Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih Tanpa Batas Menenangkan Hati Manusia
“Saya mendengar mereka mengatakan bahwa mereka akan menyanyikan lagu ‘Satu Keluarga’ dalam bahasa Ukraina sebagai kejutan bagi kita. Saya sangat tersentuh. Nyanyian mereka juga sangat merdu dan penuh cinta kasih,” kata Hu Guang-zhong relawan Tzu Chi.
“Lagu ini telah memberi kesan yang mendalam bagi saya karena isinya tentang cinta kasih, keluarga, dan dukungan. Dengan cinta kasih, barulah kedamaian dapat terwujud. Itu sungguh tak terbayangkan. Hari ini, kita telah mengulas banyak tentang cinta kasih. Cinta kasih agung tidak memandang perbedaan kewarganegaraan dan agama serta dapat menyatukan semua orang untuk berbuat baik dengan pikiran baik,” kata Anastasiia Malashenko relawan Ukraina.
“Saya tercengang melihat kebaikan dan welas asih sekelompok orang ini. Saya juga tersentuh oleh kebajikan mereka. Mereka tengah melakukan hal-hal yang sangat penting. Mereka telah mengajari kami bagaimana mengasihi sesama serta berbagi bagaimana mereka menolong sesama dengan bahagia dan tulus,” kata Romaniv Irena relawan Ukraina.
Lihatlah, meskipun berbeda agama, mereka semua saling menghormati. Itulah cinta kasih. Cinta kasih dapat mendatangkan keharmonisan. Relawan kita telah menyatukan cinta kasih untuk bersumbangsih bagi orang yang menderita. Cinta kasih ini juga dibarengi tata krama. Inilah cinta kasih yang paling indah.
Relawan kita dari berbagai negara telah berhimpun bersama untuk mencurahkan cinta kasih kepada para pengungsi Ukraina. Meskipun terdapat perbedaan bahasa, tetapi relawan kita tetap membentangkan kedua tangan untuk mengasihi dan menghibur para pengungsi agar mereka tahu bahwa mereka dikasihi dan tidak sendirian di dunia ini.
Lihatlah, meskipun terdapat perbedaan bahasa, tetapi para pengungsi bisa berkontribusi kembali kepada Tzu Chi dengan sepenuh hati serta bersyukur atas perhatian dan bantuan Tzu Chi. Mereka menyanyikan lagu "Satu Keluarga" untuk mengungkapkan bahwa mereka akan saling mengasihi seperti satu keluarga. Lewat lagu tersebut, mereka juga mengungkapkan cinta kasih mereka.
Dengan adanya cinta kasih, setiap negara akan damai dan bebas dari perang. Ketika suatu negara bebas dari perang, maka warganya akan penuh cinta kasih. Saya menunjukkan kepada mereka bahwa isyarat tangan "hati" seperti ini, artinya semua orang berhimpun bersama dalam kesatuan hati. Inilah isyarat tangan "hati". Jika ini dibalik dan ditambahkan "mulut" di bawahnya, terbentuklah aksara Mandarin yang berarti "kesatuan". Aksara ini melambangkan kesatuan hati. Meskipun berbeda kewarganegaraan dan bahasa, lewat isyarat tangan, mereka dapat mengerti bahwa mereka bagaikan satu keluarga. Mereka menunjukkan keramahan satu sama lain dan dipenuhi kebahagiaan. Musik dalam konser itu juga sangat merdu.
Hendaklah kita memiliki niat dan pikiran yang sama, yakni mendalami prinsip kebenaran. Agama Kristen dan Katolik mengajarkan tentang belas kasih dan agama Islam mengajarkan tentang kemurahan hati. Bagaimana dengan agama Buddha? Agama Buddha mengajarkan tentang cinta kasih agung yang tidak membeda-bedakan dan welas asih agung yang merasa sepenanggungan. Kita tidak sampai hati melihat orang-orang menderita, tidak peduli apa agamanya. Saat melihat orang yang menderita, kita harus memiliki rasa senasib dan sepenanggungan.
Kita juga harus membangkitkan cinta kasih agung tanpa memandang jalinan jodoh. Bahkan terhadap orang yang tidak kita kenal, kita berharap hati mereka dapat dipenuhi sukacita dan kedamaian ketika berinteraksi dengan kita. Kita juga memperlakukan mereka seperti keluarga sendiri sehingga hati mereka pun menjadi lapang. Intinya, dengan cinta kasih agung, kita dapat menenangkan hati setiap orang, sedangkan dengan welas asih agung, kita dapat membawa mereka keluar dari penderitaan. Inilah semangat ajaran Buddha yang harus kita praktikkan.
Kita telah menyaksikan cinta kasih di tengah penderitaan. Mereka yang hidup aman dan tenteram membangkitkan cinta kasih dan menggunakan berbagai cara untuk membantu yang membutuhkan. Salah satunya adalah Tzu Chi. Relawan kita telah menjangkau orang yang membutuhkan dan bersumbangsih secara langsung dengan kekuatan cinta kasih mereka.
Untuk memberikan bantuan kepada mereka yang tidak dapat kita jangkau, kita bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan lainnya. Kita memberikan dukungan dengan menyumbangkan barang bantuan kepada mereka. Berhubung mereka dapat menjangkau orang yang membutuhkan secara langsung, kita pun menyediakan barang bantuan yang dibutuhkan. Demikianlah hendaknya kita bersumbangsih di jalan yang benar. Karena itu, hendaklah kita mengimbau semua orang untuk menghimpun tetes-tetes cinta kasih.
Kita melakukannya bukan demi menggalang dana, melainkan demi membangkitkan cinta kasih semua orang. Kita harus membuat semua orang mengerti mengapa mereka perlu berdana dan memberi tahu mereka bahwa di dunia ini terdapat begitu banyak penderitaan karena banyak orang yang telah menyimpang dari arah cinta kasih. Jadi, kita harus mengedukasi semua orang agar mereka menyadari penderitaan dan tahu di mana orang-orang membutuhkan bantuan sehingga mereka dapat membangkitkan niat untuk menolong sesama, melihat jalan kebenaran, dan mengingatkan diri sendiri untuk mengembangkan nilai kehidupan dengan bersumbangsih.
Mereka akan ingat bahwa mereka juga menyambut semangat celengan bambu dan saat Tzu Chi tengah menggalang dana untuk menyalurkan bantuan ke negara yang membutuhkan, mereka juga turut mendonasikan selembar uang kertas ataupun sebuah uang logam. Saat menginventarisasi kehidupan sendiri, mereka akan teringat bagaimana mereka juga turut berkontribusi bagi yang membutuhkan saat itu meski hanya sumbangsih kecil.
Jika mereka membangun tekad dan ikrar agung, ingatan mereka terhadap nilai kehidupan akan makin cemerlang. Ketika teringat apa yang telah kita lakukan dan menginventarisasi diri sendiri, kita pun merasa tenang dan penuh dengan sukacita. Dharma mengajari kita bahwa selama kita menjalin jodoh baik dengan semua orang, sekalipun waktu kita tiba suatu hari nanti, kita tetap akan merasa damai dan terbebas dari kerisauan. Kita tidak perlu khawatir bersalah terhadap siapa pun. Kita akan merasa sangat damai. Itu sangatlah penting.
Cinta kasih tanpa batas menenangkan hati manusia
Meringankan penderitaan dengan membuka pintu welas asih
Menghimpun kebajikan bersama menuju arah kecemerlangan
Memperoleh ketenangan dengan bersumbangsih penuh sukacita
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 13 Mei 2022