Ceramah Master Cheng Yen: Giat Mempraktikkan Kebajikan dengan Cinta Kasih Berkesadaran
“Tulang belakang saya mengecewakan. Saya tidak bisa mengangkat barang berat. Saya mengalami degenerasi tulang dan sekarang lutut saya lemah,” kata Peng Hu Lan-ying relawan Tzu Chi.
“Ke mana pun dia pergi, orang-orang selalu memujinya. Meski fisiknya terlihat lemah, tetapi yang dilakukannya tak kalah dari anak muda,” kata Peng Shi-guo Putra Peng Hu Lan-ying.
“Saya sangat terharu. Dia sungguh sangat bekerja keras dan giat,” kata Qiu Xue-yu tetangga
“Dia sudah berusia lanjut dan telah melakukannya selama 20 tahun,” kata Zhuang He-shun tetangga.
“Dia berkata bahwa dia akan terus melakukannya asalkan dia masih hidup. Sungguh, kami sangat menghormatinya,” kata Xiao Guo-qing tetangga.
“Saya berkata padanya, "Ibu Peng, istirahatlah beberapa waktu." Dia berkata, "Di rumah, saya hanya bisa tidur sehingga saya sangat lelah." "Saya lebih baik datang ke posko daur ulang." Tidak peduli melakukan daur ulang berapa lama, dia akan menjadi sangat bersemangat,” kata Liang Yu-zhu relawan Tzu Chi.
“Saat ini, tangan dan kaki saya masih sehat. Saya juga masih berenergi. Asalkan masih mampu, saya harus bersumbangsih,” pungkas Peng Hu Lan-ying.
Kita hendaknya sepenuhnya memahami kehidupan. Kita harus menyelami ajaran Buddha.
Waktu terus berlalu tanpa berhenti satu milisekon pun. Seiring berlalunya milisekon demi milisekon, apa yang bisa sungguh-sungguh kita genggam? Kita tidak bisa menggenggam apa pun.
Semua orang di dunia ini, termasuk saya, akan mengalami fase tua dan sakit. Inilah ketidaksempurnaan dalam hidup ini, yaitu penderitaan yang diajarkan oleh Buddha.
Waktu tidak bisa dihentikan. Segala sesuatu terus berubah dan tidak kekal karena waktu terus berlalu. Jadi, manusia akan menua dan didera penyakit. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus menciptakan berkah.
Kita menciptakan berkah di kehidupan sekarang demi kehidupan mendatang kita. Jika kita tidak menciptakan berkah di kehidupan sekarang, kita tidak tahu di kehidupan mendatang, kita akan terlahir di alam manusia atau tidak. Meski terlahir di alam manusia, kita juga tidak tahu kita akan terlahir di tengah lingkungan seperti apa.
Kita telah bersumbangsih dan menciptakan berkah bagi dunia. Di kehidupan ini, kita bersukacita bertemu satu sama lain, bekerja sama untuk berbuat baik, dan membentangkan cinta kasih ke seluruh dunia. Dengan mengerahkan cinta dan kasih sayang di dunia ini, kita pasti akan membawa benih kebajikan ke kehidupan mendatang. Ini bagaikan menanam sayur.
Benih sayur berasal dari tanaman sayur sebelumnya. Sebelumnya, tanaman itu tumbuh besar, lalu berbunga, berbuah, dan menghasilkan benih. Kemudian, kita menabur benih ini di atas tanah. Tanaman sayur sebelumnya mungkin sudah kita petik untuk dikonsumsi ataupun sudah layu dan kering.
Namun, benih ini telah ditanam di kebun kita. Kita akan merawatnya dan menggunakannya untuk menjalin jodoh baik dengan orang-orang. Dengan demikian, semua orang merasa gembira. Demikianlah hendaknya dunia ini.
Kita hendaknya berbagi tentang Tzu Chi dan menyebarkan cinta kasih universal. Pada masa pandemi ini, kita hendaknya tidak bepergian. Namun, kita bisa pergi ke Kompleks Tzu Chi. Kita bisa berbicara dengan sayuran dan mencurahkan kasih sayang pada bumi.
Jadi, mari kita memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih. Saat orang-orang memiliki cinta kasih, hati mereka akan murni tanpa noda.
Bodhisatwa sekalian, saya sangat gembira dan bersyukur kepada kalian semua yang bersumbangsih dan saling mengasihi. Saya juga bersyukur atas kemajuan teknologi sekarang. Mendengar kalian mengikuti bedah buku daring, saya juga sangat gembira.
Kalian bersedia menyerap ajaran saya ke dalam hati serta menggenggam waktu dan memanfaatkan teknologi untuk berbagi pemahaman kalian dalam jaringan. Sungguh, inilah dunia Bodhisatwa.
Buddha mengajarkan tentang membimbing sesama sesuai jalinan jodoh dan memiliki perwujudan di berbagai tempat. Setiap tempat bisa menjadi ladang pelatihan. Bukankah bedah buku daring kita membuktikan bahwa setiap tempat bisa menjadi ladang pelatihan?
Pikirkanlah, bukankah kita semua bagai memiliki kekuatan batin dan "perwujudan" di berbagai tempat? Jadi, arah kita tidak menyimpang.
Saya masih ingat beberapa waktu lalu, saya pernah berkata, "Saya membuka Jalan Tzu Chi dan kalian tidak menyesal menapakinya." Kalian mungkin masih mengingatnya.
Saya membuka Jalan Tzu Chi ini dan kalian semua bersama-sama membentangkannya menjadi Jalan Bodhisatwa yang lapang. Kita adalah insan Tzu Chi generasi pertama. Di kehidupan ini, kita memulai dan mengembangkan Tzu Chi. Demikianlah kita menciptakan dunia yang penuh dengan cinta kasih berkesadaran.
Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita mengembangkan cinta kasih yang dilandasi kebijaksanaan. Sebagai insan Tzu Chi, jalinan jodoh kita telah matang sekarang. Karena itu, kita harus lebih tulus.
Waktu terus berlalu detik demi detik, menit demi menit, hari demi hari, dan tahun demi tahun dengan sangat cepat. Jalinan jodoh harus digenggam seketika itu juga. Jadi, kalian harus menggenggam jalinan jodoh.
Sungguh, kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk membangkitkan tekad orang-orang yang belum bertekad serta mengembangkan tekad orang-orang yang telah bertekad.
Ada pula ajaran yang berbunyi, "Kebajikan yang belum timbul harus dibangkitkan; kebajikan yang sudah timbul harus dikembangkan."
Kita semua memiliki Dharma di dalam hati. Saat kita berkumpul bersama dengan hati yang murni tanpa noda, kita dapat membimbing semua makhluk. Jadi, kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk mempraktikkan Dharma di dunia. Dengan sebuah kebun sayur, kita juga dapat membimbing sesama.
Jadi, kita harus bersungguh-sungguh menggenggam jalinan jodoh yang ada.
Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.
Saya mendoakan kalian semua. Semoga kalian tekun menapaki Jalan Bodhisatwa, membina berkah dan kebijaksanaan, mempererat jalinan kasih sayang, dan membimbing satu sama lain.
Agar bisa meneruskan jalinan jodoh di kehidupan mendatang, kita harus mempererat jalinan jodoh kita di kehidupan sekarang.
Semoga kalian dapat membentangkan cinta kasih ke seluruh dunia. Kita harus mempererat jalinan kasih sayang kita hingga berlanjut ke kehidupan mendatang.
Saya mendoakan kalian semua.
Terima kasih.
Hukum alam tidak bisa dihindari
Membimbing sesama sesuai jalinan jodoh dan menghimpun jodoh baik
Menumbuhkan benih yang murni dan memperluas cinta kasih
Giat mempraktikkan kebajikan dan memperpanjang jalinan kasih sayang
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Agustus 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Agustus 2021