadi Bodhisatwa hidup. Jadi, kita semua harus saling menghormati dan mengasihi. Inilah yang harus dijalankan oleh insan Tzu Chi.

Bodhisatwa dunia muncul karena ada penderitaan
Mengentaskan kemiskinan dan membawa kebahagiaan
Senantiasa mendampingi bagaikan keluarga
Mengubah kehidupan dengan cinta kasih yang berlimpah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Mei 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 01 Juni 2020
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -