Ceramah Master Cheng Yen: Dharma sebagai Obat Menuju Kecemerlangan
Kini kita hendaknya bersungguh hati memahami ketidakkekalan, penderitaan, kekosongan, dan ketanpaakuan yang diajarkan oleh Buddha. Demikianlah kehidupan, segala sesuatu adalah semu. Empat Kebenaran Mulia menjabarkan kebenaran tentang penderitaan. Berkeluh kesah tentang penderitaan tiada gunanya.
Kebenaran di balik kata "penderitaan" meliputi segala sesuatu di dunia ini. Tiada satu orang pun yang tidak pernah menderita di dunia ini. Jika ada yang berkata demikian, mereka hanya membohongi diri sendiri dan orang lain. Tiada satu orang pun yang tidak pernah menderita ataupun tidak memiliki noda batin. Noda dan kegelapan batin adalah penderitaan yang sesungguhnya.
Penderitaan ini disebabkan oleh akumulasi. Akumulasi apa? Akumulasi karma buruk.
Setiap pikiran dan perbuatan kita adalah karma. Hanya saja, ada karma baik dan karma buruk. Kita menciptakan karma kita sendiri. Di dalam hati kita mungkin terdapat kebaikan dan keburukan sekaligus. Jadi, saya sering berkata bahwa kita harus bertobat karena kita mungkin menciptakan karma lewat pikiran dan perbuatan kita tanpa sengaja.
Karma akan terakumulasi sedikit demi sedikit, bagai seguci air yang terakumulasi dari tetes demi tetes air. Kita bisa menggunakan perumpamaan yang sederhana untuk menjelaskan kebenaran ini. Sesungguhnya, setiap tetes air mengandung kebenaran yang tak terhingga. Setetes air mungkin terlihat tidak penting. Namun, perlu diketahui bahwa kini, unsur air di seluruh dunia sudah tidak selaras.
Kekeringan dan banjir telah menimbulkan dampak bencana serius. Tetes demi tetes air dapat memengaruhi satu saluran air hingga akhirnya memengaruhi satu area. Setiap hari, bencana terjadi di seluruh dunia. Semua itu merupakan hasil akumulasi. Jadi, saya ingin memberi tahu semua orang bahwa semua ini mengandung Dharma.
Selama beberapa waktu, saya terus mengulas tentang beberapa hal. Mengapa saya terus mengulas tentang pelajaran besar, kemurungan, kesedihan, dan penderitaan? Kata-kata ini terus muncul di dalam catatan orang-orang yang mengikuti saya. Segala sesuatu yang terjadi pasti ada penyebabnya. Demikian benih dan kondisi pendukungnya, demikian pulalah buahnya. Kita bisa melihat hukum sebab akibat bekerja di hadapan kita.
Beberapa hari ini, meski sangat sedih, tetapi kita tidak bisa mengubah kenyataan. Sudah berhari-hari berlalu sejak kecelakaan terjadi. Kita bisa memetik banyak pelajaran besar darinya. Prinsip kebenaran yang terkandung di dalamnya sangatlah besar. Kita bisa menyaksikan ketidakkekalan, kesedihan, dan penderitaan. Ketidakkekalan ini mendatangkan penderitaan dan kini, kita harus mulai melenyapkan penderitaan. Biarkan pemandangan yang telah kita lihat kali ini berlalu seiring waktu berlalu.
Namun, kita juga harus mengubahnya menjadi Dharma. Kita harus memetik pelajaran dari kecelakaan ini, melenyapkan kesedihan di dalam hati, dan membuka jalan menuju lenyapnya penderitaan. Inilah Empat Kebenaran Mulia.
Kita harus menghapus kesedihan di dalam hati kita. Ini disebut "melenyapkan". Setelah menyaksikan ketidakkekalan, kita harus mengubahnya menjadi Dharma. Jika tidak, meski sering mengulas tentang penderitaan, kekosongan, dan ketidakkekalan, kita tidak akan tahu makna dari penderitaan, kekosongan, dan ketidakkekalan. Kita juga tidak akan tahu makna dari tubuh ini tidak bersih dan perasaan membawa derita.
“Seorang keluarga korban berkata, ‘Dik, jangan bermain lagi. Pulanglah ke rumah meski kamu menyukai tempat ini.’ Saat itu saya sedih sekali. Hari itu, saya tidak tahu harus mengatakan apa untuk menghibur keluarga tersebut. Saya hanya bisa memikirkan ajaran Master dan mendampingi mereka sambil meneteskan air mata. Saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Itu sungguh pengalaman yang sangat unik dan berharga,” kata Chen Mei-hui kepala perawat RS Tzu Chi Taipei.
“Saya sangat bersyukur pada mereka. Inilah yang Master katakan, kita memiliki misi. Saya harus melangkah maju untuk menemukan jalan keluar saya. Saya merasa bahwa jalan keluar lain dalam hidup saya bagaikan cahaya di luar terowongan itu yang membimbing saya melangkah maju, bukan hanya berhenti di tempat,” pungkasnya.
Dharma dapat dilihat pada saat seperti ini. Kita telah merasakan bahwa Dharma ada di dunia ini. Dharma ada di dunia ini karena adanya penderitaan. Kita harus menggunakan Dharma untuk mengobati penderitaan. Saat semua makhluk menderita, kita harus menolong mereka dengan Dharma.
Dunia ini penuh dengan penderitaan dan Dharma adalah obatnya. Jadi, ada penderitaan, sebab penderitaan, lenyapnya penderitaan, dan jalan menuju lenyapnya penderitaan. Kita telah melihat ketidakkekalan, merasakan penderitaan, dan mengetahui penyebabnya.
Kini sudah waktunya kita melenyapkan penderitaan. Melenyapkan penderitaan berarti membiarkannya berlalu seiring waktu berlalu. Jika di dalam hati kalian masih ada penderitaan dan kesedihan, dengarkanlah kata-kata saya. Saya ingin menghibur kalian semua. Terimalah penghiburan saya dengan hati yang tulus. Jangan terus menyimpan ketakutan di dalam hati.
Beberapa hari ini, saya melihat berbagai negara di seluruh dunia turut berbelasungkawa dan berdoa bagi para korban kecelakaan di Taiwan. Kepada para insan Tzu Chi di berbagai negara ini, saya mengucapkan terima kasih.
Para relawan kita tidak bisa mengungkapkan berbagai perasaan yang muncul seketika. Meski demikian, cinta kasih Bodhisatwa dunia telah tersebut di seluruh penjuru dunia. Ini disebut memperluas cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang.
Menyaksikan ketidakkekalan
dan memahami kebenaran di baliknya
Merenungkan sebab
penderitaan dan mengakumulasi karma baik
Mengobati penderitaan
dengan Dharma dan melenyapkan noda batin
Memperpanjang jalinan
kasih sayang di dunia
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 12 April 2021