Ceramah Master Cheng Yen: Giat dan Bersemangat Membentangkan Jalan Batin

Saya melihat para relawan dari Tiongkok sangat bersungguh hati mengikuti ritual namaskara. Apakah kalian merasa lelah? (Tidak) Tidak lelah. Dengan hati yang tulus, saya yakin kalian tidak akan merasa lelah. Asalkan memiliki niat untuk bersumbangsih, maka kalian tidak akan merasa lelah. Saya juga memiliki pengalaman yang sama. Jika kalian bertanya, “Apakah sekarang Master lelah?” Apa jawaban saya? (Tidak lelah) Tidak lelah. Benar. Tentu saja, saya juga tidak merasa lelah. Jika lelah, maka saya akan beristirahat.  

Saya tak merasa lelah karena saya melakukan dengan sukarela dan menerima dengan sukacita. (Ya). Karena sukarela, maka saya tak merasa lelah. Karena sukarela, maka saya mengemban misi dengan tulus, penuh kesatuan hati dan tekad. Selama 50 tahun ini, saya memiliki satu niat yang sama. Kita dapat melakukan banyak hal. Namun, akibat banyaknya rintangan batin, kita menjadi tak dapat melakukannya. Contohnya pola makan vegetaris. Saudara sekalian, untuk bervegetaris, mungkin kalian menghadapi banyak kendala. Ada kendala atau tidak? (Tidak ada). Jika semua orang di dunia memiliki jawaban yang sama dengan kalian dan dapat menjalani pola makan vegetaris, maka bencana di dunia pasti akan berkurang.

Tanpa kita sadari, peternakan hewan menciptakan pencemaran lingkungan yang sangat parah. Gas yang dikeluarkan oleh hewan ternak juga sangat mencemari udara. Selain itu, pembunuhan hewan juga menciptakan karma buruk yang sangat berat. Akibatnya, seluruh atmosfer ini dipenuhi rasa benci dan dendam oleh hewan-hewan yang dibunuh.

Kalian pasti tahu mengapa saya sering berkata bahwa kita menabung berkah. Kita berbuat baik untuk menabung berkah, bukan hanya untuk menebus karma buruk. Berbuat baik merupakan tanggung jawab kita. Janganlah kita menunggu saat bertemu masalah baru mencari cara untuk menebus kesalahan di masa lalu. Sungguh, dalam keseharian, kita harus menunaikan tanggung jawab sendiri untuk menciptakan berkah, menabung berkah, dan menambah jalinan jodoh baik. Inilah yang harus kita bina. Karena itu, kita harus bersungguh hati.

Kita juga melihat sebuah kasus di Henan, Tiongkok. Saya sangat tersentuh oleh kisah Bapak Ma. Selain tidak leluasa untuk bergerak, dia juga harus menjaga ibunya dan ayahnya. Sungguh membuat orang tidak tega melihatnya. Untungnya, dia bertemu dengan penyelamat yang datang membantunya membersihkan rumah dan memandikan orang tuanya. Orang tuanya sudah lama tidak keluar rumah. Dengan penuh cinta kasih, relawan Tzu Chi memandikan ibunya bagai memandikan rupang Buddha. Jika kita menggunakan hati Buddha untuk memandang orang, maka setiap orang terlihat bagaikan Buddha. Lihatlah, seusai mandi, sang ibu terlihat sangat berbeda. Kita juga melihat relawan kita membantu mereka membuat jalan. Tindakan ini sungguh terpuji. Dengan adanya jalan itu, mereka dapat keluar masuk rumah dengan aman dan mudah.

Bodhisatwa sekalian, saya sangat menghormati dan mengagumi kalian. Saat melihat kalian, saya dapat merasakan semangat yang terpancar dari setiap diri kalian. Semangat itu sangat menyentuh hati dan patut dihormati. Yang patut dihormati dan dipuji adalah sebersit niat kalian. Jalan yang kita tapaki sungguh penuh dengan kesulitan. Namun, semua orang menggabungkan kekuatan untuk membentangkan jalan ini. Akan tetapi, pedoman di dalam hati haruslah ditetapkan oleh diri sendiri.

Kita harus bersungguh hati menetapkan pedoman di dalam hati. Setelah menetapkan pedoman hati, kita dapat berbagi caranya dengan banyak orang agar orang lain juga dapat menetapkan pedoman hati. Saat pedoman hati setiap orang menyatu, maka akan terbentuk Jalan Bodhisatwa yang lapang yang akan mengarahkan kita menjangkau orang-orang yang menderita guna menjadi penyelamat bagi mereka. Demi orang-orang yang menderita, Bodhisatwa selalu berusaha mengatasi berbagai kesulitan demi membantu dan membimbing mereka. Tujuan dari jalan kita ini adalah untuk mencapai kebuddhaan.

Untuk itu, dibutuhkan benih kebuddhaan di dalam hati. Di dalam hati kita terdapat hakikat kebuddhaan. Kita harus menumbuhkan benih kebuddhaan di dalam hati. Kita harus memanfaatkan kondisi di dunia ini untuk menjalin jodoh baik dengan banyak orang.Topan berkekuatan besar kali ini menghancurkan banyak rumah di Taitung. Karena itu, kita harus segera mengantarkan dana solidaritas. Penerima bantuan yang kondisi ekonominya cukup baik akan sangat bersyukur, lalu kembali mendonasikan dana itu. Saat menerima donasi mereka, kita harus membuka tanda terima untuk mereka. Setiap dana yang keluar dan masuk tercatat dengan jelas. Kita telah membagikan dana solidaritas secara langsung ke tangan penerima bantuan.

Setelah menerima dana solidaritas kita, mereka kembali mendonasikannya kepada Tzu Chi. Ini berarti mereka telah berdonasi dan turut menciptakan berkah. Ini juga merupakan ungkapan ketulusan mereka. Kita memberi mereka kesempatan untuk menciptakan berkah. Kini kita harus membimbing orang-orang yang tahu menciptakan berkah dan lebih banyak berinteraksi dengan mereka. Kita harus memberi tahu mereka bahwa kelak mereka juga akan menjadi Bodhisatwa dunia.

Saat ada orang membutuhkan bantuan, kita harus bersumbangsih. Kita harus merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia dan menghimpun tetes demi tetes donasi. Dengan himpunan tetes demi tetes donasi, kita dapat membantu sesama. Saya berharap setiap orang dapat memperteguh keyakinan. Berbuat baik dan berbakti adalah dua hal yang tak boleh ditunda. Selain itu, kita juga harus mengajak lebih banyak orang untuk berbuat baik. Semakin bertambahnya orang yang baik, maka komunitas kita pasti semakin aman dan tenteram.

 Inilah yang ingin Buddha ajarkan kepada kita di dunia ini.Ketulusan kita jangan hanya dibangkitkan pada saat melakukan ritual namaskara saja, melainkan harus dibangkitkan pada setiap hari, terhadap setiap orang, dan dalam menghadapi semua hal. Inilah ketulusan yang sesungguhnya.

Bersumbangsih dengan sukarela dan penuh ketulusan

Seorang anak yang berbakti bertemu dengan sang penyelamat

Mengajak orang untuk berbuat baik dan menetapkan pedoman hati

Mengajak semua orang untuk menciptakan berkah dan menjalin jodoh baik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Juli 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 19 Juli 2016

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -