Ceramah Master Cheng Yen :Doa Ribuan Insan

Di Balai Peringatan Chiang Kai-Shek, Tzu Chi menggelar persamuhan Dharma selama tiga malam. Persamuhan Dharma yang sangat agung itu dihadiri oleh lebih dari 10.000 orang. Demi mempersiapkan lokasi tersebut, relawan Tzu Chi dan staf Da Ai TV bekerja keras selama beberapa hari. Tak peduli turun hujan lebat atau cuaca sangat panas, mereka tetap bekerja keras untuk menata lokasi acara. Selain itu, lebih dari 1.000 orang menjalani latihan di sana.

Para partisipan persamuhan Dharma juga bervegetaris dan lain-lain. Mereka menyiapkan kegiatan ini dengan hati yang sangat tulus. Acara pada hari pertama berjalan dengan lancar. Acara dimulai dengan pemukulan genta dan genderang. Dentangan genta mengingatkan kita untuk mengikis noda batin, suara genderang mengingatkan kita untuk melenyapkan kegelapan batin. Mereka mementaskan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak.

Saya sangat berterima kasih kepada para sesepuh dari kalangan Buddhis. Mereka naik ke atas panggung untuk membabarkan ajaran Buddha. Lewat pementasan di atas panggung, mereka menunjukkan cara Buddha membabarkan Dharma pada lebih dari 2.000 tahun lalu di hadapan semua orang. Mereka menampilkan kelompok Sangha yang sangat tertib dalam mengikuti Buddha untuk mendengar Dharma, memahami Dharma, lalu kembali mewariskannya. Karena itulah, Dharma bisa terwariskan hingga masa kini.

Setiap orang hendaknya menganggap penting ajaran di dalam Sutra Bakti Seorang Anak. Siapa yang terlahir ke dunia tanpa orang tua? Orang tua mana yang tidak menua? Lihatlah sang ibu yang bersusah payah menggendong anak dan bekerja keras untuk membesarkan anaknya. Sang ibu juga pernah melewati masa muda. Beliau juga pernah sangat ramping dan aktif. Namun, begitu menjadi orang tua, beliau menjadi kurang memperhatikan dirinya. Beliau juga harus menggendong anak sambil bekerja untuk mendukung kehidupan keluarga. Namun, apa yang mereka dapatkan? Anak-anaknya yang pembangkang. Inilah penderitaan di dunia.

Kita hendaknya berpikir dari posisi orang tua. Karena itu, kita sering menggunakan Sutra Bakti Seorang Anak sebagai bahan pengajaran di masyarakat. Saya sangat berterima kasih kepada para artis, relawan Tzu Chi, dan Tzu Ching yang mendedikasikan diri untuk mementaskan pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak. Pastor Park juga menghadiri acara kita dan turut naik ke atas panggung.Pada hari pertama, rombongan opera Tang Mei Yun mementaskan kisah “Putri Jyotinetra Menolong Ibunya”.

Pada hari kedua, rombongan opera Tang Mei Yun mementaskan kisah Mahabhiksu Xuan Zang mengambil kitab suci ke barat. Meski menghadapi banyak rintangan dan bahaya, Mahabhiksu Xuan Zang tetap bertekad teguh.Hari ini kita dapat melihat Sutra, membaca Sutra, dan mendalami Dharma. Sungguh kita harus berterima kasih kepada Mahabhiksu Xuan Zang. Jika tanpa usaha keras dan ketabahan beliau dalam mengatasi berbagai rintangan, bagaimana mungkin kita berkesempatan untuk mendalami Dharma dan memberi manfaat bagi semua makhluk. Lebih dari 2.000 sudah berlalu sejak Buddha parinirvana dan hingga kini kitab suci Buddha masih ada. Sungguh kita harus sangat menghargainya.

Kemarin, mereka mementaskan kisah perjalanan Mahabhiksu Jian ke Jepang. Para bhiksu dan relawan Tzu Chi bekerja sama untuk mementaskannya di atas panggung. Sungguh ada banyak kisah yang menyentuh hati. Tadi malam, kita melihat pementasan kisah raja gajah yang memiliki enam gading. Pada salah satu kehidupan, Buddha pernah lahir sebagai gajah yang memiliki enam gading. Seorang permaisuri yang tamak ingin memiliki gading gajah tersebut. Sesungguhnya, hal itu terjadi akibat jalinan jodoh di kehidupan lalu. Akumulasi buah karma sungguh membawa penderitaan. Ini adalah salah satu kisah Buddha di dalam Kitab Jataka.

Persamuhan Dharma selama 3 hari itu ditutup dengan acara doa bersama. Semoga rasa penuh berkah, syukur, dan bakti ini dapat selamanya berada di dalam hati kita. Dengan bervegetaris, kita dapat melindungi semua kehidupan.Kita harus senantiasa mengingat hal ini. Acara itu bukan hanya pertunjukan semata, melainkan pementasan ajaran di dalam Sutra. Persamuhan Dharma itu dihadiri oleh banyak orang. Doa semua orang yang penuh ketulusan dapat menjangkau para Buddha. Semua orang bervegetaris untuk menunjukkan ketulusan hati.

Setiap hari, mereka memulai acara dengan melantunkan Gatha Pendupaan. Hal itu membuat orang merasakan bahwa Buddha seakan hadir dalam persamuhan itu karena seluruh lokasi acara dipenuhi ketulusan. Saat mereka memulai acara, meski saya berada di Hualien, tetapi hati saya terus bersama dengan mereka. Kisah yang menyentuh hati sangat banyak. Semoga kondisi iklim dapat bersahabat.

Dalam sejarah hari ini, pada hari ini di tahun 2009, Topan Morakot mendatangkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Taiwan. Kita sungguh harus meningkatkan kewaspadaan. Tahun lalu, Topan Soudelor mendatangkan kerusakan parah di Distrik Wulai, New Taipei City. Relawan Tzu Chi juga bergerak untuk membantu membersihkan lumpur dari lantai ketiga dan lantai kedua ruang bawah tanah. Lumpur yang bercampur dengan air limbah menimbulkan aroma yang tidak sedap.

Relawan Tzu Chi memberi bantuan dengan cinta kasih tanpa memandang jalinan jodoh serta perasaan senasib dan sepenanggungan. Inilah cara mereka mempraktikkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga membabarkan Dharma lewat tindakan nyata.

Di Balai Peringatan Chiang Kai-Shek, mereka menggunakan bahasa tubuh untuk menampilkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan Sutra. Saat terjadi bencana, mereka secara langsung terjun ke lokasi bencana untuk meringankan penderitaan semua makhluk dan menyelamatkan dunia. Inilah yang digalakkan oleh ajaran Buddha. Sungguh, kita harus memahaminyadengan sepenuh hati. Inilah Jalan Bodhisatwa yang harus kita tapaki.

Menjalani latihan dan menata lokasi acara tanpa mengenal lelah

Pementasan adaptasi Sutra menggugah hati banyak orang

Berdoa bersama-sama dengan tulus tanpa membedakan agama

Mempraktikkan Dharma secara nyata untuk meringankan penderitaan semua makhluk

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 Agustus 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 10 Agustus 2016

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -