Ceramah Master Cheng Yen: Gaya Hidup Ramah Lingkungan Membawa Keharmonisan


Saya selalu berkata bahwa saat ini dunia sedang menghadapi perubahan iklim yang tidak normal. Iklim yang tidak normal ini disertai pergerakan arus udara dan pencemaran alam yang menyebabkan ketidakselarasan iklim. Semua itu merupakan akibat dari ulah manusia.

Dahulu, saya sering membahas tentang karma buruk kolektif semua makhluk. Banyak karma buruk tercipta dalam interaksi antarmanusia karena dalam kehidupan sehari-hari, kita telah menguras sumber daya dan merusak alam semesta beserta segala isinya. Namun, kita tidak menyadarinya.

Kita telah mencemari Bumi dan udara, tetapi kita sendiri tidak menyadarinya. Kini, populasi dunia telah mencapai hampir delapan miliar. Hewan yang diternak untuk memenuhi nafsu makan manusia saja sudah mencapai sepuluh kali dari populasi manusia.

Bayangkan, Bumi harus berjuang keras untuk terus bertahan, sedangkan manusia terus merusak kelestarian alam, gunung, dan sumber air sehingga alam semesta ini penuh dengan luka. Itu karena manusia tidak semata-mata berusaha untuk bertahan hidup di dunia ini, melainkan ingin memuaskan nafsu keinginan mereka sehingga menimbulkan kerusakan alam semesta. Itu sungguh hal yang menakutkan.

Terlebih lagi, manusia pun telah membawa kerugian besar bagi sesamanya. Karena itu, timbullah pertikaian antarsesama manusia, bahkan sampai memakan banyak korban jiwa, ditambah lagi bencana alam yang bersifat destruktif yang terjadi di seluruh dunia. Melihat semua itu, kita sungguh tak berdaya. Apa yang bisa kita lakukan?


Saya selalu mengimbau semua orang untuk menyosialisasikan vegetarisme setiap hari. Di dunia ini terdapat manusia, hewan, dan tumbuhan. Kita dapat hidup penuh kelimpahan di dunia ini karena alam penuh dengan tumbuh-tumbuhan hijau. Baik biji-bijian maupun sayuran telah disediakan alam bagi kita semua. Pepohonan dapat melindungi Bumi, sedangkan tanaman pangan dapat memenuhi kebutuhan gizi kita. Karena itulah, kita harus bersyukur kepada alam semesta.

Kita tidak hanya bersyukur kepada alam semesta atas segala tumbuh-tumbuhan hijau yang disediakannya yang dapat mengenyangkan perut dan menyehatkan tubuh kita, tetapi juga bersyukur atas tempat tinggal aman yang telah disediakan alam bagi kita. Namun, kita jangan melupakan kondisi iklim. Iklim juga harus selaras.

Hujan diperlukan untuk membasahi tanah. Dengan begitu, pepohonan, rerumputan, dan tanaman pangan baru dapat menyerap air yang cukup untuk tumbuh subur. Jadi, dibutuhkan keselarasan iklim dan alam untuk menopang manusia, tumbuhan, dan hewan. Dengan demikian, semua makhluk di dunia ini pun dapat memperoleh daya hidup.

Mari kita renungkan bagaimana seharusnya kita saling mengasihi. Kita tidak hanya mengasihi sesama manusia, tetapi juga mengasihi hewan dan tumbuhan karena kita semua hidup berdampingan di alam semesta ini. Jadi, kita harus sungguh-sungguh bersyukur dan menghargai segala sumber daya.


Masalah sumber daya air di masa depan merupakan hal yang paling saya khawatirkan. Jika mengalami kekurangan air, tanaman pun tidak dapat bertumbuh, apalagi manusia. Manusia tidak bisa hidup tanpa air. Setiap pagi, yang pertama kita sentuh setelah bangun tidur ialah air. Kita membutuhkan air untuk membersihkan diri. Tanpa air untuk membersihkan diri, bahkan orang yang duduk di sebelah kita pun bisa mencium bau badan kita.

Buddha berkata bahwa yang paling kotor ialah tubuh manusia. Jadi, kita harus menjaga kebersihan tubuh kita. Kita juga harus menjaga Bumi dengan baik. Untuk itu, kita harus menjaga kelestarian air. Namun, manusia memelihara begitu banyak hewan.

Jumlah air yang dikonsumsi hewan-hewan jauh lebih besar dari manusia. Begitu pula jumlah pakan yang dikonsumsi hewan-hewan. Bayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membesarkan seekor ayam atau bebek?

Seekor anak ayam yang menetas dari cangkang telur diternak hingga tumbuh menjadi besar. Namun, begitu dagingnya disajikan di atas meja, ia habis dalam sekali makan. Bayangkan, agar seekor ayam, bebek, ataupun babi bisa tumbuh besar, berapa banyak air yang diminumnya dan berapa banyak pakan yang dimakannya? Berapa banyak pencemaran lingkungan yang tercipta demi memuaskan nafsu makan manusia? Apakah manusia harus mengonsumsi daging hewan untuk bertahan hidup? Tidak.


Yang dibutuhkan manusia ialah tanaman pangan yang dapat memberi kesehatan bagi tubuh dan pikiran kita. Dengan demikian, kita pun tidak akan berutang karma kepada hewan. Jika sebaliknya, kita harus membayar utang lebih dari jumlah daging yang kita konsumsi. Lagi pula, mengonsumsi daging tidak membuat tubuh kita lebih sehat, sebaliknya malah menimbulkan pencemaran lingkungan.

Selain itu, mengembangbiakkan hewan secara sengaja juga akan merusak kelestarian Bumi. Banyak pohon di hutan ditebangi demi memperluas lahan peternakan. Jadi, karena manusia membutuhkan lahan untuk memperluas peternakanlah, banyak pohon telah ditebangi. Hewan juga menguras banyak air dan pakan.

Kalian semua adalah orang yang bijaksana dan juga merupakan insan Tzu Chi. Kalian telah memahami apa yang saya sampaikan. Jadi, renungkanlah baik-baik. Waktu tidak akan pernah menunggu. Waktu terus bergulir detik demi detik. Setelah mendengarkan dan merenungkan setiap perkataan saya, semoga kalian dapat membagikannya kepada semua orang.

Setiap orang hendaknya belajar untuk menjadi orang baik. Orang yang baik menuturkan kata-kata baik sekaligus berbuat baik. Jika semua orang bisa berbuat demikian, dunia akan harmonis, aman, dan tenteram. Jika kita menciptakan berkah bagi masyarakat, tentu lingkungan hidup kita pun akan aman dan tenteram.  

Ketidakselarasan iklim menimbulkan banyak bencana alam
Menciptakan benih kebajikan untuk mengubah bencana menjadi berkah
Pola makan yang bersih paling bergizi
Gaya hidup ramah lingkungan membawa keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Maret 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 29 Maret 2022
Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -