Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih Menautkan Tzu Chi di Seluruh Dunia


Lihatlah orang-orang yang penuh dengan berkah. Mereka telah menciptakan berkah di Indonesia. Lebih dari 20 tahun yang lalu, terjadi pergolakan masyarakat di Indonesia. Saat itu, pendiri Sinar Mas Group datang ke Hualien dan menceritakan kepada saya situasi yang terjadi di sana. Saya menyemangatinya dan berkata bahwa hanya dengan membangkitkan cinta kasih dan menghimpun kekuatan cinta kasih, barulah bencana dapat dihalau. Oleh karena itu, beliau mengimbau dan menghimpun para pengusaha setempat.

Stephen Huang pergi ke sana untuk memperkenalkan Tzu Chi dan menyemangati para pengusaha untuk bekerja sama. Sejak saat itu, sekelompok komisaris kehormatan Tzu Chi Taiwan pergi ke Indonesia dan beras dari Taiwan juga dikirimkan ke Indonesia. Komisaris kehormatan Tzu Chi Taiwan berhimpun dan pergi ke Indonesia untuk membagikan beras. Lihatlah, bagaimana cara para lansia dan anak-anak membawa pulang beras yang mereka terima?


Sekelompok komisaris kehormatan kita yang merupakan pengusaha muda, turut memanggul beras. Mereka memanggul beras di satu bahu dan menggunakan satu tangan untuk menggandeng para lansia dan anak-anak. Hal yang mereka lakukan di sana pada saat itu telah menginspirasi pengusaha setempat. Pengusaha setempat tersentuh melihatnya sehingga turut mendedikasikan diri.

Sepanjang perjalanan hingga saat ini, Indonesia telah stabil, damai, dan makmur. Indonesia telah memancarkan kecemerlangan. Ini berkat adanya orang-orang yang memiliki kekayaan batin dan mampu menginspirasi orang lain. Lihatlah, tanpa membeda-bedakan agama, mereka semua memperhatikan satu sama lain. Lihatlah, pondok pesantren ini juga bersyukur kepada Tzu Chi karena insan Tzu Chi Indonesia telah bersumbangsih bagi mereka dalam jangka panjang.

Setiap bulan, insan Tzu Chi membagikan beras, memperhatikan, dan membimbing mereka. Di saat yang sama, mereka juga diajari cara bercocok tanam sehingga mereka dapat hidup mandiri. Setelah memahami cara mengolah tanah dan bercocok tanam, dengan hasil panen mereka, mereka dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Lihatlah bagaimana kita telah membantu mereka memperbaiki kehidupan.


Pemimpin pondok pesantren itu sungguh bersyukur kepada Tzu Chi. Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tzu Chi, mereka menaruh foto saya di setiap ruang kelas. Di setiap ruang kelas terdapat foto saya. Rasa syukur dan keinginan untuk membalas budi menghancurkan segala batasan dan halangan. Mereka menggantung foto saya di ruang kelas meski saya adalah seorang pemuka agama Buddha. Jadi, baik agama Buddha, Islam, maupun agama lainnya, pada hakikatnya, semuanya sama.

Saya telah melihat betapa tertibnya para murid di sana. Logo dan tulisan Tzu Chi dibentuk oleh murid-murid yang mengenakan seragam dan berbaris rapi. Satu titik merupakan satu orang. Lihatlah betapa tertibnya mereka. Mereka sungguh memiliki jalinan jodoh dengan kita. Inilah jalinan jodoh yang sering saya katakan.


Kita juga dapat melihat bahwa ada hampir 10 negara di Benua Afrika yang warganya sangat kekurangan. Insan Tzu Chi telah membentangkan jalan dengan cinta kasih dan membimbing dengan kasih sayang sehingga banyak orang dari berbagai negara di Afrika, Eropa, Asia, dan lainnya terinspirasi untuk turut bersumbangsih. Ketika membuka peta dunia, kita dapat melihat bahwa Bodhisatwa muncul di berbagai negara di seluruh dunia. Di mana ada Bodhisatwa, maka tempat itu akan penuh dengan harapan.

Dalam rangka Tahun Baru Imlek, saya terus melakukan telekonferensi. Dalam waktu 9 hari, saya telah melakukan telekonferensi dengan lebih dari 30 negara. Relawan Tzu Chi Mozambik berkumpul di bawah pohon untuk mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek. Mereka berikrar bahwa mereka ingin menjadi insan Tzu Chi yang sesungguhnya dan akan mengikuti langkah saya dari kehidupan ke kehidupan. Inilah tekad dan ikrar mereka. Melihat dan mendengar semua itu, saya sungguh bersyukur. Saya bersyukur kepada seluruh insan Tzu Chi yang menghimpun kekuatan untuk bersumbangsih.

Relawan kita telah bertindak secara nyata untuk mendidik, membimbing, dan menghampiri mereka yang membutuhkan dengan cinta kasih. Insan Tzu Chi telah memperpanjang jalinan kasih sayang, merangkul mereka dengan cinta kasih, dan menghibur mereka sehingga mereka dapat menerima prinsip kebenaran dan berterima kasih kepada kita dengan tulus hati. Bukankah ini adalah kekuatan cinta kasih? Ucapan terima kasih mereka sungguh tulus.


Kita telah memperbaiki kehidupan orang-orang di berbagai negara dengan kondisi kehidupan yang berbeda-beda. Banyak kisah penuh sukacita yang tidak habis diceritakan. Intinya, saya sungguh sukacita melihat semuanya. Banyak hal yang patut disyukuri. Waktu terus berlalu tanpa henti. Seiring berjalannya waktu, barulah kita dapat mengakumulasi kebajikan. Hendaklah semuanya menggenggam waktu untuk bertutur kata baik dan melakukan perbuatan baik setiap saat. Hendaklah kita menggunakan tindakan nyata untuk mengimbau lebih banyak orang melakukan perbuatan baik. Inilah energi berkah yang membawa kedamaian.

Keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah. Hendaklah semua orang memupuk kebajikan. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Saya berharap kalian mendengarkan saya. Semoga insan Tzu Chi di seluruh dunia mempraktikkan kebajikan setiap hari. Keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah. 

Menginspirasi yang kaya untuk membantu yang miskin
Menjadi orang yang bisa bersumbangsih bagi sesama dan menautkan cinta kasih
Mempraktikkan kebajikan dan memupuk berkah
Membangun tekad dan ikrar untuk mengikuti langkah Master selamanya 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 04 Februari 2023
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -