Ceramah Master Cheng Yen: Dharma Membawa Manfaat Tak Terhingga bagi Semua Makhluk


Lihatlah, minggu lalu, Ci Yue telah menyelesaikan komposisi lagu tentang Sutra Teratai. Setelah saya membabarkan Dharma, murid-murid saya dengan sepenuh hati menciptakan sebuah lagu dengan kata-kata yang sederhana agar orang-orang lebih mudah memahami Dharma. Liriknya diambil dari isi ceramah saya.

Saya berterima kasih kepada Wakil Ketua Wang, yakni Bapak Wang Duan-zheng, yang telah meringkas poin-poin utama dari ceramah saya dan menampilkan esensi Sutra Teratai. Terima kasih juga kepada Ci Yue yang sepenuh hati meminta bantuan pakar untuk mengkomposisi lirik tersebut menjadi sebuah lagu. Dengan memadukan lirik dan komposisi lagu yang mencerminkan esensi Sutra Teratai, lagu tersebut dapat digunakan di atas panggung. Namun, saya mengatakan bahwa ini tidak cukup.

Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha meninggalkan jejak di hutan pertapaan. Setelah mengunjungi banyak petapa dan bertapa di dalam gua, Buddha menyadari bahwa pelatihan diri seperti ini bukanlah jalan untuk menemukan kebenaran sejati. Jadi, Buddha menyerah pada jalan pelatihan seperti ini dan mencari jalan lain. Buddha meninggalkan jejak di beberapa tempat. Pada akhirnya, di mana Beliau melakukan meditasi? Buddha melakukan meditasi di bawah sebatang pohon.


Suatu hari, sebelum matahari terbit dan bintang-bintang masih terlihat, Buddha membuka matanya perlahan di tengah keheningan. Di kejauhan, Beliau melihat setitik cahaya bintang. Seketika itu juga, hati-Nya yang tenang sepenuhnya tercerahkan dan menyatu dengan seluruh alam semesta. Saat itulah, Beliau mencapai pencerahan sempurna dan menjadi Yang Mahasadar. Inilah yang dapat mendeskripsikan Buddha.

Setelah sepenuhnya memahami kebenaran di dunia ini, Beliau mulai membabarkannya kepada semua orang. Di manakah prinsip-prinsip kebenaran itu? Di dalam hati dan pikiran-Nya. Prinsip kebenaran tidak terlihat dan tidak dapat disentuh, tetapi terus memancar keluar bagaikan mata air yang dapat membasuh batin semua makhluk.

Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha mulai membabarkan Dharma. Buddha membabarkan Dharma di Puncak Burung Nasar yang terletak di Rajgir. Bagaimana kehidupan di Rajgir? Banyak warga yang hidup kekurangan. Ketika melihat rekaman video, kita berpikir, "Mengapa anak itu menjadi seperti itu? Di manakah dia? Kita harus mencarinya." Jadi, kita membangkitkan niat untuk mencari keberadaannya. Untuk itu, kita membutuhkan bantuan warga lokal.


Saya berterima kasih kepada Wakil Ketua Shyong yang menghubungi relawan kita di Shanghai yang bernama Qiu Yufen. Kemudian, Qiu Yufen menghubungi temannya, Shi-guo, untuk menemukan desa tempat anak itu tinggal. Lihatlah anak yang ditemukan oleh Shi-guo. Selain anak laki-laki tersebut, saya juga melihat ada anak-anak lain di belakangnya. Kondisi mereka semua sama-sama memprihatinkan. Mereka kekurangan materi, kekurangan gizi, dan minim pendidikan. Jadi, kita harus mengentaskan kemiskinan dan mengatasi masalah minimnya pendidikan di sana. Saya sangat berterima kasih kepada Shi-guo yang telah menemukan anak ini.

Segala sesuatu ada sebab atau benihnya. Sebutir benih bisa bertumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga bertumbuh dari satu. Saya berharap dalam waktu dekat, anak itu dapat kembali hidup normal dan sehat. Saya berharap kita dapat membantunya tumbuh dewasa, memperbaiki lingkungannya, dan membantunya menerima pendidikan. Saya berharap dia dapat menerima pendidikan yang menyeluruh agar dapat membawa manfaat bagi masyarakat setempat di masa mendatang. Tentu saja, kita tidak hanya membantu anak ini. Dengan adanya jalinan jodoh ini, kita juga memikirkan cara untuk membantu pendidikan semua anak di sana.


Kita harus membantu memenuhi kekurangan mereka. Bagaimana memenuhi kebutuhan air mereka? Kita harus menggali sumur. Bagaimana kita bisa membangun sekolah untuk mereka? Pertama-tama, kita menyediakan pendidikan sederhana. Kemudian, kita membuat perencanaan dan berdiskusi dengan pemerintah dan organisasi setempat. Kita harus memiliki desain konstruksi sekolah yang menyeluruh untuk membangun sekolah dasar atau menengah di desa, kota, atau mana pun tempat tinggal mereka. Tentu saja, kita berharap dapat melaksanakan seluruh rangkaian rencana bantuan yang telah dipikirkan.

Ketika kita melihat anak-anak ini, hati kita akan tergerak dan mulai berpikir untuk menghimpun tenaga dan materi untuk membawa bantuan ke tanah Buddha yang sangat jauh dari kita. Buddha memberi kita ajaran tak terhingga untuk memperluas pengetahuan dan membangkitkan jiwa kebijaksanaan kita. Saat ini, kita harus menyatukan cinta kasih semua orang untuk membawa manfaat bagi tanah Buddha dengan membimbing anak-anak setempat dan memperbaiki kondisi kehidupan mereka. Antarmanusia hendaklah membawa manfaat satu sama lain.

Memahami prinsip kebenaran dan membabarkannya kepada semua makhluk
Menelusuri jejak Buddha dan mewarisi esensi Dharma
Penyaluran bantuan yang berawal dari terlihatnya penderitaan
Membalas budi Buddha dengan menghimpun kebajikan
                                        
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta
Ditayangkan tanggal 23 Juni 2022
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -