Ceramah Master Cheng Yen: Dokter Humanis Melenyapkan Penderitaan dengan Hati Buddha


“Bersumbangsih di TIMA, saya merasa sangat sukacita karena selain dapat membawa manfaat bagi masyarakat dengan apa yang saya pelajari, saya juga menjalin jodoh baik dengan semua makhluk. Saya sangat bersyukur atas ajaran Master. Di Tzu Chi, terdapat banyak mitra bajik. Tzu Chi adalah sebuah Jalan Bodhisatwa tempat saya membina berkah dan kebijaksanaan serta menaklukkan tabiat saya,”
kata Luo Kai-lin Dokter TIMA Malaysia.

“Saya mengenal Tzu Chi pada tahun 2019. Berkat arahan dari Ketua Lin, setiap dua bulan sekali, kami mengadakan baksos kesehatan di kamp pengungsi. Saat itu, banyak pengungsi yang tidak bergigi. Di bawah dukungan Tzu Chi Yordania, mereka kembali memiliki gigi. Dalam acara pembukaan pada tanggal 15, saat memikul tali tambang bersama Ketua Lin Jun-long, saya baru menyadari tanggung jawab dan semangat misi saya di Yordania,” kata Amjad Othman Dokter TIMA Yordania.

Saya bersyukur kepada para dokter karena hanya dokter humanis yang dapat menyelamatkan nyawa pasien. Saya peduli terhadap banyak orang dan berusaha untuk menolong mereka. Dokter adalah orang yang bisa menyelamatkan mereka. Sekelompok dokter ini dapat menggantikan saya untuk menjangkau dan menyelamatkan mereka. Karena itulah, saya sangat menghormati dan bersyukur kepada para dokter.

“Video tentang Wakil Kepala RS Leh mengingatkan saya akan masa lalu, ketika kami mulai mengadakan baksos kesehatan. Jika beliau masih ada, beliau akan sangat tersentuh dan bersyukur kepada semua orang. Saya berterima kasih kepada Master yang mendirikan Tzu Chi sehingga kami memiliki kesempatan seperti ini. Saya berulang kali berikrar untuk mengadakan lebih banyak baksos kesehatan guna membantu pasien kurang mampu di Filipina,” kata Josefino Qua Dokter TIMA Filipina.


Ingatan ini selalu ada dalam benak saya. Pada tanggal 15 bulan 8 Imlek setiap tahunnya, saya selalu teringat akan TIMA. Setiap tahun, Dokter Qua, Dokter Leh, Dokter Say, dan beberapa dokter lain dari Filipina selalu kembali ke Griya Jing Si pada saat-saat seperti ini. Berhubung Dokter Leh Siu Chuan lebih senior dari dokter-dokter lainnya, setiap kali kembali, dia selalu berkata, "Saya telah membawa mereka kembali." Kata-katanya ini menunjukkan kedekatan kami.

Sosok Dokter Cai juga sering muncul dalam benak saya. Dia tidak pernah absen dari baksos kesehatan. Dia telah bersumbangsih di banyak tempat. Lihatlah, dia bahkan menempuh perjalanan seperti ini. Ketulusan cinta kasihnya sungguh membuat orang kagum. Rasa hormat saya terhadapnya terbangkitkan begitu saja. Saya sungguh sangat bersyukur padanya. Tentu saja, semua dokter TIMA kita memiliki kesatuan hati dan tekad. Saya merasa bahwa mereka sangat dekat di hati saya.

Berhubung saya ingin menolong para pasien, para dokter ini bersedia meluangkan waktu mereka yang berharga untuk berpartisipasi dalam baksos kesehatan. Betapa mengagumkannya mereka. Melihat para dokter humanis yang murah hati berhimpun bersama, saya berpikir, "Betapa mengagumkannya mereka. TIMA sungguh mengagumkan dan bernilai."


“Kini, saya bergabung dengan Tzu Chi, sebuah keluarga besar yang setiap anggotanya memikirkan hal yang sama, yaitu menolong orang yang membutuhkan dengan cinta kasih dan welas asih. Sebagai seorang muslim di Kota Zamboanga, menjalankan Tzu Chi sama sekali tidak sulit. Kita mungkin memiliki keyakinan yang berbeda, tetapi kita sama-sama ingin menolong orang-orang. Saya akan terus menjalankan misi Tzu Chi bagai misi sendiri,”
kata Hamis Rashid Dokter TIMA Filipina.

Tabib Agung mendiagnosis penyakit dan memberikan obat sesuai penyakit demi melenyapkan penderitaan semua makhluk. Dari sini bisa diketahui bahwa para dokter sangat dekat dengan hati Buddha. Mereka juga terjun ke tengah masyarakat dengan hati Buddha. Apa pun agama yang dianut, sesungguhnya, semua agama adalah satu.

Bagaikan air, semua air pada hakikatnya sama. Baik air sungai, air sumur, air kali, maupun air hujan yang turun dari langit, semuanya disebut air. Kita adalah manusia dan semua orang disebut manusia. Baik dokter maupun pasien, semuanya adalah manusia. Orang-orang dari berbagai bidang dan profesi dapat membawa manfaat bagi dunia. Dunia ini tidak boleh kekurangan dokter, perawat, dan apoteker.

Dalam sebuah rumah sakit, setiap departemen memainkan peran penting. Manusia tidak terhindar dari penyakit dan penyakit membutuhkan pengobatan. Namun, dokter harus bisa mendiagnosis penyakit dan memahami segala jenis obat agar dapat memberikan obat sesuai penyakit. Jadi, dokter dan apoteker dapat memberikan obat sesuai penyakit. Ada obat, maka harus ada dokter. Ada dokter, juga harus ada obat. Ini bagaikan Buddha yang datang ke dunia ini.


Buddha adalah Tabib Agung yang memberikan obat batin. Obat batin ini dapat mengobati penyakit semua makhluk. Semua anggota TIMA kita memiliki cinta kasih yang sama. Di negara yang berbeda-beda, mereka mendengar, berbicara, dan berinteraksi dengan orang-orang dengan bahasa yang berbeda-beda.

Para dokter TIMA di negara yang berbeda-beda terjun ke tengah masyarakat untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Kita memiliki tekad dan ikrar yang sama, yaitu bersumbangsih dengan cinta kasih. Kita menghimpun kekuatan cinta kasih dengan kesatuan hati. Jika kalian juga memiliki pemikiran yang sama, generasi penerus kalian juga akan menapaki jalan yang sama dengan kalian.

Saat orang-orang tersentuh dan menghormati kalian, anak-anak atau generasi penerus kalian juga akan merasa bangga dan tersentuh. Di dalam hati, mereka akan berpikir, "Saya akan meneruskan apa yang dilakukan ayah saya." Demikianlah kita mewariskan cinta kasih dalam keluarga. Cinta kasih ini terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Para dokter adalah Tabib Agung. Saya sangat menghormati dan mengasihi mereka. Saya berharap para dokter juga dapat menganggap diri sendiri sebagai Tabib Agung. Sebagai Tabib Agung, kalian hendaknya meneruskan semangat dokter humanis yang penuh cinta kasih. Jadi, para dokter hendaknya mewariskan semangat mereka dari generasi ke generasi. Semangat dokter humanis dan Tabib Agung harus diwariskan dari generasi ke generasi.

Dokter humanis menyelamatkan dunia dan melenyapkan penderitaan semua makhluk
Berpartisipasi dalam baksos kesehatan dengan hati Buddha
Menghimpun kebajikan dan cinta kasih tanpa memandang perbatasan negara
Semangat untuk membawa manfaat bagi sesama diwariskan dari generasi ke generasi

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 24 September 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 26 September 2024
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -