Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih Tanpa Celah Membawa Keharmonisan

Sungguh, di saat-saat seperti ini, di masa pandemi ini, kita semua harus waspada. Kita harus memiliki kewaspadaan. Ini yang saya katakan bahwa inilah saatnya bagi pelajaran besar bagi seluruh dunia, karena manusia telah menciptakan banyak karma buruk, terutama karma buruk kolektif. Semua ini menyebabkan kekuatan karma ini sangat berat.

Kita harus senantiasa memiliki kewaspadaan. Kita harus sadar bahwa di masa-masa tenteram, kita harus sama-sama menciptakan berkah. Terlebih lagi, kita harus menjaga karma baik dan jalinan jodoh baik ini. Kita harus menjaganya agar kita tidak tercemar. Jadi, kita harus memiliki jiwa kebijaksanaan. Jiwa kebijaksanaan adalah kesadaran.

Lihatlah, banyak orang yang menderita di dunia. Sebuah hidangan di meja makan orang kaya bisa setara dengan kebutuhan setengah tahun dari orang-orang yang kelaparan. Intinya, setiap kali makan, kita harus bersyukur.

Semua orang membutuhkan pelajaran. Kita harus memberikan bimbingan agar orang-orang dapat mengubah nafsu makan yang merugikan makhluk hidup lain. Nafsu makan kita berkaitan dengan nyawa makhluk hidup lain. Nafsu kita ini bagaikan rantai yang mengikat mereka. Demi nafsu makan, manusia harus membunuh makhluk hidup dan menciptakan karma buruk.

Jika cinta kasih kita memiliki celah atau kebocoran dan tidak utuh, pola makan kita akan menjadi rantai bagi makhluk hidup. Saat makan, kita menjalin jodoh buruk dengan hewan-hewan.


“Saya ingat dahulu saya sangat beruntung telah mengikuti kelas pelatihan Daai Mama Tzu Chi. Salah satu tayangan dalam kelas itu membuat saya melihat beberapa kondisi hewan yang disembelih. Saya merasa mereka juga memiliki nyawa dan kesadaran. Saat disembelih, mereka tentu merasakan ketakutan dan kesedihan. Ini membawa kesan yang dalam bagi saya,” kata Wu Pei-yi pengusaha kuliner.

Dua hari kemudian, saat sedang bekerja, saya tak sengaja mengiris tangan sendiri. Saat itu saya langsung teringat tayangan di kelas. Saya lalu berpikir, ‘Luka kecil ini saja sudah membuat saya kesakitan beberapa hari, terlebih hewan-hewan yang disembelih itu, tentu merasakan rasa sakit berkali-kali lipat dari ini.’ Jadi, saat itu timbul keinginan dalam hati saya untuk mengubah restoran kami menjadi restoran vegetaris. Saya mengutarakan niat ini kepada suami saya. Saya berkata, ‘Maukah kita mengubah restoran ini menjadi restoran vegetaris?Suami saya berkata…Saya setuju,” pungkas Wu Pei-yi pengusaha kuliner.

Sesungguhnya, pemikiran saya sangat sederhana. Saya hanya berpikir sederhana untuk tekun melatih diri dan memupuk pengalaman serta mengikuti semangat orang tua saya. Seiring berjalannya waktu, baik saat sedang menjalankan pekerjaan ini maupun saat menerima respons dari tamu, saya merasa ini baik sekali. Saya menjalankannya dengan gembira. Meski hanya membuat masakan vegetaris, saya tidak merasa kreativitas saya terhambat. Sebaliknya, saya tetap bisa berkreasi dengan bebas. Jadi, perasaan ini juga menjadi penyemangat bagi saya untuk terus melanjutkan ini. Saya juga berharap kelak lebih banyak restoran yang beralih ke makanan vegetaris,” kata Fan Rui-yun pengusaha kuliner.


Manusia dan hewan harus hidup berdampingan. Dalam kesempatan kali ini, saya ingin memberi selamat kepada kalian.

