Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih Misi Pendidikan Bertahan Selamanya
Selama tiga hari yang lalu, diadakan tiga upacara kelulusan di Aula Jing Si Hualien. Hari pertama ialah upacara kelulusan Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi yang sangat agung dan penuh energi. Ada banyak murid dari luar negeri sehingga keluarga dan orang tua mereka juga datang untuk menghadirinya. Hari kedua ialah upacara kelulusan sekolah dasar dan menengah kita. juga ada murid dari luar negeri yang lulus tahun ini. Mereka sangat polos dan rapi. Mereka sangat menggemaskan. Saya sangat tersentuh. Anak-anak ini begitu rapi, sopan, dan menghormati guru. Jika mereka melanjutkan pendidikan di Tzu Chi, maka kita bisa membina insan berbakat. Ini bagai menabur benih, kita bisa melihatnya bertunas, lalu bertumbuh dari pohon kecil menjadi pohon besar. Kita menyediakan pendidikan dari TK hingga perguruan tinggi, termasuk program doktor.
Kemarin, upacara kelulusan Universitas Tzu Chi juga diadakan di Aula Jing Si Hualien. Upacara ini juga berlangsung tertib. Ada mahasiswa lulusan doktor, lulusan magister, dan lulusan sarjana. Banyaknya mahasiswa yang lulus tidak membuat kita melewatkan langkah pemindahan tali toga. Bagi setiap mahasiswa, upacara kelulusan perguruan tinggi hanya ada sekali seumur hidup. Tidak semua orang berkesempatan untuk masuk perguruan tinggi. Bagi yang masuk perguruan tinggi, pengalaman seperti ini hanya ada sekali. Karena itu, para dosen dan rektor membagikan ijazah secara langsung dan memindahkan tali toga mereka. Ini merupakan tradisi. Kita terus mempertahankan tradisi ini. Ini sungguh tidak mudah. Ada tamu dari sekolah lain dan luar negeri yang berkata bahwa kini sudah sulit untuk melihat tradisi upacara seperti ini.
Kemarin, saya memaksakan diri untuk menghadiri upacara kelulusan. Saya tidak naik ke atas panggung karena masih tidak stabil saat berjalan. Sekarang saya berusaha keras agar bisa berjalan sendiri tanpa dipapah dari sisi kiri dan kanan. Jadi, saya duduk di lantai atas untuk menonton dan mendengarkan. Mengapa saya menghadiri upacara meski tidak naik ke atas panggung? Karena Rektor Wang telah menjabat selama 4 periode berturut-turut.
Berdasarkan ketentuan universitas kita, rektor hanya bisa menjabat selama 4 periode. Berkat kesungguhan hati dan dedikasi Rektor Wang, Universitas Tzu Chi bisa memperoleh pencapaian yang bagus di antara lebih dari 400 universitas di seluruh dunia. Dalam Peringkat Dunia Universitas Berdampak, Universitas Tzu Chi mendapat peringkat ke-67 di seluruh dunia dan peringkat pertama di Taiwan. Saya sangat bersyukur atas pencapaian misi pendidikan kita. Jadi, kemarin saya juga hadir, tetapi hanya mendengarkan dan menonton dari lantai atas. Saya bersyukur dari lubuk hati saya. Yang saya syukuri sangatlah banyak. Saya bersyukur kepada seluruh insan Tzu Chi. Tanpa dedikasi insan Tzu Chi, pembangunan kita tidak bisa dijalankan. Baik dalam pembangunan rumah sakit, sekolah, maupun Aula Jing Si, setiap potong bata dan genting, setiap genggam pasir, dan setiap sak semen merupakan hasil kontribusi insan Tzu Chi.
Kemarin sore, kita mendengar dr. Hong dari Nantou berbagi bahwa pascagempa 21 September, Tzu Chi membantu pembangunan kembali lebih dari 30 gedung sekolah di Nantou dan belasan gedung sekolah di Taichung, termasuk Dongshi. Dalam waktu dua tahun lebih, kita merampungkan pembangunan lebih dari 50 sekolah tersebut. Mereka telah menghimpun tetes demi tetes cinta kasih banyak orang. Tetesan air dapat membentuk sungai dan butiran padi dapat memenuhi lumbung. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Berhubung pendidikan anak tidak bisa ditunda, maka kita merampungkan pembangunan sekolah dalam waktu dua tahun lebih.
Sebelum pembangunan rampung, anak-anak bukan belajar di tenda. Kita mendirikan ruang kelas sementara agar anak-anak dapat belajar dengan tenang di dalamnya. Demikianlah sumbangsih insan Tzu Chi. Di halaman sekolah disusun konblok yang melambangkan cinta kasih insan Tzu Chi yang tidak terputus. Jika konblok-konblok itu tidak rusak, kelak masih bisa digunakan kembali. Inilah yang insan Tzu Chi lakukan.
“Konblok-konblok yang kita injak sekarang disusun satu per satu oleh para relawan Tzu Chi. Setelah gempa bumi itu terjadi, banyak orang yang menghimpun cinta kasih dan mendukung satu sama lain,” kata Chen Rong-jin, Kepala SD Wufeng.
“Master berkata, ‘Pendidikan anak tidak bisa ditunda’. Dalam proses pembangunan kembali, seluruh relawan Tzu Chi, warga komunitas, orang tua murid, serta seluruh guru dan murid berlomba dengan waktu,” kata Li Shi-wen, Kepala SD Wufu
“Slogan Tzu Chi saat itu ialah, ‘Satu sak semen berisi cinta kasih, satu ton besi beton berisi kasih sayang. Semua insan Tzu Chi penuh cinta kasih dan bersumbangsih tanpa pamrih,” kata Chen Qing-shui, mantan Kepala SD Zhushan
Kita hendaknya mengenangnya kembali. Himpunan cinta kasih setiap orang membentuk kekuatan besar. Di Nantou, orang-orang juga tidak melupakan tahun itu. Saya bersyukur pada para kepala sekolah, baik yang sedang menjabat maupun yang sudah pensiun. Mereka maju untuk berbagi dan mengimbau anak-anak untuk tidak melupakan tahun itu dan tahu tentang kondisi saat itu. Dengan menghimpun kekuatan banyak orang, kita bisa membangun kembali lebih dari 50 gedung sekolah ini. Dari mana kekuatan ini berasal? Jika dipikirkan sungguh-sungguh, ada belasan negara yang turut berkontribusi untuk penyaluran bantuan bencana.
Intinya, kita harus mengenang masa lalu. Saat menginjakkan kaki di sebuah sekolah ataupun Aula Jing Si, tidak peduli itu berada di wilayah mana, kita pasti akan teringat bagaimana tempat itu dibangun dan bagaimana niat pada saat itu. Karena itulah, belakangan ini saya terus mengimbau orang-orang untuk tidak melupakan tahun itu dan niat yang dibangkitkan saat itu. untuk tidak melupakan tahun itu dan niat yang dibangkitkan saat itu. Kita harus bersungguh-sungguh mengenangnya. Saya bersyukur kepada para Bodhisattva yang menghimpun cinta kasih. Inilah sejarah kita.
Kini kita bisa melihat gedung sekolah yang dibangun yang merupakan tempat belajar bagi anak-anak. Saya sangat bersyukur. Ini berkat cinta kasih orang-orang, dukungan akumulasi waktu, dan kerja keras orang-orang. Terima kasih.
Rapi, sopan,
dan menghormati guru
Membina insan
berbakat dengan pendidikan menyeluruh
Menghimpun kekuatan banyak orang
Cinta kasih
misi pendidikan bertahan selamanya
Ceramah Master
Cheng Yen tanggal 3 Juni 2019
Sumber: Lentera
Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah:
Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan
tanggal 5 Juni 2019