Ceramah Master Cheng Yen: Dharma sebagai Panduan Hidup

“Jika kami yang mempelajari Dharma pergi ke Taiwan bersama, kami bisa pergi berwisata. Begitulah pemikiran kami saat pergi. Sesungguhnya, kami tidak tahu ataupun paham tentang Tzu Chi,” kata Lin Yan relawan Tzu Chi.

“Pada tahun 2012, kami melihat para relawan di Taiwan bersungguh hati menjalankan misi amal. Jadi, kami juga ingin melakukannya. Ada sebuah kotak di sini. Mereka menaruh barang daur ulang di dalamnya dan saya datang mengumpulkannya. Kebajikan harus dilakukan bersama,” kata Huang Peiwa relawan Tzu Chi.

“Ini untuk berbuat baik. Kami mengumpulkan barang daur ulang,” kata pemilik toko di mal.

“Ini karena kita mengasihi Bumi. Master mengulas tentang perubahan iklim dan ketidakselarasan empat unsur alam. Untuk menyelamatkan Bumi, kita harus melakukan daur ulang,” kata Wu Dirong relawan Tzu Chi.

“Setelah kita berbagi dengan orang-orang yang pergi ke kuil untuk bersembahyang, mereka pun datang untuk melakukan daur ulang. Mereka merasa bahwa itu sangat bagus dan berbagi dengan lebih banyak orang. Demikianlah konsep daur ulang menyebar dan menginspirasi orang-orang,” kata Lin Yan relawan Tzu Chi.


Untuk meneladani Buddha, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita harus tahu bahwa meski memberi persembahan kepada Buddha dan mendengar Dharma, jika kita tidak menapaki Jalan Bodhisatwa, kita masih sangat jauh dari kebuddhaan. Ini karena kita belum menapaki Jalan Bodhisatwa, yakni jalan menuju kebuddhaan. Jadi, dalam meneladani Buddha, Jalan Bodhisatwa sangatlah penting.

Bodhisatwa harus mempraktikkan Dharma secara nyata dan terjun ke tengah masyarakat secara langsung untuk menjalin jodoh, memuji, dan mendoakan orang-orang.

“Setiap hari, dia menyalin Kata Renungan Jing Si dan menjalani fisioterapi dengan serius. Kini pikirannya menjadi sangat positif dan tenang. Apa pun yang terjadi di rumahnya, dia bisa menghadapinya dengan tenang,” kata Liang Yixin relawan Tzu Chi.

“Meski kami juga mengalami kesulitan, tetapi saya berharap bisa membantu semampu saya. Melakukan daur ulang juga bermanfaat untuk pemulihan saya. Bisa mengobrol dengan relawan di luar, saya juga merasa gembira,” kata Li Gaoqiang penerima bantuan Tzu Chi.

Pada umumnya, orang-orang berdoa kepada Buddha agar dipenuhi berkah dan segala keinginan terwujud. Sesungguhnya, berkah harus diciptakan sendiri. Segala keinginan bisa terwujud atau tidak, itu bergantung pada sebab dan kondisi. Bagaimana mungkin semua itu diperoleh hanya dengan berdoa?

Singkat kata, kita jangan percaya pada takhayul. Pada umumnya, orang-orang berdoa kepada Buddha agar dipenuhi berkah Era kemurnian Dharma dan kemiripan Dharma sudah lama berlalu. Saat ini, kita berada pada era kemunduran Dharma.


Orang-orang pada zaman sekarang telah kehilangan panduan dan memiliki banyak karma buruk. Ini karena orang-orang telah kehilangan ajaran kebenaran yang merupakan panduan hidup, bagai terombang-ambing di lautan luas dan tak tahu ke mana mereka harus pergi. Panduan untuk membimbing semua makhluk bergerak maju telah lenyap. Karena itu, kini semua makhluk kehilangan arah dan tak tahu ke mana mereka harus pergi. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita kelak. Saat sesuatu terjadi, bagaimana kita menghadapinya?

Kehidupan bagaikan mimpi. Saat tidur, tentang apa kita bermimpi? Tidak ada seorang pun yang bisa mengendalikan mimpinya. “Saya tidak menginginkan mimpi ini. Saya tidak menginginkan lingkungan ini.” Itu di luar kendali kita. Jadi, kehidupan bagaikan mimpi. Begitu pula sebaliknya.

Pada era kemunduran Dharma ini, semua makhluk hidup di tengah delusi. Memiliki Dharma sebagai panduan hidup, kita hendaknya sangat khidmat dan membangkitkan rasa hormat. Dharma mengajari kita bagaimana melatih diri dan bagaimana menghadapi sesama manusia. Jadi, kita berharap memiliki guru pembimbing yang membimbing kita ke arah yang benar.

Kita membutuhkan guru pembimbing untuk membimbing kita ke arah yang benar agar kita tidak menyimpang. Orang yang mempraktikkan Dharma akan memahami Dharma yang menakjubkan. Kita harus sangat tekun dan merenungkan bagaimana mempraktikkan Dharma dalam menghadapi semua orang, hal, dan materi. Jika kita melupakan Dharma dan menghadapi semua orang dan hal dengan kebiasaan makhluk awam, kita akan menimbulkan banyak masalah. Mengakumulasi kegelapan dan noda batin, demikianlah makhluk awam.

Berhubung telah mengenal dan mendengar Dharma serta memperoleh pemahaman, kita hendaknya bersiteguh di jalan ini. Jika bisa bersiteguh di jalan ini, maka saat menghadapi semua orang, hal, dan materi, kita akan menyadari bahwa hidup manusia penuh penderitaan dan kesesatan. Orang yang tersesat sangat jauh dari Dharma.


Dengan memiliki Dharma di dalam hati, kita baru bisa membedakan perbuatan yang selaras dengan kebenaran dan perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran. Saat kita memasuki jalan kebenaran, barulah kita bisa melihat seseorang mendekati atau menjauhi jalan kebenaran.

Kita harus bersungguh hati menerapkan Dharma dalam keseharian. Jika kita bisa membuktikan Dharma lewat hal-hal yang terjadi dalam kehidupan kita, maka jangan biarkan tekad kita goyah. Dengan tekad pelatihan yang teguh, kondisi apa pun tidak bisa menggoyahkan kita.

Saat menghadapi semua makhluk dengan berbagai masalah yang rumit, kita bisa tenang dalam segala kondisi karena telah memahami kebenaran. Karena itulah, kita harus melatih diri. Dalam proses melatih diri, Buddha membangkitkan sebersit niat yang sangat sederhana untuk menghadapi semua makhluk Buddha terus mempertahankan niat yang tidak ada duanya ini. Niat Buddha sangat murni. Jadi, kita harus sangat bersungguh hati dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap perbuatan dan ucapan kita termasuk pelatihan diri. Jika tidak berhati-hati, kita bisa menciptakan karma buruk. Jadi, mari kita bermawas diri dan lebih bersungguh hati setiap waktu.

Semua makhluk terombang-ambing dan tak tahu ke mana mereka harus pergi
Jangan memohon berkah, ciptakanlah berkah sendiri
Memahami Dharma yang menakjubkan dengan tekad yang murni dan teguh
Membimbing semua makhluk menapaki jalan kebenaran

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Oktober 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 Oktober 2019

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -