Ceramah Master Cheng Yen: Cinta Kasih Tumbuh dari Satu Menjadi Tak Terhingga


Kita semua harus menggenggam setiap detik yang ada. Waktu sama berharganya dengan emas. Apakah emas dapat dibandingkan dengan waktu? Mengenai waktu, tiada harga apa pun yang dapat dibayar untuk menggantikannya. Jadi, kita semua memiliki kekayaan yang setara dalam hal waktu.

Jika kita dapat memandang, mengetahui, dan memahami segala yang terjadi di dunia ini, waktu kita akan sangat berharga. Kita dapat melihat bahwa ada orang yang bersumbangsih, ada orang yang menerima. Semuanya saling berterima kasih.

Yang menerima berterima kasih, yang memberi pun bersyukur karena bisa bersumbangsih. Inilah sumbangsih tanpa pamrih. Yang menerima pun sangat bersyukur. Inilah keindahan dari ketulusan dalam kehidupan ini. Ketulusan adalah yang paling indah, benar, dan nyata.

Buddha berkata bahwa semua makhluk setara. Semua makhluk memiliki hak yang setara dalam hal ini. Ada orang yang saat mendengar hal ini merasa tidak mengerti. ‘Saya yang memberi, dia yang menerima, bagaimana bisa setara?’ Ya, semuanya setara.

Bukan hanya itu, yang memberi harus lebih bersyukur karena jika tidak ada yang mau menerima saat kita ingin berbuat baik, kita tidak akan bisa bersumbangsih. Jika demikian, akankah kita bersukacita? Meski kita memiliki banyak harta benda, benda-benda itu juga tak ada gunanya.


Saat ada orang yang membutuhkan, kita bisa memberikannya kepada mereka. Kebahagiaan seperti itu barulah nyata. Kehidupan menjadi penuh kebahagiaan dan rasa sukacita ketika kita rela berbuat baik. Orang seperti ini, dalam setiap tindakannya selalu berbuat baik. Apa pun yang mereka lakukan selalu membawa manfaat bagi orang banyak. Inilah nilai dari kehidupan.

Bodhisatwa sekalian, tidaklah sulit bagi kita untuk bersumbangsih. Meski hanya bersumbangsih sedikit demi sedikit, kita dapat menghimpun kekuatan besar untuk menolong orang. Dengan mengembangkan dan menyebarkan pemikiran seperti ini, tidak sulit bagi semua orang untuk berbuat baik. Yang dibutuhkan hanyalah niat untuk menciptakan berkah. Intinya, setiap menit dan detik terus berlalu tanpa kita sadari. Namun, kita juga dapat memupuk berkah sedikit demi sedikit.

Berkah ini kita pupuk sedikit demi sedikit sebagaimana kita melewati waktu tanpa terasa. Cinta kasih dan sumbangsih yang kita berikan sedikit demi sedikit ini sama sekali tidak memengaruhi kehidupan kita. Namun, seiring berjalannya waktu, tetes demi tetes cinta kasih ini juga akan menjadi besar. Yang terpenting bukanlah jumlah uang yang terkumpul, melainkan niat baik yang berlanjut tanpa henti.


Hari demi hari, kita mempertahankan niat untuk menolong orang, berbuat baik, dan memberi perhatian kepada orang-orang yang menderita di dunia. Niat baik seperti ini tidak pernah terputus. Ia senantiasa membasahi batin kita. Dengan demikian, suatu hari, benih yang kita tanam di tanah yang subur ini akan memiliki berbagai kondisi pendukung untuk bertunas dan berakar hingga menjadi pohon kecil dan akhirnya menjadi pohon besar. Inilah yang selalu kita gaungkan.

Sebutir benih dapat menjadi tak terhingga. Tentu, agar benih ini menjadi tak terhingga, dibutuhkan waktu. Agar waktu itu tiba, dibutuhkan sebersit niat tadi. Asalkan kita menanam sebutir benih dan memiliki berbagai kondisi pendukung, benih tersebut akan bertunas dan waktu akan membuatnya tumbuh menjadi pohon besar yang dapat terus berbunga dan berbuah serta menghasilkan lebih banyak benih.

Semua proses ini berjalan tanpa terasa dari generasi ke generasi. Demikianlah cinta kasih berlanjut seiring waktu. Cinta kasih ini terus ada di tengah orang banyak. Dengan memiliki guru, jalan, dan tekad yang sama, kita dapat terjun ke tengah masyarakat untuk mengembangkan kekuatan cinta kasih. Di dunia ini, sebersit niat ini sangatlah penting.

Para Bodhisatwa muda ini terjun ke tengah masyarakat untuk memberi perhatian. Kita dapat melihat kekuatan mereka. Jadi, belakangan ini saya sering membahas bahwa janganlah kita meremehkan cahaya kunang-kunang yang kecil di tengah kegelapan.


Kumpulan kunang-kunang juga dapat membawa cahaya bagi tempat yang gelap. Ke mana pun mereka pergi, mereka menciptakan berkah. Demikian pula, cinta kasih dari setiap insan Tzu Chi dapat terhimpun menjadi cinta kasih universal. Cinta kasih berkesadaran ini terus diperpanjang.

Tekad insan Tzu Chi bukanlah tekad sesaat. Mereka mempertahankannya dalam waktu yang panjang. Jejak-jejak langkah Bodhisatwa ini telah terukir dalam perjalanan yang panjang. Langkah demi langkah yang mereka ambil merupakan langkah yang mantap di Jalan Bodhisatwa. Jejak langkah ini terlihat sangat jelas. Makin lama mereka berjalan, jalan yang dibuka pun makin lapang, orang yang ikut melangkah pun makin banyak.

Setiap hari, saya melihat peta Bumi kita yang terbentang di atas meja sembari mendengar kisah tentang jejak langkah insan Tzu Chi. Saat insan Tzu Chi tiba di suatu tempat, di tempat tersebut bagaikan ada cahaya yang menyala. Cahaya ini pun makin meluas ke berbagai tempat bagaikan bintang-bintang di alam semesta. Di tengah malam yang gelap, saat menengadah ke langit, kita dapat melihat hamparan bintang yang bercahaya terang.    

Menolong semua makhluk dengan tetes-tetes sumbangsih bukanlah hal yang sulit
Niat baik menumbuhkan tunas cinta kasih
Menjaga tekad untuk menghimpun titik-titik cahaya
Membentangkan jalan untuk menciptakan berkah secara luas

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Februari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 13 Februari 2022
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -