Ceramah Master Cheng Yen: Dipenuhi Berkah untuk Giat Berbuat Baik


Di dunia ini, saat ada orang yang dilanda penderitaan, insan Tzu Chi akan segera memberi penghiburan. Para Bodhisatwa dunia ini sungguh bersumbangsih bagi dunia. Kehidupan tidaklah kekal. Kita hendaknya senantiasa tahu berpuas diri dan yang terpenting, menciptakan berkah.

Setiap berkah yang diciptakan akan membawa manfaat bagi diri sendiri. Semua kebaikan yang kita lakukan tidak akan bisa direbut oleh orang lain. Semua itu adalah berkah yang kita ciptakan sendiri. Triliunan berkah yang kita ciptakan dalam kehidupan kita akan menjadi sebutir benih yang kaya akan kebijaksanaan dan berkah.

Di kehidupan sekarang, jika kita menjaga benih berkah dan kebijaksanaan ini dengan baik, maka di kehidupan mendatang, saat kita ingin mengerahkan segenap hati dan tenaga kita untuk bersumbangsih, kita secara alami akan dipenuhi berkah untuk menciptakan berkah bagi dunia.

Akhir-akhir ini, saya merasa bahwa saya adalah orang paling dipenuhi berkah. Saya masih ingat pascagempa 921, kita mulai membantu pembangunan kembali di berbagai sekolah. Tzu Chi juga mendirikan tempat tinggal sementara ataupun permanen bagi para korban gempa.


Pascagempa 921 dan Topan Morakot, kita telah menciptakan banyak berkah bagi dunia. Berkah ini terakumulasi sedikit demi sedikit oleh para relawan kita yang bersumbangsih tanpa pamrih.

Pascagempa 921 hingga kini, proyek pembangunan kembali yang kita jalankan telah membantu membina banyak insan berbakat. Saya terus berkata bahwa kita hendaknya mendatanya agar bisa menunjukkan data statistiknya kepada para insan Tzu Chi. Sesungguhnya, sangat sulit untuk mendatanya. Singkat kata, jumlahnya tak terhitung.

Sutra Buddha juga mengulas tentang tak terhitung. Waktu sulit untuk dihitung. Berkah yang diciptakan juga tidak bisa dihitung. Saat menciptakan berkah, seseorang mungkin juga menciptakan karma buruk secara tidak sengaja. Itu juga tidak bisa dihitung.

Dalam hidup ini terdapat penderitaan. Ada banyak orang yang dilanda penderitaan, juga ada banyak orang yang dipenuhi berkah. Jadi, berkah dan karma buruk diciptakan oleh diri sendiri.


Kita bisa melihat sekolah demi sekolah yang pembangunannya telah rampung. Kita bisa melihat bagaimana para relawan kita mengasihi bumi. Di atas lahan yang luas, baik di halaman depan rumah sakit maupun lapangan sekolah, para relawan kita menyusun konblok. Demikianlah kita mengasihi dan melindungi bumi. Agar bumi dapat bernapas dan sebagai wujud kasih sayang terhadap bumi, kita menyusun konblok di atas tanah. Ini membutuhkan ketelatenan dan kerja keras.

Lihatlah, para anggota Tzu Cheng dan komite kita memindahkan sepotong demi sepotong konblok secara estafet. Dengan menyusun konblok di atas tanah, bumi tetap dapat bernapas. Konblok juga disusun rapi agar orang-orang dapat berjalan di atasnya dengan aman.

Dahulu, para insan Tzu Chi sungguh dipenuhi berkah. Selama puluhan tahun ini, insan Tzu Chi telah menciptakan berkah dengan mantap. Demikianlah yang insan Tzu Chi lakukan. Ini berkat matangnya jalinan jodoh pada saat itu. Meski saya tak mengukur kemampuan diri sendiri, tetapi pencapaian Tzu Chi tidak sedikit, fasilitas yang kita bangun juga tidak sedikit.

Dari mana dana kita berasal? Dari tetes demi tetes donasi para insan mulia yang yakin pada saya. Setelah mengatakan sesuatu, saya harus melakukannya. Namun, dari mana saya memperoleh tenaga? Beruntung, ada banyak orang yang mendukung saya. Semua ini berkat jalinan jodoh yang tidak terbayangkan dan sulit dideskripsikan. Karena itulah, saya terus berkata bahwa pelajaran besar sulit untuk dideskripsikan.

Dengan pelajaran besar kali ini, mari kita mengenang masa lalu, melakukan pendataan, dan melakukan penghitungan secara kasar untuk melihat bagaimana Tzu Chi bersumbangsih bagi dunia dan apa saja yang telah Tzu Chi lakukan bagi Taiwan. Sesungguhnya, sumbangsih Tzu Chi Taiwan berfokus di Taiwan.

Saya selalu mengimbau para insan Tzu Chi luar negeri untuk memanfaatkan sumber daya setempat. Mereka menggalang dana sendiri dan menggerakkan relawan setempat. Kita hanya mematangkan jalinan jodoh mereka untuk bergabung dengan Tzu Chi. Karena itulah, saya berkata bahwa saya bersyukur tidak pernah menyia-nyiakan waktu dalam hidup saya. Saya juga bersyukur kepada para insan Tzu Chi yang terus mengikuti langkah saya dengan erat dari masa-masa awal Tzu Chi. Sejauh apa pun jarak yang saya tempuh, mereka selalu mengikuti langkah saya. Jadi, saat saya menyerukan untuk berbuat baik, orang-orang di segala penjuru akan menciptakan berkah bersama.

Di berbagai tempat, terdapat jalinan jodoh untuk menjalankan Tzu Chi. Saat semua orang merespons seruan saya, kekuatan yang terhimpun akan sangat besar.

Lihatlah Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi bagi para korban gempa. Kita membangunnya dengan teliti untuk ditempati selama tiga tahun. Dalam waktu tiga tahun itu, mereka dapat memulihkan sendi kehidupan mereka. Setelah mereka pindah, kita mengumpulkan material rumah rakitan sementara itu dan masih menggunakannya hingga kini. Saat ada sekolah yang perlu dibangun kembali, kita menggunakan material ini untuk mendirikan ruang kelas sementara bagi murid-murid. Material itu telah digunakan di berbagai tempat.


Bodhisatwa sekalian, kita memanfaatkan dana kita secara tepat dan memanfaatkan material ini dalam jangka panjang. Mereka memiliki berbagai fungsi, yakni menenteramkan kehidupan orang-orang, mendukung pendidikan, dan membantu membina insan berbakat. Inilah yang dilakukan oleh Tzu Chi dan yang kita lakukan tidak sedikit.

Ada banyak hal yang patut disyukuri. Menggenggam kesempatan ini, saya harus mengulas tentang pelajaran besar. Banyak orang yang tidak tahu bagaimana berbagi tentang masa lalu. Karena itu, kini saya akan memulainya.

Para relawan yang membantu saya membentangkan jalan ini hendaknya mengenang masa lalu dan berbagi kisah satu sama lain. Kisah-kisah kebajikan adalah keindahan dunia ini dan nilai kehidupan kita.

Mari kita menggenggam jalinan jodoh untuk berbagi kisah dengan orang-orang dari waktu ke waktu. Semua kisah itu mengandung nilai besar bagi dunia ini.  

Bersumbangsih tanpa pamrih, bahkan mengucap syukur
Satu seruan mendapat respons dari segala penjuru
Giat berbuat baik untuk membina berkah dan kebijaksanaan
Memiliki kehidupan yang bermakna karena tidak menyia-nyiakan waktu

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Agustus 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 15 Agustus 2021
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -