Ceramah Master Cheng Yen: Bodhisatwa Saling Mendampingi untuk Menjalankan Ikrar


Bodhisatwa sekalian, semoga kalian aman dan tenteram. Di antara para relawan daur ulang ini, juga terdapat banyak komisaris kehormatan. Setiap orang mengerahkan cinta kasih tanpa batas. Kalian bukan hanya mengasihi sesama manusia, tetapi juga mengasihi Bumi. Sungguh, saat Bumi aman dan tenteram, manusia juga akan aman dan tenteram.

Jika mengikuti ceramah saya setiap hari, kalian pasti tahu bahwa kini di seluruh dunia terjadi banyak bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Iklim menjadi tidak bersahabat serta kerap terjadi topan, banjir, kebakaran hutan, dan gempa bumi. Empat unsur telah tidak selaras. Tahun ini, kita terus memperhatikan dan menyalurkan bantuan ke berbagai negara yang dilanda bencana. Selimut adalah barang bantuan yang sering diberikan.

Bodhisatwa sekalian, selimut ini berasal dari botol plastik. Ada banyak Bodhisatwa daur ulang yang melindungi Bumi dengan cinta kasih. Banyak pula komisaris kehormatan yang turut mendukung pelestarian lingkungan dengan mengumpulkan barang daur ulang. Saya sering melihat para relawan kita melatih diri di depo daur ulang kita. Saya juga melihat orang yang kaya dan sukses dalam kariernya dapat merendahkan hati untuk melakukan daur ulang.

Mereka juga duduk di depo daur ulang untuk mengambil botol demi botol, perlahan-lahan memutar tutupnya hingga lepas, dan mengumpulkannya dalam satu keranjang. Cincin yang ada pada leher botol juga mereka gunting satu per satu untuk dipisahkan. Setelah itu, botol-botol baru dipilah sesuai warnanya. Relawan kita merapikan dan membersihkan barang daur ulang, baru menjualnya.


Kita juga mengumpulkan kawat. Saat ada orang yang merenovasi rumah, kabel lama akan dibongkar. Kabel-kabel itu sering kali kusut. Para relawan kita perlahan-lahan menariknya hingga lurus, memotong bagian luarnya yang biasanya terbuat dari plastik atau karet, lalu perlahan-lahan menarik kawat di dalamnya. Inilah yang disebut memilah. Para relawan kita melakukan pemilahan dengan saksama.

Di antara insan Tzu Chi yang kembali ke Taiwan kali ini, ada banyak relawan luar negeri yang belum pernah mengunjungi depo daur ulang kita. Karena itu, insan Tzu Chi mendampingi mereka ke sana untuk melihat bagaimana kita melakukan daur ulang.

“Yang mereka lakukan adalah hal yang baik yang hendaknya dijadikan teladan bagi seluruh dunia. Jika tidak melakukan sesuatu untuk membuat dunia ini lebih baik, berarti kita hanya memakan tempat di dunia ini. Saya tidak ingin menjadi orang seperti itu,” kata Hanna relawan Ukraina.

“Saya merasa bahwa mereka bukan hanya menghormati manusia. Kita harus menyelamatkan dan memedulikan planet kita,” kata Anastasiia relawan Ukraina.

Menyaksikan secara langsung kegiatan daur ulang kita, mereka merasa sangat takjub. Kali ini, mereka mengunjungi wilayah Kaohsiung dan berbagi pengalaman di sana dengan penuh sukacita. Dalam kunjungan ke Kaohsiung kali ini, saya melihat para komisaris kehormatan, relawan daur ulang, dan relawan Tzu Chi.


Beberapa hari ini, saya merasa sangat damai dan bahagia. Saya mendengar orang-orang berbagi pengalaman mereka. Sungguh, setiap orang memiliki kitab sejarah sendiri. Dalam perjalanan saya kali ini, saya terus memberi tahu orang-orang untuk ingat bahwa setiap orang memiliki kitab sejarah yang sangat berharga. Kalian sungguh membuat saya terharu dan sangat ingin mendengar kalian berbagi kitab sejarah kehidupan kalian yang sangat menarik. Akan tetapi, waktu tidak mengizinkan. Waktu saya di sini terbatas.

Bodhisatwa sekalian, di ladang pelatihan mana pun kalian berada, baik kantor, depo daur ulang, maupun Aula Jing Si, saya berharap kalian semua dapat terus berbagi pengalaman dengan penuh sukacita. Saya sangat berharap kehidupan kalian dapat penuh makna dan nilai.

Lihatlah relawan daur ulang kita yang berbagi tentang masa lalu mereka. Mereka melakukan daur ulang hingga tangan mereka kasar. Ada pula seorang relawan yang bekerja dari kecil hingga lansia. Kini, dia melakukan daur ulang. Dia memanfaatkan waktu dengan baik. Dia berkata bahwa dia sangat bahagia.


Kehidupannya sangat berwarna dan bahagia. Sungguh, tangannya merupakan bukti terbaik yang menunjukkan dedikasinya dari muda hingga lansia. Tangannya merupakan bukti terbaik. Saya menggandeng tangannya dan berkata, "Tanganmu sangat berharga. Kapalan di tanganmu bagaikan sarira. Anda patut menjadi teladan dan hendaknya berbagi pengalaman dengan orang-orang. Anda hendaknya sering menunjukkan tanganmu kepada orang-orang. Dibandingkan denganmu, kedua tangan saya ini tidaklah berguna. Saya hanya bisa memegang mangkuk dan sumpit, sedangkan kedua tanganmu dapat melakukan segalanya. Sungguh, saya merasa sangat malu."

Berhubung tangan saya tidak bisa melakukan apa-apa, maka saya harus memberikan ceramah meski harus menguras energi saya. Saya akan memanfaatkan kehidupan dan mengerahkan seluruh energi saya untuk memberikan ceramah hingga napas terakhir. Di lantai atas, juga ada relawan yang berkata, "Master hendak memberikan ceramah hingga napas terakhir. Kami juga berikrar untuk bersumbangsih hingga napas terakhir." Sungguh, inilah orang yang paling dipenuhi berkah. Ini menunjukkan bahwa kita bisa datang dan pergi dengan damai.

Kini, mari kita membentangkan Jalan Bodhisatwa yang lapang untuk masa depan. Kita telah menapaki Jalan Bodhisatwa sekarang. Mari kita mendampingi satu sama lain dari kehidupan ke kehidupan untuk menapaki Jalan Bodhisatwa demi membawa manfaat bagi umat manusia.     

Melakukan daur ulang demi menyelamatkan Bumi
Melakukan hal yang bermakna dengan tangan yang terampil
Bersukacita mendengar pengalaman orang lain dan memuji satu sama lain
Bodhisatwa saling mendampingi untuk menjalankan ikrar  

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Oktober 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 30 Oktober 2022
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -