Ceramah Master Cheng Yen: Budaya Humanis dalam Misi Kesehatan
Kita melihat para relawan Tzu Chi dari luar negeri kembali ke Taiwan untuk dilantik. Rangkaian acara diadakan di Hualien sampai Taichung. Meski memiliki bahasa yang berbeda-beda dan warna kulit yang berbeda-beda pula, tetapi mereka sama-sama memiliki semangat Tzu Chi. Mereka menjalankan filosofi Tzu Chi secara nyata dengan kesepahaman, kesepakatan, dan langkah bersama. Mereka semua mengungkapkan bahwa mereka akan menggenggam setiap waktu yang ada. Semangat mereka sama dengan kita di Taiwan.
Para relawan dari berbagai negara juga berikrar. Ini sangat mengharukan. Setelah rangkaian pelantikan relawan luar negeri, selanjutnya kita dapat melihat para tenaga medis kita yang melindungi kehidupan dengan penuh ketulusan yang membawa keindahan.
Di RS Tzu Chi Taipei, kita mendengar laporan dari tim medis. Setiap departemen
memberikan laporan. Prof. Chang Yen melaporkan tentang operasi jantung yang dilakukan dengan metode da Vinci. Operasi pada
jantung dan pembuluh darah ini membutuhkan
ketelitian yang tinggi dan keterampilan
yang baik. Kita juga melihat dr. Wu Chao-chuan yang menggunakan metode da Vinci ini dalam menjalankan
operasi hati. Untuk menjalankan operasi ini, dibutuhkan kerja sama dari banyak orang
di ruang operasi. Singkat kata, setiap departemen di rumah sakit harus bekerja sama dengan saksama berlandaskan cinta
kasih dan ketulusan untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Para tenaga medis di rumah sakit kita amat bersungguh hati dalam mengerahkan kekuatan cinta kasih dan semangat yang dalam demi melayani pasien. Ditambah lagi, peralatan yang ada amat memadai. Inilah yang dilaporkan oleh setiap departemen. Yang paling berharga tentu adalah kebahagiaan para tenaga medis dalam bekerja. Dengan adanya keharmonisan antarmanusia, maka sesibuk apa pun mereka setiap hari, mereka akan tetap merasa sukacita.
Kita juga melihat para Tzu Ching kita juga bekerja di rumah sakit kita. Waktu dapat mendukung segala pencapaian. Lebih dari 20 tahun ini, Tzu Ching terus melangkah. Melihat para anak muda ini tumbuh dewasa, mengemban tanggung jawab, dan memikul "bakul beras" bagi dunia, saya teringat ikrar yang pernah mereka buat tetap teguh dan tidak pernah berubah. Ini sungguh mengharukan.
RS Tzu Chi Taichung juga menyampaikan laporan. Setiap departemen, baik dari divisi pengobatan Barat maupun Tiongkok, semuanya bekerja sama dengan saksama. Kita juga
mendengar laporan tentang rumah perawatan yang melindungi
kehidupan dan cinta kasih. Tujuan rumah
perawatan ini bukan semata-mata menjaga warga
lansia yang sakit. Bukan. Lebih dari lima puluh persen lansia di sana yang tadinya hanya terbaring di tempat tidur kini dapat berdiri
kembali dan pulang ke rumah. Ada lebih dari 50
persen kasus seperti ini. Jadi, rumah
perawatan mendapat medali perunggu Standar Kualitas
Nasional. Ini tidak mudah. Ini satu-satunya
di seluruh negeri. Dari sini bisa dilihat kualitas pelayanan mereka tentu begitu baik.
RS Tzu Chi Taichung memiliki banyak kisah yang mengharukan. Intinya, semua itu tidak habis diceritakan. Bukan hanya keterampilan para tenaga medis yang membuat kita merasa tenang, melainkan yang paling membahagiakan adalah budaya humanis. Dengan keterampilan atau teknik yang baik ditambah cinta kasih dan keharmonisan tim, barulah mampu mengembangkan potensi medis yang paling indah.
Kita juga melihat Pemberkahan Akhir Tahun di RS Tzu Chi Dalin dipimpin oleh Kepala RS Lai beserta para wakilnya. Lihatlah, mereka sungguh berenergi dan penuh kekuatan. Mereka juga berikrar. Ini sungguh membawa kehangatan. Batin semua orang mengarah pada arah yang sama, yaitu menjadi batu karang pelindung kehidupan.
Kita melihat seorang pasien muda yang harus menyeberangi laut dari Penghu untuk berobat. Wakil Kepala RS Jian memiliki hubungan baik dengannya. Selama hampir setengah tahun ini, beliau selalu merawat pasien ini, mulai saat masih tidak bisa berdiri tegak hingga kini dapat berdiri tegak. Kini dia dapat menegakkan kepala dan melihat pemandangan, tidak lagi menundukkan kepala. Kini kepalanya sudah bisa ditegakkan.
Setelah menjalani beberapa kali operasi, dia kini dapat pulih kembali. Lalu, dr. Jian sendiri yang mengantarnya kembali ke Penghu. Beliau ingin memahami kondisi tempat tinggalnya. Kali ini pasien muda tersebut secara khusus datang untuk memberi kesaksian tentang kondisinya kini. Kehidupan sungguh luar biasa. Namun, yang terpenting adalah kasih sayang.
Jalinan kasih sayang ini sangatlah kental. Kita melihat dokter dan pasien berdiri berdampingan dan bergandengan tangan. Percakapan mereka sungguh penuh rasa humor. Dokter yang humoris juga dapat membawa keceriaan bagi pasien. Kita juga melihat bagaimana para tenaga medis dari 7 departemen merawat Bapak Luo. Prosesnya sangat rumit.
Bapak Luo terinfeksi bakteri yang merugikan sebanyak beberapa kali. Bakteri ini sangatlah berbahaya. Di rumah sakit kita, 7 departemen bekerja sama untuk menanganinya. Saat Bapak Luo berbagi cerita hari itu, dia juga bertekad untuk bersumbangsih di Tzu Chi bersama istrinya. Kisah para tenaga medis yang melindungi kehidupan, kesehatan, dan cinta kasih ini sangat mengharukan.
Dalam perjalanan saya kali ini, saya melihat badan misi kesehatan kita telah membuat saya merasa tenang. Badan misi kesehatan selalu menjadi perhatian saya karena ia berhubungan dengan nyawa. Kita juga melihat di masyarakat kita begitu banyak orang menderita penyakit. Namun, seiring perkembangan zaman, sains, dan teknologi juga semakin maju dan dapat mengembangkan berbagai cara untuk mencegah atau meringankan penyakit. Ini juga merupakan harapan.
Mengidap penyakit sangatlah menderita. Agar dapat bekerja sama dengan harmonis, praktisi medis dari bagian perawatan, penelitian, dan pendidikan harus memiliki cinta kasih yang tulus. Para staf di rumah sakit kita telah mewujudkannya. Karena itu, saya dapat merasa tenang. Inilah keindahan dari pewarisan cinta kasih di dunia. Kita sungguh telah melihat kebenaran, kebajikan, dan keindahan.
Para tenaga medis bekerja sama dengan harmonis
Merawat pasien dengan keterampilan dan cinta kasih
Badan misi kesehatan Tzu Chi mengandung semangat budaya humanis
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Desember 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20 Desember 2017
Editor: Metta Wulandari