Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih Tanpa Batas Tersebar ke Seluruh Dunia

“Murid-murid Jing Si di seluruh Amerika Serikat berikrar di hadapan Master untuk mengasihi yang Master kasihi, menjalankan yang Master jalankan, mengatakan yang Master katakan, memikirkan yang Master pikirkan, dan melakukan yang Master lakukan. Kami akan memberi persembahan kepada Master dengan keharmonisan. Kami akan memberi persembahan kepada Master dengan keharmonisan. Kami akan memberi persembahan kepada Master dengan keharmonisan. Murid-murid Jing Si di seluruh Amerika Serikat bertobat dan berikrar dengan tulus untuk tidak memiliki pamrih, melepas ego, dan mengembangkan cinta kasih universal tanpa batas. Kami akan memberi persembahan kepada Master dengan keharmonisan, Dharma, dan rasa bakti,” ikrar semua relawan Tzu Chi Amerika Serikat.

Saya melihat murid-murid saya di Amerika Serikat berikrar dengan tulus. Saya yakin bahwa mereka akan memberi persembahan pada saya dengan keharmonisan, Dharma, dan rasa bakti.

Kehidupan saya ini sungguh sangat bernilai. Setiap detik, saya menghadapi insan Tzu Chi di seluruh dunia. Saya juga harus menghadapi segala sesuatu di alam semesta ini, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, baik makhluk hidup maupun bukan. Saya hidup berdampingan dengan semua itu. Jadi, dalam melakukan segala hal, saya selalu mempertimbangkan secara luas.


Alam semesta sangatlah luas. Saya juga berharap ikrar saya seluas alam semesta. Alam semesta tidak berujung, ikrar saya pun tidak berujung. Saya berharap semua orang dapat membangun ikrar yang sama dengan saya.

Kita harus terus mengembangkan kebijaksanaan hingga bisa melepas ego. Ego ini membuat orang-orang membatasi diri sendiri. Banyak orang yang hanya menghabiskan waktu untuk keluarga, orang yang dikasihi, dan orang yang memiliki hubungan darah. Ini adalah cinta kasih yang terbatas.

Saya tetap ingin memberi tahu kalian bahwa dalam cinta dan kasih sayang kita harus ada kesadaran. Kita harus memiliki cinta kasih berkesadaran. Dengan adanya kesadaran, kita tidak akan terbelenggu oleh hubungan. Inilah tujuan kita mempelajari ajaran Buddha, belajar membebaskan diri. Tanpa membebaskan diri dari cinta kasih individual, sulit untuk mengembangkan cinta kasih universal.

Meski murid-murid di hadapan saya tetap memiliki cinta kasih individual, tetapi dibandingkan dengan orang-orang yang terbelenggu oleh cinta kasih individual, kalian sudah jauh lebih baik.


Saya selalu mendengar tentang murid-murid saya yang bersumbangsih tanpa pamrih. Mereka mengeluarkan biaya sendiri untuk menjangkau berbagai tempat dan bersumbangsih tanpa pamrih bagi masyarakat. Karena itu, saya sangat kagum pada sekelompok Bodhisatwa ini yang telah melampaui cinta kasih individual dan bersumbangsih dengan cinta kasih berkesadaran.

Prinsip saya hanya satu, yaitu jalinan kasih sayang yang tak berujung dan cinta kasih yang tak terbatas. Kita hendaknya tidak membatasi cinta kasih kita untuk orang-orang tertentu saja. Kita harus mengasihi semua orang bagaikan bayangan yang tindih-menindih.

Beberapa hari ini, saya terus mengulas tentang bayangan. Berhubung di atas saya ada cahaya lampu, jika saya meletakkan satu tangan di sini dan tangan lainnya di sini, maka bayangan kedua tangan saya akan berada di tempat yang berbeda. Jadi, saya harus meletakkan satu tangan di atas tangan lainnya.

Saat kita menumpuk tangan kita menjadi satu, maka akan terbentuk satu bayangan. Saat tangan kita ditumpuk menjadi satu dan terkena cahaya dari satu tempat, maka akan terbentuk satu bayangan. Jika kita berbaris dengan rapi dan orang di belakang kita juga berbaris dengan rapi, saat disinari cahaya lampu dari belakang, orang yang ada di depan dapat membimbing orang-orang melangkah maju karena memiliki arah dan tujuan. Dengan demikian, semua orang dapat membina jalinan kasih sayang dan cinta kasih universal secara bersamaan. Ini bagaikan menyatu dengan alam semesta.


Tiga belas tahun yang lalu, beberapa astronom menemukan sebuah planet minor yang belum dinamai. Sepuluh tahun yang lalu, planet minor itu diberi nama "Tzu Chi". Setelah nama tersebut resmi, sebuah sertifikat diantarkan ke Griya Jing Si. Hingga saat ini, saya baru menyadari bahwa itu sangat bermakna. Tanpa Anda, dia, dan saya yang memiliki kesatuan tekad dan ikrar, planet minor itu tidak akan diberi nama  "Tzu Chi".

Jadi, berkat adanya orang yang tak terhitung yang mengakui Tzu Chi dan bersumbangsih, barulah kita bisa memperoleh pencapaian ini. Jadi, mari kita melepas ego masing-masing.

Datang ke dunia ini, jika kita hanya berfokus pada keluarga sendiri serta berapa banyak uang dan kekayaan kita, itu tidaklah bermakna. Mengenai apa yang saya katakan sekarang, saya tidak tahu orang-orang akan setuju atau tidak. Namun, setidaknya, saya mengungkapkan isi hati saya.

Saya mengembangkan nilai kehidupan saya hanya dengan melakukan hal yang benar. Demikianlah nilai kehidupan saya. Setidaknya, demikianlah menurut saya. Karena itulah, saya bisa berkata bahwa saya tidak memiliki penyesalan di kehidupan ini. Saya merasa bahwa kehidupan saya ini sangat bernilai.


Murid saya tersebar di seluruh dunia. Saya merasa bahwa kehidupan saya sangat bernilai. Saya sangat bersyukur atas hal ini. Untuk itu, kita harus bisa bersumbangsih tanpa pamrih dan ego. Ini disebut cinta kasih. Kita menghimpun cinta kasih universal tanpa batas. Setiap orang bersumbangsih dengan keharmonisan dan kesatuan hati bagi seluruh dunia. Beruntung, ada insan Tzu Chi di dunia ini.

Perlu diketahui bahwa Tzu Chi telah menolong orang-orang yang menderita di lebih dari seratus negara. Saat teringat akan hal ini, saya merasa bahwa kehidupan saya sangat bernilai. Dalam bersumbangsih, tidak mungkin insan Tzu Chi tidak bekerja keras. Namun, saya yakin bahwa semua orang memperoleh kebahagiaan ketika bersumbangsih.

Berhubung bersumbangsih tanpa pamrih, mereka dipenuhi sukacita dan kebahagiaan. Karena itu, saya bersyukur kepada insan Tzu Chi.

Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan kesatuan hati dan tekad
Melepas ego dan membangkitkan cinta kasih berkesadaran
Bersama-sama mendukung pencapaian Tzu Chi dengan cinta kasih tanpa batas
Praktik kebajikan tersebar ke seluruh dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 Januari 2021     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 05 Januari 2021
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -