Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih bagai Mata Air


Belakangan ini, saya melihat penderitaan di dunia setiap hari. Saya juga melihat seorang gadis cilik melindungi adik laki-lakinya. Lihatlah, mata mereka begitu jernih dan cemerlang. Keinginan mereka untuk bertahan hidup sangatlah kuat. Bayangkanlah, di tengah lokasi gempa, yang terlihat oleh mata mereka hanyalah puing-puing. Kita bisa melihat betapa sedihnya orang-orang yang selamanya terpisah dari orang yang dikasihi.

Ada banyak kisah yang memilukan dan sulit untuk dideskripsikan dengan kata-kata. Mendengar dan melihat kisah para korban gempa dalam beberapa hari ini, saya sungguh merasa prihatin. Bencana yang terjadi dalam sekejap mendatangkan banyak kepiluan dan penderitaan. Setelah diterjang badai dan dilanda banjir, Turki yang belum pulih kembali diguncang gempa. Sungguh, kini dunia ini bagaikan neraka karena bencana terjadi silih berganti. Ada banyak orang yang ketakutan dan menderita.

Tim penyelamat dari Taiwan telah menyelamatkan dua orang di Turki dan akan kembali ke Taiwan hari ini. Para tim penyelamat telah perlahan-lahan meninggalkan lokasi gempa. Kini, alat berat akan mulai digunakan untuk menyingkirkan puing-puing. Harapan untuk menemukan penyintas sudah sangat tipis. Para tim penyelamat telah mengerahkan segenap hati dan tenaga mereka. Lihatlah bangunan-bangunan yang hancur di lokasi gempa. Bagaimana melakukan pembangunan kembali? Ini merupakan proyek besar dalam jangka panjang.


Ada banyak orang yang terluka atau kehilangan orang yang dikasihi. Untuk memulihkan luka batin dan fisik mereka, dibutuhkan waktu yang lama. Betapa menderita dan sedihnya mereka. Yang membuat saya merasakan kehangatan ialah para relawan yang penuh cinta kasih. Baik relawan di Turki maupun seluruh dunia, semuanya bergerak untuk memberikan bantuan.

Di Kantor Perwakilan Tzu Chi Neihu, Taipei, orang-orang yang penuh cinta kasih terus bersumbangsih selama beberapa hari ini. Para relawan menerima dan mengemas barang bantuan siang dan malam. Barang bantuan yang dikemas sudah lebih dari 8.000 dus. Saya yakin bahwa kekuatan cinta kasih tidak ada habisnya.

Kita bisa melihat Bapak Ugur Rifat Karlova yang menyaksikan secara langsung betapa antusiasnya orang-orang bersumbangsih dengan cinta kasih dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Dengan satu ketukan jari, orang-orang dapat melihat cinta kasih Taiwan. Kita bersumbangsih bagi korban gempa di Turki dengan tenaga dan materi. Cinta kasih bagaikan mata air. Saat orang-orang kehausan dan membutuhkan air dalam jumlah besar, bagaikan mata air, cinta kasih terus memancar. Sungguh, inilah harapan.


Orang-orang yang menciptakan berkah dan bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih telah membawa harapan bagi dunia. Saya sungguh sangat tersentuh. Melihat para relawan di Neihu membantu pengemasan, tim konsumsi di berbagai wilayah juga memberikan dukungan. Para relawan di Keelung, Xizhi, Neihu, dan Distrik Timur Taipei menyediakan makanan bagi para relawan yang membantu pengemasan. Inilah kekuatan cinta kasih. Barang bantuan juga harus dikirimkan dengan pesawat. EVA Air juga membantu agar barang bantuan bisa tiba di Turki dengan cepat. Saya bersyukur atas himpunan kekuatan cinta kasih ini.

Kita bisa melihat orang-orang di seluruh Taiwan, dari wilayah selatan hingga utara, semuanya mengerahkan kekuatan cinta kasih. Saya sungguh sangat bersyukur dan terhibur. Saya juga merasa penuh kehangatan. Sebelumnya, saya merasa tidak berdaya karena tidak tahu apa yang bisa kita lakukan bagi para korban bencana.

“Kali ini, kami menemukan penyuplai selimut dalam waktu singkat. Di bawah arahan Wakil Ketua Shyong, kami segera membeli 10 ribu helai selimut. Pada saat yang sama, relawan kita juga bergerak. Ada 200 hingga 300 relawan di Istanbul yang terus melakukan pendataan terhadap keluarga yang datang dari lokasi gempa. Relawan kitalah yang melakukan pendataan dan mengevaluasi apakah mereka membutuhkan bantuan. Kami berharap bisa secepatnya, mungkin hari Kamis atau Jumat, mengadakan pembagian bantuan untuk pertama kalinya bagi para korban bencana,” kata Hu Guang-zhong relawan Tzu Chi Turki.


Dalam telekonferensi dengan Relawan Hu kemarin, saya juga melihat mantan wakil gubernur Kayseri, Ali Uslanmaz, dan Profesor Cuma. Mereka juga berbagi pengalaman. Terakhir, kami berdoa bersama dengan tulus. Sebagai umat Islam, mereka berdoa secara tulus dengan cara mereka. Kita juga mendoakan mereka dengan tulus. Semoga bencana kali ini dapat segera berlalu.

Kita harus berusaha untuk menghibur para korban bencana agar batin mereka yang terluka dapat perlahan-lahan pulih. Kita juga harus membantu menenteramkan fisik dan kehidupan warga yang kehilangan tempat tinggal serta memberikan bantuan darurat pada mereka. Jadi, kita harus memberikan bantuan darurat, menenteramkan hati para korban bencana, dan membantu pembangunan kembali di masa mendatang.

Kita harus mengerahkan cinta kasih dalam jangka panjang. Kita hendaknya mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk menciptakan berkah bagi dunia dan memberikan bantuan. Orang yang dapat menolong sesama sungguh dipenuhi berkah. Genggamlah jalinan jodoh yang ada untuk bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih. 

Korban gempa terpisah dari orang yang dikasihi dan kehilangan tempat tinggal
Perjalanan pembangunan kembali dan pemulihan luka batin sangatlah panjang
Cinta kasih bagai mata air yang membawa harapan
Memulihkan luka batin dengan pendampingan penuh kasih sayang jangka panjang         

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 16 Februari 2023
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -