Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih Tanpa Celah Melindungi Dunia


“Berhubung kekurangan bahan pangan, dia mengalami kekurangan gizi seperti ini. Saya memiliki tujuh orang anak. Kami pun kekurangan makanan. Mari saya bawa Anda pergi melihat ladang kami. Anda bisa melihat sebagian besar tanaman jagung yang baru tumbuh tertiup angin kencang. Sisa jagung lainnya telah digerogoti oleh hama ulat,”
kata Tarila warga.

Melihat kondisi kehidupan mereka, saya merasa bahwa mereka sungguh sangat menderita. Jadi, bukan hanya sehari terasa seperti setahun bagi mereka, melainkan setiap detik terasa sulit dilalui. Seiring berlalunya detik demi detik, apakah mereka dapat bertahan hidup hingga esok hari? Mereka semua menderita kelaparan. Saya sungguh tidak sampai hati.

Sesungguhnya, karma buruk seperti apa yang mereka ciptakan pada kehidupan sebelumnya sehingga mereka harus terlahir di salah satu negara termiskin di dunia? Bagaimana mereka dapat bertahan hidup?

Mereka tidak memiliki jalinan jodoh dengan orang-orang yang memiliki sumber cinta kasih, sedangkan orang-orang yang memiliki cinta kasih dan sumber air tidak tahu di mana mereka yang mengalami kekeringan berada. Inilah yang disebut tidak ada jalinan jodoh baik. Sebab dan kondisi apa yang membawa mereka ke sana?


Saya sungguh sangat sedih dan merasa kondisi mereka sangat memilukan karena kita sulit untuk menjangkau mereka. Namun, saya sering berpesan kepada semua orang untuk senantiasa mengimbau lebih banyak orang agar makin banyak orang yang membangkitkan cinta kasih. Dengan banyaknya orang yang memiliki cinta kasih berhimpun, informasi pun dapat tersebar dengan cepat.

Sebaliknya, tanpa sumber daya manusia yang cukup, informasi mungkin akan terputus sehingga kita tidak dapat memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Itu membuat kita sungguh tak berdaya. Jadi, kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Dengan demikian, informasi yang diperoleh dapat diteruskan kepada yang mampu menolong. Hanya jika ada banyak orang baik yang saling berinteraksi dan berbagi informasi, barulah kita dapat membawa bantuan langsung kepada mereka yang membutuhkan. Dengan demikian, kita pun dapat merasa tenang.

Berkat kemajuan teknologi saat ini, semua orang di seluruh dunia dapat mendengar seruan saya. Seorang anggota komite kita di Singapura, Zhang Li-jun, mendengar saya berkata, "Saya telah melihat orang-orang yang membutuhkan di Madagaskar. Di mana tepatnya mereka? Apakah ada orang yang bisa membawakan bantuan kepada mereka? Saya tengah mencari orang-orang yang bisa pergi untuk membantu mereka."


Setelah mendengar kabar ini, beliau membagikannya kepada salah satu temannya, lalu temannya itu menghubungi teman-temannya di Madagaskar yang tergabung dalam Lions Club. Kita pun segera menggenggam jalinan jodoh baik ini dan meminta mereka untuk membantu menyalurkan beras langsung kepada keluarga kurang mampu yang paling membutuhkan.

Kita juga melihat bagaimana relawan kita mengajak sekelompok sukarelawan dari Lions Club untuk membantu dalam kegiatan pembagian barang bantuan. Dengan memercayakan tugas ini kepada mereka, kita pun merasa tenang karena barang bantuan dapat tiba di tangan penerima bantuan. Namun, berapa banyak orang yang bisa kita bantu? Penderitaan di dunia sungguh memilukan. Kita tidak dapat menjangkau semua orang yang menderita. Jadi, saya hanya bisa menghela napas dan merasa tak berdaya.

Belakangan ini, saya makin menyadari bahwa hari demi hari berlalu dengan sangat cepat. Saya menanti kita semua untuk bisa menjalin jalinan jodoh baik dengan lebih banyak orang. Namun, apakah itu dapat terwujud? Kita harus sungguh-sungguh bertindak secara nyata untuk mewujudkannya. Jadi, mari kita menyebarkannya dari mulut ke mulut.

Makin banyak yang menjalin jodoh baik, makin dekat pula kita satu sama lain. Dengan demikian, kita dapat saling bergandengan tangan untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan dan menyalurkan bantuan kepada mereka sedikit demi sedikit sesuai kemampuan kita. Begitu pula yang dilakukan oleh anggota komite kita di Singapura.


Setelah mendengar seruan saya, beliau segera berbagi kepada salah satu temannya, lalu temannya itu menghubungi teman-temannya yang tergabung dalam Lions Club di Madagaskar. Demikianlah informasi dapat diteruskan dengan cepat dan kekuatan dari setiap orang dapat terhimpun untuk membantu yang membutuhkan. Mereka bahkan telah melakukan pendataan jumlah penerima bantuan. Jadi, saya merasa terhibur, tetapi juga merasa sedih.

Saya terhibur karena Bodhisatwa dunia makin bertambah dan banyak orang yang telah menerima bantuan. Namun, yang membuat saya sedih ialah di tempat-tempat lain yang jauh di sana masih banyak orang yang membutuhkan.

Sekitar 800 juta dari hampir delapan miliar populasi manusia di dunia merupakan orang-orang yang hidup kekurangan. Satu dari sembilan orang menderita kelaparan. Entah apakah mereka masih memiliki kekuatan untuk menarik napas lagi setelah mengembuskan napas ataupun bertahan hidup. Itu sungguh sangat memilukan.

Saya hanya bisa mengerahkan seluruh kekuatan dan energi saya untuk mengimbau semua orang agar mendengar seruan saya untuk menggenggam jalinan jodoh baik demi menolong sesama.  

Kelaparan dan penderitaan membuat manusia sulit bertahan hidup
Berseru bersama-sama demi menyambung jalinan jodoh baik
Membuat cinta kasih terhubung tanpa celah
Melindungi dunia dan memberi bantuan kepada korban bencana

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 21 April 2022
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -