Ceramah Master Cheng Yen: Cahaya Kunang-Kunang Membawa Kedamaian
“Saya ingat pada awal pandemi Covid-19 Februari tahun lalu, ada hampir seribu warga di Zhonghe yang harus menjalani karantina di rumah. Kami hendak memberi perhatian kepada mereka setiap hari. Namun, saat itu kami tidak memiliki sumber daya manusia yang cukup. Jadi, saat itu, hal pertama yang terpikir oleh saya ialah Tzu Chi, dengan harapan para relawan Tzu Chi dapat membantu menelepon mereka sebagai wujud perhatian. Sejak tanggal 20 Februari, relawan Tzu Chi terus melakukan panggilan telepon dari pagi hari hingga sore hari, dengan total lima ribu lebih warga yang dikarantina di rumah,” kata Lai Jun-da Kepala Distrik Zhonghe, New Taipei City.
“Relawan Tzu Chi telah melakukan lebih dari dua puluh ribu panggilan telepon dan juga membagikan lima ribu lebih bingkisan kepada warga yang dikarantina di rumah. Untuk membantu kegiatan vaksinasi kali ini, Tzu Chi tidak hanya menyediakan tempat dengan fasilitas yang lengkap, tetapi juga para relawan dan tim medis yang memberikan pelayanan penuh perhatian. Di saat yang sama, Tzu Chi juga membagikan beras kepada mereka. Jadi, hampir lima puluh ribu warga di Zhonghe telah divaksinasi di sana. Saya sungguh sangat bersyukur,” pungkasnya.
Saya sungguh bersyukur kepada semua insan Tzu Chi yang telah bersumbangsih selama pandemi Covid-19 ini. Saya berkata pada diri sendiri dalam hati, "Beruntung ada Tzu Chi." Di tengah masyarakat ini, kapan pun dibutuhkan, insan Tzu Chi selalu siap untuk melakukan apa pun yang bisa dilakukan serta memberikan bantuan. Karena itu, saya sungguh berterima kasih kepada anggota Tzu Cheng dan komite kita. Rasa syukur ini harus saya ungkapkan kepada kalian.
Saya juga sangat bersukacita mendengar bahwa banyak orang tua dan anggota keluarga para relawan turut menjadi relawan Tzu Chi.
“Berkat adanya pendampingan dan bimbingan dari nenek, bibi, dan ibu saya, saya dan adik laki-laki saya dapat bergabung bersama keluarga besar Tzu Chi. Saat saya menyatakan berguru pada Master, Master berkata bahwa melakukan kebajikan adalah tanggung jawab semua orang. Kata-kata ini telah terpatri di hati saya. Dahulu, saya sering melihat keluarga saya menjalankan Tzu Chi dengan sukacita. Karena itu, saya akan bersumbangsih dan melakukan kebajikan lebih banyak, kemudian menjalin jodoh baik dan berbagi kebahagiaan saya pada lebih banyak orang,” kata Zheng Ru-jun Relawan Tzu Chi
“Berhubung saya masih muda, saya berharap kelak dapat berbagi tentang Tzu Chi kepada kalangan muda-mudi agar mereka dapat lebih mengenal Tzu Chi,” kata Zheng Sheng-yuan relawan Tzu Chi.
“Bibi saya adalah seorang anggota komite Tzu Chi dan suaminya merupakan seorang relawan Tzu Chi. Sepupu saya, Li Ren-yao, juga merupakan seorang alumni Tzu Ching. Dia adalah insan Tzu Chi generasi kedua dalam keluarganya. Sejak mengikuti kelas budi pekerti, dia telah menjadi relawan. Kini, dia telah dilantik. Dia terus mendampingi dan membimbing para Tzu Ching. Inilah mengapa saya terinspirasi untuk menerima pelantikan relawan Tzu Chi. Saat kembali ke komunitas, saya menyadari bahwa para relawan senior di sana menyambut baik anak muda seperti saya. Saya berharap dapat terus bersumbangsih dengan antusias. Terima kasih,” kata Lin Yu-xiu relawan Tzu Chi.
Benar, sesungguhnya dengan menjalankan Tzu Chi, kita dapat memahami lebih banyak tentang Tzu Chi. Kita semua memiliki hati dan tekad yang sama. Ada banyak hal yang patut disyukuri. Mari kita terus berusaha keras. Saya sering berkata bahwa asalkan sesuatu itu benar, lakukan saja.
Beberapa hari ini, saya telah menghadiri beberapa sesi acara Pemberkahan Akhir Tahun di sini dan hari ini, di ruang rapat ini, saya juga telah mendengar para relawan berbagi pengalaman. Saya juga sangat bersyukur. Karena itu, saya hendak berkata kepada kalian, "Ini adalah hal yang benar, kalian hendaknya terus aktif dan bersungguh-sungguh. Inilah yang harus kita lakukan."
Ada banyak hal yang patut disyukuri. Sejak awal Tzu Chi mulai dijalankan di Taipei, kita semua telah bertekad.
“Kantor perwakilan kita yang lama disumbangkan oleh Kakak Shao Cai-xia pada tahun 1995. Pada tahun 2000, kebetulan Kakak Lin Zong-ming dan Kakak Lian Li-xiang memiliki sebidang lahan di Jalan Zhongshan yang dapat kita gunakan selama 20 tahun. Karena itu, pada bulan Maret 2002, tepatnya pada hari peresmian tempat itu di tanggal 8 Maret, Master juga hadir secara langsung untuk meninjau kantor perwakilan kita di Yonghe,” kata Lai Qing-an relawan Tzu Chi.
“Selama 20 tahun ini, Kantor Perwakilan Tzu Chi Yonghe telah menjadi ladang pelatihan yang baik para relawan dalam memberi manfaat bagi komunitas dan menggalang Bodhisattva dunia. Ketika kantor perwakilan di Yonghe berdiri pada tahun 2000, jumlah relawan adalah 192 orang. Hingga tahun ini, jumlah relawan telah mencapai 1.132 orang. Jumlah ini sama dengan hampir enam kali jumlah awal. Kami akan terus berusaha,” pungkasnya.
Ketika membahas Lian Li-xiang, dalam benak saya muncul kembali senyumannya. Dia selalu tersenyum. Dia juga membimbing seluruh anggota keluarganya untuk bergabung dengan Tzu Chi agar anak-anaknya lebih memahami mengapa orang tua mereka begitu berdedikasi di Tzu Chi. Dia, Relawan Li, dan relawan lainnya sama-sama bersungguh hati membimbing anggota keluarga mereka. Jadi, sikap berbakti yang sesungguhnya ialah meneruskan kebajikan.
Kebajikan yang dijalankan orang tua harus kita teruskan. Kita harus giat mendedikasikan diri. Inilah kehidupan yang bernilai dan bermanfaat. Jadi, kita harus bertekad mewariskan kebajikan ini. Jika Anda melakukannya dengan baik, anak-anak Anda juga akan berbahagia. Inilah cara kita mewariskannya.
Singkat kata, keluarga yang memupuk kebajikan akan berbahagia. Kebajikan ini harus diwariskan, apa pun agamanya tidak menjadi masalah. Dengan memiliki niat baik dan keyakinan yang tulus, kita tidak akan terhalangi untuk berbuat baik.
Ajaran Buddha adalah sebuah pendidikan. Apa pun keyakinan Anda, Anda harus memiliki hati dan perbuatan yang baik serta memegang teguh prinsip kebenaran. Asalkan bisa demikian, Anda sudah selaras dengan ajaran Buddha. Inilah prinsip kebenaran.
Terima kasih, Tzu Chi dijalankan selangkah demi selangkah dan telah memasuki tahun ke 56. Kini, kita telah memasuki tahun Tzu Chi ke-56. Semoga kita semua dapat selalu meneruskan kekuatan cinta kasih yang tulus dari generasi ke generasi. Inilah harapan terbesar saya.
Banyak hal yang patut disyukuri. Bersyukur adalah sikap hidup insan Tzu Chi, juga merupakan ungkapan yang sering kita ucapkan. Rasa syukur ini muncul secara alami. Jadi, dalam melakukan perbuatan baik, kita melakukannya setiap hari dengan harmonis dan bersatu hati.
Kerja sama yang harmonis ini dapat membawa kedamaian bagi komunitas kita. Jadi, Aula Jing Si di sana juga dapat menjadi tempat belajar warga komunitas. Meski disebut Aula Jing Si, sesungguhnya ia juga merupakan tempat belajar. Berbagai mata pelajaran ada di sana.
Terima kasih kepada semua insan Tzu Chi yang saling mendukung dan menyemangati sehingga tidak membuat saya khawatir. Kalian selalu memberi saya kejutan. Aula Jing Si selalu didekorasi dengan begitu elegan.
Manusia pada hakikatnya bersifat bajik. Insan Tzu Chi bagaikan kunang-kunang yang siap untuk terbang dan memancarkan cahaya. Sungguh, di dunia ini, Tzu Chi benar-benar berperan bagaikan kunang-kunang yang terbang membawa cahaya. Kerlip cahaya yang dibawa insan Tzu Chi ini telah memenuhi seluruh peta dunia.
Di daerah tertentu, Tzu Chi memiliki kelompok yang besar. Wilayah Taiwan tidak luas, tetapi kelompok besar kunang-kunang di sini telah menyinari tempat ini. Tentu, kunang-kunang ini ada di setiap tempat, tetapi di Taiwan, kawanannya lebih besar. Ini menunjukkan bahwa di sini ada banyak orang baik. yang bertekad untuk berbuat kebajikan.
Berbakti dan mewariskan nilai kebajikan keluarga
Tzu Chi menjadi tempat belajar yang menciptakan keharmonisan
Berbuat baik dan memegang teguh prinsip kebenaran
Cahaya kunang-kunang membawa kedamaian
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Desember 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 17 Desember 2021