Restoran juga dibutuhkan di masyarakat, terutama karena orang-orang zaman sekarang sangat sibuk. Banyak keluarga kecil yang tidak memasak di rumah. Jika restoran bisa menyediakan makanan yang lezat, ini termasuk menciptakan berkah bagi mereka. Namun, kita jangan malah menciptakan karma buruk hanya karena nafsu makan daging.

Makanan vegetaris juga mengenyangkan. Para pelanggan juga bisa memuji kalian. Ini sungguh menciptakan berkah. Mereka makan kenyang dan masih memberi pujian bahwa ternyata tanpa harus makan daging, mereka juga bisa makan dengan gembira, kenyang, dan bergizi. Jadi, usaha restoran vegetaris sungguh menciptakan berkah. Jadi, harap kaum muda seperti kalian lebih bersungguh hati.

Kini kita tidak boleh tidak menyosialisasikan vegetarisme. Kita sungguh harus menyosialisasikannya. Memang sulit untuk mengatakan bahwa bervegetaris itu harus. Saya berharap kita semua benar-benar memahami bahwa bervegetaris sangat menyehatkan dan bersahabat bagi alam.

Kita juga harus memahami bahwa semua orang harus melindungi Bumi ini. Kita harus memiliki cinta kasih yang utuh, yaitu cinta kasih yang tanpa kebocoran atau celah. Cinta kasih ini tidak bocor. Cinta kasih yang tidak bocor ini disebut utuh dan menyeluruh.

Anda mengasihi manusia dan berbuat baik. Anda juga mengasihi semua makhluk. Kita tahu bahwa manusia harus hidup berdampingan dengan alam.

Bodhisatwa sekalian, terciptanya keharmonisan dunia harus dimulai dari diri kita. Kita semua hendaknya mengulurkan tangan untuk memulai dari diri sendiri. Kita dan semua makhluk memiliki hati Buddha yang sama. Sikap anjali ini menunjukkan bahwa kita dan semua makhluk memiliki hati Buddha yang sama.


Hati Buddha adalah hakikat diri kita yang murni, yang kita capai dengan melenyapkan segala ketamakan, kebencian, dan kebodohan. Kita juga harus memiliki rasa hormat. Kita harus bersyukur, menghormati, dan mengasihi. Ya, kita harus senantiasa bersyukur karena dapat makan kenyang setiap hari.

Tanaman pangan tersedia berkat petani. Tanpa petani, tidak ada nasi yang dapat kita makan. Tanpa alam yang tenteram, manusia tak dapat bercocok tanam. Jadi, kita harus menyayangi alam dan berterima kasih kepada para petani yang telah memungkinkan tersedianya sayuran, minyak, dan beras. Jadi, kita harus sungguh-sungguh menghargai berkah.

Di dunia saat ini, bencana alam yang terjadi akibat ketidakselarasan empat unsur sangatlah parah.

Bodhisatwa sekalian, jika manusia tidak mau melatih diri, karma buruk kolektif akan melukai alam. Ini karena kita bersama-sama mencemari udara dan bersama-sama mencemari alam. Segala yang kita perbuat dan lakukan disebut karma. Saat melakukan sesuatu, kita menjalankan karma. Saat berbuat baik, kita menjalankan karma baik. Saat berbuat jahat, kita menjalankan karma buruk.

Jadi, salah satu perbuatan baik ialah melindungi alam. Salah satu perbuatan jahat ialah merusak alam. Jadi, kita harus hidup berdampingan dengan alam. Kita harus mengembangkan kebajikan dan cinta kasih.

Memetik pelajaran besar dalam menjaga nafsu makan
Cinta kasih tanpa celah membawa keharmonisan
Mengikis kegelapan batin dan mengembangkan kebajikan
Menjaga dan hidup berdampingan dengan alam

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 Januari 2021     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Januari 2021

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -