Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih Agung Tersebar ke Seluruh Dunia


Saya telah melihat semua insan Tzu Chi merayakan Tahun Baru Imlek dengan sangat sukacita. Meskipun harus saling jaga jarak fisik, tetapi saya merasa mereka semua dekat di hati saya. Kita tetap saling mengasihi sebagai saudara se-Dharma. Benar. Kita akan menjadi saudara se-Dharma dari kehidupan ke kehidupan.

Dharma menunjukkan kesatuan hati, tekad, dan ikrar serta ketekunan dan semangat kita dalam melatih diri. Kita berikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dengan cinta kasih berkesadaran, yaitu cinta kasih agung yang murni dan tanpa pamrih. Jalinan kasih sayang ini dapat diperpanjang dan diperluas.

Kemarin, relawan kita dari Yordania dan Turki mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek. Saya melihat sekelompok anak pengungsi di sana yang berhati murni. Tanpa relawan kita, Ji Hui, di Yordania, kita tidak mungkin dapat menyalurkan bantuan kepada para pengungsi di sana dan memberi mereka kehangatan di tengah cuaca yang begitu dingin.

Tanpa relawan kita, Faisal Hu dan David Yu, di Turki, sekelompok pengungsi yang melarikan diri dengan berlumuran darah itu tidak mungkin mendapatkan tempat bernaung yang aman. Berhubung mereka memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi, maka kita bisa menyalurkan bantuan pada mereka.

Insan Tzu Chi di seluruh dunia telah menyatukan kekuatan cinta kasih untuk menolong orang yang membutuhkan. Tanpa relawan setempat, barang bantuan tidak akan sampai di tangan orang yang membutuhkan. Berkat relawan setempat, anak-anak pengungsi dapat mengenakan pakaian yang hangat, makan kenyang, memiliki masa kecil yang bahagia, dan mengenyam pendidikan. Jadi, hanya dengan cinta kasihlah, dunia ini dapat kembali seimbang.


Baik orang yang menderita, kaum lansia yang hidup sebatang kara, maupun yang hidup kekurangan, semuanya membutuhkan kekuatan cinta kasih dari sekelompok orang. Hanya ketika banyak orang menyatukan kekuatan dan cinta kasih, barulah kita dapat menjaga semua orang di dunia ini.

Makin banyak orang yang membutuhkan, makin besar pula kekuatan yang dibutuhkan untuk membantu mereka. Karena itu, saya selalu bersyukur atas cinta kasih relawan kita. Relawan kita mendekati, merangkul, dan menghibur mereka serta memberi mereka pakaian, sup panas, dan barang bantuan lainnya yang mereka butuhkan.

Saya terus mengimbau semua orang untuk membangkitkan cinta kasih agar cinta kasih dapat terbentang makin luas dan jauh. Asalkan setiap orang membangkitkan cinta kasih, itu semua dapat terwujud.

Saya melihat mereka yang telah dibantu Tzu Chi juga terinspirasi untuk membangkitkan cinta kasih mereka dengan menyisihkan uang ke dalam celengan bambu. Di mana pun ada orang yang membutuhkan, mereka akan mendonasikan isi celengan bambu mereka.

Bahkan mereka yang tidak memiliki uang pun hendak bersumbangsih dengan menulis doa di selembar kertas, lalu memasukkannya ke dalam celengan bambu. Hati mereka penuh dengan cinta kasih dan niat untuk bersumbangsih.


Selain memiliki hati yang penuh cinta kasih untuk menolong sesama, mereka juga memahami prinsip kebenaran. Itu sungguh sangat bernilai. Itulah yang saya harapkan. Berhubung mereka semua adalah pengungsi yang melarikan diri, saya berharap mereka tidak menyimpan kebencian di dalam hati mereka.

Mereka telah memahami banyak hal di dunia ini. Ketika orang-orang di masyarakat mereka saling membunuh dengan kejam, di bawah perlindungan ibu, kakak laki-laki, ataupun kakak perempuan, mereka berusaha untuk melarikan diri dari penembakan dan pengeboman. Sepanjang perjalanan melarikan diri, mereka merasakan ketakutan dan menghadapi bahaya. Namun, pada akhirnya mereka bisa terselamatkan.

Lalu, saya berpesan kepada relawan kita untuk menabur benih cinta kasih ke dalam hati mereka agar mereka tidak memendam rasa benci dan dendam di dalam hati mereka. Kita harus membimbing mereka agar mereka tahu bahwa orang-orang di seluruh dunia memiliki cinta kasih.

Kita harus menciptakan kebahagiaan bagi mereka. Jadi, kita membangun Sekolah Menahel di Turki bagi anak-anak pengungsi dari SD hingga SMA. Setelah mereka lulus SMA dan mampu melanjutkan ke perguruan tinggi, kita juga mendukung mereka. Demikianlah kita membuat mereka mengerti bahwa ada begitu banyak orang di seluruh dunia yang mengasihi dan melindungi mereka.


Jalinan kasih sayang yang tak berujung dan cinta kasih yang tak terbatas ini akan selalu diingat oleh mereka dengan tulus di mana pun mereka berada. Berkat kemajuan teknologi saat ini, kita dapat bertemu dengan orang-orang di berbagai belahan dunia secara daring.

Saya bisa mendengar apa yang mereka katakan. Dari tatapan mata dan gerak-gerik mereka, saya juga tahu bahwa mereka mengerti apa yang saya katakan karena ada orang yang menerjemahkan di samping. Itu semua berkat adanya jalinan jodoh. Meski berbicara dengan bahasa yang berbeda, kita tetap dapat saling memahami dengan lima indra kita.

Sungguh, ada begitu banyak kisah yang menyentuh hati. Tanpa insan Tzu Chi di seluruh dunia yang bersatu hati dan bekerja sama dalam keharmonisan, bagaimana mungkin kita bisa memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih?

Dengan memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih, semoga setiap orang dapat bergabung bersama kita untuk menjadi generasi pertama Tzu Chi.  

Pandemi tidak menjadi halangan untuk mempererat kasih sayang di Tahun Baru Imlek
Saudara se-Dharma selalu dekat di hati
Insan Tzu Chi di seluruh dunia menghimpun cinta kasih
Menghapus dendam, menyebarkan kebajikan, dan sama-sama menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 01 Februari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 03 Februari 2022
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -