Ceramah Master Cheng Yen: Dengan Kesungguhan Berikrar Mencapai Kebuddhaan

Saya sangat tercengang, tersentuh, gembira, dan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Sungguh, ajaran Buddha tidak terlepas dari segala sesuatu di dunia ini. Ajaran Buddha terkandung dalam kehidupan sehari-hari kita. Ajaran Buddha bertujuan untuk menyelamatkan semua makhluk.

Buddha datang ke dunia ini karena sebuah tujuan agung. Tujuan agung ini adalah menyelamatkan semua makhluk yang menderita. Saat orang-orang mengalami penderitaan, kita yang berkemampuan hendaknya bersumbangsih.

Saat kita bersumbangsih dan melihat mereka terbebas dari penderitaan, kita juga dapat merasakan sukacita. Jadi, penderitaan mereka terlenyapkan dan hati kita merasakan sukacita setelah mempraktikkan Dharma. Inilah yang disebut sukacita dalam Dharma.

Kini saya sedang mengemban misi Tzu Chi. Kalian harus memahami tekad saya dan menggantikan saya menolong orang yang membutuhkan. Kita harus menyatukan tekad. Saat saya memberikan ceramah, kalian harus mendengarnya, menyerapnya ke dalam hati, dan mempraktikkannya secara nyata. Kita harus memiliki tekad dan semangat misi yang sama. Inilah yang disebut guru dan murid yang dihubungkan oleh inti sari Dharma.

Kini, saya mengulas tentang Sutra Bunga Teratai yang merupakan inti sari ajaran Jing Si, benar tidak? (Benar) Kini, saya akan perlahan-lahan mewujudkan harapan saya dahulu. Saya akan membuat orang-orang memahami jalinan jodoh antara mereka dan saya. Saya menjalin banyak jodoh baik dengan begitu banyak orang di seluruh dunia. Jalinan jodoh ini bukan seperti asap yang bisa menghilang dengan cepat. Jalinan jodoh ini sangat mendalam karena dihubungkan oleh inti sari Dharma. Karena itu, kita memiliki jiwa kebijaksanaan yang setara.

Saya ingin kalian memahami segala sesuatu yang saya pahami dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kalian hingga setara dengan jiwa kebijaksanaan saya. Jika jiwa kebijaksanaan tidak bertumbuh, maka kalian tidak bisa memahami kebenaran. Jadi, kalian harus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Melatih diri bukan hanya untuk membawa manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga membawa manfaat bagi orang lain.

Kalian harus terjun ke tengah masyarakat, baru bisa melihat keanekaragaman masyarakat. Setiap masalah yang kita hadapi dapat menumbuhkan kebijaksanaan kita. Dengan terjun ke tengah masyarakat, kita baru bisa memahami mengapa hidup manusia penuh penderitaan. Selain penderitaan akibat ketidakkekalan, juga ada berbagai jenis penderitaan lainnya. Dengan terjun ke tengah masyarakat, kita bisa mendengar dan melihat semua itu. Dengan menggunakan kebijaksanaan, kita merangkul dan menghibur mereka. Melihat mereka tersenyum, inilah yang paling menggembirakan bagi kita.

Bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan agar mereka dapat terbebas dari penderitaan, inilah yang dilakukan oleh insan Tzu Chi. Dalam ajaran Buddha, terdapat Enam Paramita dan puluhan ribu praktik. Enam Paramita terdiri atas dana, disiplin moral, kesabaran, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Enam Paramita sangat mudah untuk dihafal. Namun, kita harus menjalankannya dalam puluhan ribu praktik. Artinya, saat melihat orang yang menderita, kita harus menggunakan kebijaksanaan dan mencari cara untuk membimbingnya keluar dari penderitaan mereka.

Bodhisatwa sekalian, dengan mengembangkan kekuatan cinta kasih di tengah masyarakat, barulah kita berkesempatan untuk menumbuhkan kebijaksanaan. Dalam Enam Paramita, yang terpenting adalah kebijaksanaan. Kita harus menumbuhkan kebijaksanaan sejak kita membangun tekad. Inilah yang disebut konsentrasi. Kita harus bertekad untuk tidak melewatkan satu pun kesempatan berbuat baik. Jika sudah memiliki arah yang benar, kita harus melangkah maju dengan tekad yang teguh.

Di dalam sebutir beras terkandung matahari dan bulan; di dalam panci dimasak gunung dan sungai. Kalimat ini menggambarkan masa-masa awal Tzu Chi yang penuh kesederhanaan dan kesulitan. masa-masa awal Tzu Chi yang penuh kesederhanaan dan kesulitan.

Kita giat mempraktikkan ajaran Jing Si sejak masa-masa awal hingga sekarang. Jadi, kita harus mewariskan inti sari Dharma dan membangkitkan Empat Ikrar Agung. Kita semua harus mewariskan inti sari Dharma. Inilah ajaran Tzu Chi, yakni mewariskan inti sari Dharma dan membangkitkan Empat Ikrar Agung. Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia.

Kita telah membentangkan inci demi inci jalan dengan cinta kasih. Kita juga menggunakan kesadaran untuk memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih. Dengan semangat untuk menyelamatkan dan mengasihi sesama, kita membentangkan jalan dengan cinta kasih dan membimbing sesama dengan cinta kasih berkesadaran. Inilah inti sari Dharma. Inilah mazhab Tzu Chi.

Jadi, kita harus mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan yang tak terhingga. Kita harus menggunakan ketulusan untuk berikrar menyelamatkan semua makhluk. Dengan adanya ketulusan, barulah kita bisa menyelamatkan semua makhluk. Tanpa ketulusan, orang-orang tidak akan mendengarkan kita.

Kita harus memiliki ketulusan dan pikiran benar. Kita harus berikrar memutus noda batin dengan kebenaran. Kita harus memutus noda batin agar bisa terbebas dari penderitaan akibat noda dan kegelapan batin. Adakalanya, orang yang memiliki banyak uang juga memiliki banyak noda batin. Uang tidak bisa menghapus noda batin. Hanya Dharma-lah yang bisa menghapus noda batin serta membuat kita merasakan kegembiraan dan sukacita dalam Dharma. Jadi, kita harus berikrar memutus noda batin dengan kebenaran dan berikrar mempelajari seluruh pintu Dharma dengan keyakinan.

Tanpa keyakinan, kita tidak akan bisa memasuki pintu Dharma. Kita juga harus menggunakan kesungguhan untuk berikrar mencapai kebuddhaan. Saya berharap setiap orang dapat mencapai kebuddhaan.

Sejak putra ke-16 dari Buddha Mahabhijna-jnanabhibhumembabarkan Dharma,kita sudah menjalin jodoh. Kita harus percaya bahwa kita bisa berkumpul bersama di kehidupan ini karena adanya jalinan jodoh. Karena itu, kita juga berharap dari kehidupan ini hingga kehidupan-kehidupan berikutnya, kita dapat menggunakan kesungguhan untuk berikrar mencapai kebuddhaan. Janganlah kita berjalan menyimpang lagi.

Di kehidupan ini, kita telah menapaki Jalan Buddha. Jangan sampai kita berjalan menyimpang di kehidupan mendatang. Jadi, kita harus tulus, benar, yakin, dan bersungguh-sungguh. Inilah pelatihan ke dalam insan Tzu Chi, yakni tulus, benar, yakin, dan bersungguh-sungguh. Kita juga harus mempraktikkan (cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin).

Benar, kita harus mempraktikkan cinta kasih agung tanpa penyesalan untuk mengembangkan cinta kasih tanpa batas, welas asih agung tanpa keluh kesah untuk membangun ikrar tanpa batas, sukacita agung tanpa kerisauan untuk memperoleh kebahagiaan tanpa batas, dan keseimbangan batin agung tanpa pamrih untuk menumbuhkan rasa syukur tanpa batas. Benar. Jika bisa demikian, maka kita bisa bersatu hati bagai bola Kristal yang berpusat pada satu titik. Fisik, batin, dan dunia kita akan seperti kristal yang bening dan bersih.

Bodhisatwa sekalian, hari ini, saya melihat kesungguhan hati dan cinta kasih kalian semua. Melihat semua tim bersatu hati bagai hutan Bodhi yang bertumbuh dari satu akar yang sama, saya sangat gembira dan bersyukur. Singkat kata, kita harus mempertahankan tekad pelatihan untuk selamanya. Saya mendoakan kalian semua dan berterima kasih kepada kalian yang telah membuatku merasa gembira dan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Terima kasih, saya mendoakan kalian semua.

Inti sari ajaran Jing Si adalah Sutra Bunga Teratai

Hutan Bodhi bertumbuh dari satu akar yang sama

Dengan kebenaran berikrar memutus noda batin

Menjalankan Enam Paramita dan puluhan ribu praktik di tengah masyarakat

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Juli 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 12 Juli 2016

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -