Ceramah Master Cheng Yen: Budaya Humanis dalam Pengembangan Teknik dan Moral


“Setiap minggu, kami mengadakan kelas budaya humanis yang sangat menarik bagi anak-anak. Ada pula kelas untuk para orang tua. Namun, ini tidaklah cukup. Karena itu, kami mengadakan berbagai kegiatan yang berfokus pada pengembangan moral, intelektual, fisik, dan sosial yang dapat diikuti oleh anak-anak dan orang tua mereka. Kami juga mengajak para orang tua untuk mengikuti karyawisata,”
kata Lü Fu-yao relawan Tzu Chi.

“Tentu saja, kita mengadakan semua kegiatan ini dengan harapan dapat menggalang Bodhisatwa dunia. Jika mereka tidak bisa menjadi anggota komite Tzu Chi, kita berharap mereka bisa menjadi donatur Tzu Chi. Keduanya berbeda. Namun, jika tidak bisa bersumbangsih bersama, kami tetap dapat berbuat baik Bersama,” pungkas Lü Fu-yao.

“Selama 30 tahun ini, ada hampir 300 orang yang dilantik menjadi anggota Tzu Cheng atau komite karena Asosiasi Bola Basket Tzu Chi,” kata Zheng Fen-hui relawan Tzu Chi.

Saya sangat sukacita dan bersyukur. Asosiasi Bola Basket Tzu Chi sungguh telah membawa kebahagiaan bagi banyak keluarga dan mendekatkan para orang tua dan anak-anak. Bagi anak muda zaman sekarang, berbicara dari hati ke hati dengan orang tua mungkin sangat sulit. Anak muda zaman sekarang terus belajar tanpa henti, dari sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, sekolah pascasarjana, hingga dunia kerja. Kehidupan mereka dipenuhi berkah.

Lewat pendidikan dan pengalaman di tengah masyarakat, mereka terus belajar. Mereka terus mempelajari sains dan pengetahuan umum. Di tengah masyarakat sekarang, pendidikan bisa dilakukan di mana pun, tidak harus di sekolah. Anak muda zaman sekarang mencari pengetahuan di tengah masyarakat sehingga waktu yang mereka habiskan untuk berinteraksi dengan keluarga agak sedikit.


Kita memiliki hiburan yang dilandasi kesatuan tekad. Permainan bola basket adalah hiburan untuk melatih tubuh kita. Ini adalah kegiatan yang sangat positif. Waktu terus bergulir. Tanpa asosiasi ini, orang yang lanjut usia mungkin ... Kalian masih muda, sayalah yang telah lanjut usia. Namun, waktu berlalu dengan sangat cepat.

Seiring waktu, kalian akan berusia lanjut suatu hati nanti dan sulit untuk bergerak, seperti saya sekarang. Untuk berjalan cepat saja, saya tidak bisa. Hingga saat itu, kalian akan tahu bahwa usia tua adalah penderitaan. Kini, saya selalu ingat bahwa saya telah lanjut usia dan harus menggenggam setiap menit dan detik. Namun, orang-orang pada umumnya berpikir, "Saya sudah lanjut usia dan seharusnya beristirahat."

Belakangan ini, saya terus berkata bahwa kita justru tidak boleh beristirahat karena telah lanjut usia. Jika beristirahat dan tidak beraktivitas, fungsi tubuh kita malah akan menurun. Jika kita tidak suka berbicara dan berinteraksi dengan orang lain, otak kita akan terus berada dalam kondisi istirahat. Lama-kelamaan, ia akan tertidur. Jika ingin sel otak aktif kembali, dibutuhkan beberapa waktu. Karena itu, saya ingin memotivasi Bodhisatwa sekalian.

Pada usia kalian di era sekarang, kalian memiliki keluarga dan lingkungan hidup yang sangat baik. Saya ingin memotivasi kalian untuk lebih aktif di tengah masyarakat. Kalian memiliki kelebihan dalam waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia. Jadi, mari kita menggenggam waktu yang ada.


“Yang paling berkesan bagi saya ialah pascagempa 921, di bawah pimpinan Kakek Li, Asosiasi Bola Basket Tzu Chi melakukan banyak penggalangan dana. Kemudian, ada banyak orang tua, relawan, dan murid yang bergabung sehingga asosiasi kita berkembang dari hari ke hari,”
kata Yang Bin relawan Tzu Chi.

“Dalam proses ini, saya berpikir bahwa selain mengajari mereka teknik bermain bola basket, saya juga harus memberikan pendidikan budaya humanis dan mengadakan berbagai kegiatan amal dalam kehidupan sehari-hari mereka,” pungkas Yang Bin.

“Setiap bulan, selalu ada kelas budaya humanis. Kami juga menonton video ceramah Kakek Guru. Dalam video, Kakek Guru berkata bahwa kita harus menjaga pikiran diri sendiri dengan baik, jangan terbuai oleh tabiat buruk, dan lebih bersungguh hati,” kata Lin Yu-juan Anggota Asosiasi Bola Basket Tzu Chi.

“Sejak bulan April tahun ini, kami mencurahkan perhatian ke panti wreda bersama para relawan Tzu Chi. Berhubung tahu bahwa setelah kami pulang, mereka akan kembali menghadapi kamar dan langit-langit yang sudah tidak asing bagi mereka, kami berusaha menggenggam waktu yang terbatas untuk mendampingi mereka agar mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian, ada kami yang mendampingi mereka,” pungkas Lin Yu-juan.

Kalian berpegang teguh pada arah tujuan kalian. Saya ingin kembali mengingatkan kalian untuk menggenggam waktu menjalankan Tzu Chi. Sungguh, Tzu Chi adalah berkah bagi kita semua. Alangkah baiknya jika Tzu Chi dapat senantiasa ada dalam hati dan tindakan setiap orang. Saat bertemu dengan orang-orang dalam aktivitas Tzu Chi, topik tentang Tzu Chi adalah topik yang paling sehat, benar, bajik, dan indah.

Ada banyak keluarga, warga lansia sebatang kara, ataupun orang yang jatuh sakit yang menantikan kedatangan orang-orang untuk menjenguk dan memperhatikan mereka. Kalian semua sungguh dipenuhi berkah. Saat mengunjungi mereka, kalian tidak perlu mengeluarkan uang. Jika kita mendekati dan menjenguk mereka, berkah kita akan menular pada mereka dan mereka akan merasa dipenuhi berkah.

Kalian mendekati mereka dengan membawa energi berkah. Kalian tidak perlu khawatir bahwa berkah kalian akan berkurang karena mendekati mereka. Saya beri tahu, tidak akan demikian. Sebaliknya, jalinan jodoh berkah kalian akan bertambah. Selain berkah kalian tidak berkurang, jalinan jodoh berkah kalian juga akan bertambah. Ini karena kalian mengungkapkan cinta kasih kalian. Jadi, kita harus berolahraga dan tetap sehat. Yang baik hendaknya kita genggam, terlebih kesehatan batin. Intinya, kita harus lebih memperhatikan kondisi masyarakat dan orang-orang yang menderita.


Saya memuji kalian, berbagi ajaran dengan kalian, dan memotivasi kalian. Orang yang bahagia hendaknya lebih banyak menciptakan berkah serta menjangkau dan memperhatikan orang-orang yang menderita. Saat melihat mereka, kalian akan bertindak dengan sendirinya. Mendedikasikan diri tidak harus dengan uang. Jika kalian ingin bersumbangsih dengan uang, juga tidak harus dalam jumlah besar.

Ingatlah bahwa Tzu Chi berawal dari praktik menyisihkan 50 sen ke dalam celengan bambu setiap hari. Kita ingin menolong orang-orang. Kini, Tzu Chi telah menyalurkan bantuan ke seluruh dunia. Saat setetes air kita mengalir ke lautan, berarti di tengah lautan ini terdapat setetes air kita. Ini disebut pahala yang tak terhingga atau pahala yang seluas lautan. Meski sumbangsih kita hanya bagaikan setetes air, tetapi pahalanya tetap seluas lautan. Jadi, saya mendoakan kalian.

Mendengar kalian berolahraga dan memiliki tubuh yang sehat, saya mendoakan kalian. Kalian juga hendaknya seperti saya, mengimbau orang-orang untuk berbuat baik dan mengakumulasi pahala seluas lautan. Saya mendoakan kalian. Terima kasih.

Melatih jiwa dan raga secara bersamaan
Mengembangkan teknik dan moral yang disertai nilai budaya humanis
Menyerukan kebajikan serta membangkitkan kebijaksanaan dan cinta kasih tanpa batas
Memupuk jalinan jodoh berkah dengan tetesan air yang membentuk sungai

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 20 Agustus 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 22 Agustus 2024
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -