Ceramah Master Cheng Yen: Giat Mempraktikkan Kebajikan untuk Membimbing Diri Sendiri


Saya selalu berkata bahwa pandemi Covid-19 mendatangkan pelajaran besar. Pandemi kali ini membuat semua orang merasa takut. Bagaimana jika orang-orang berkata bahwa mereka tidak takut? Kesombongan seperti ini akan membuat kebenaran sejati tertutup oleh kegelapan batin, perasaan tidak takut, dan ego yang besar.

Pandemi kali ini hanya sebuah getaran kecil, bagai hewan yang menggetarkan tubuh untuk membersihkan bulunya. Saat hidup aman dan tenteram, hewan ini akan semakin lama semakin sombong.

Hingga suatu hari, ia terjatuh ke dalam air dan tersadarkan. Ia bisa menggetarkan tubuhnya untuk membersihkan air dan kotoran yang menempel di bulunya.  Bulu di seluruh tubuhnya akan kembali bersih setelah ia menggetarkan tubuh untuk membersihkan air kotor di tubuhnya. Jadi, ia tersadarkan dan tubuhnya pun bersih.


Dengan prinsip yang sama, kita pun telah hidup aman dan tenteram dalam jangka panjang. Kehidupan yang aman dan tenteram membuat orang-orang lengah serta terus menumbuhkan ketamakan dan nafsu keinginan.

Nafsu keinginan yang tidak berujung dan kegelapan batin yang tidak terbatas ialah yang paling menakutkan di dunia ini. Akibat ketamakan, banyak orang yang merusak bumi. Seiring meningkatnya populasi manusia, gedung pencakar langit semakin lama semakin tinggi.

Selain dataran rendah, lahan di sekitar sungai juga dimanfaatkan untuk mendirikan gedung bertingkat tinggi. Apakah itu cukup? Tidak. Orang-orang juga menebang pohon di pegunungan untuk mendirikan rumah mewah guna menikmati pemandangan indah dan udara segar.

Adakalanya, saya mendengar orang-orang bercerita tentang rumah mereka di suatu gunung ternama, betapa luasnya lahan mereka, bagaimana mereka mendirikan rumah mewah di sana, dan betapa baiknya lingkungan di sana. Mereka memang menikmati hidup, tetapi saya juga berpikir, "Sayang sekali. Sebuah hutan yang indah lagi-lagi ditebang dan dirusak." Sesungguhnya, manusia menciptakan berkah atau mendatangkan bencana?


Orang yang tahu berpuas diri adalah orang terkaya. Saat melihat tempat yang indah, kita hendaknya bersukacita dan bersyukur. Meski tempat ini bukan milik kita, tetapi dapat melihat dan menikmati keindahannya, kita hendaklah bersyukur. Bukankah ini sudah cukup?

Contohnya saya yang berada di Griya Jing Si setiap hari. Saya tidak pergi ke mana-mana, tetapi saya dapat menikmati keindahan pemandangan di seluruh dunia setiap hari. Saya tidak hanya melihat pemandangan laut dan langit yang luas, tetapi juga akar yang tumbuh di bawah pohon dari dalam tanah yang terlihat seperti rupang Bodhisatwa.

Saat saya bertanya di mana akar-akar itu tumbuh, saya diberi tahu bahwa itu tumbuh di bawah sebatang pohon besar di dekat Griya Jing Si. Namun, saya tidak memiliki waktu untuk melihat-lihat pohon itu. Meski demikian, bisa melihat fotonya saja, saya sudah berpuas diri.


Saya tahu bahwa di bawah sebatang pohon di dekat Griya Jing Si, tumbuh akar-akar yang mendatangkan suasana penuh kebaikan. Meski tidak melihat pohon itu secara langsung, saya dapat merasakannya.

Jadi, dengan kondisi batin yang indah dan seluas alam semesta, dunia ini akan menjadi dunia Bodhisatwa. Pohon ini bagaikan permata di dunia yang indah ini. Dengan adanya Buddha dan Bodhisatwa di dalam hati, kita akan melihat Buddha dan Bodhisatwa di mana-mana.

Lihatlah, akar pohon di sini juga berbentuk menyerupai Bodhisatwa. Bagaimana bisa kita yang telah menyerap Dharma ke dalam hati tidak menjadi Bodhisatwa? Kita dapat memahami kebenaran di dunia ini. Jika kita tidak membimbing diri sendiri di kehidupan sekarang, lalu kapan lagi?

Jadi, kita yang telah mendengar Dharma di kehidupan sekarang hendaklah segera mempraktikkan Dharma. Sebagai makhluk awam, kita hendaknya memanfaatkan tubuh kita ini untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan kita juga berkurang satu hari. Kita hendaknya menggenggam setiap hari untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

Berhubung usia kehidupan kita terus berkurang dari hari ke hari, kita hendaklah menjaga kesehatan kita. Dengan tidak mengonsumsi daging hewan, kita dapat melindungi diri dari infeksi virus. Dengan demikian, semua orang dapat hidup aman dan tenteram.

Mari kita lebih banyak bertutur kata baik dan berbuat baik untuk mengembangkan nilai kehidupan kita. Jika bisa demikian, dunia ini akan menjadi dunia Buddha dan Bodhisatwa.   

Kesombongan menutupi kebenaran sejati
Membangkitkan niat untuk bertobat setelah terjadi bencana
Berpuas diri, bersyukur, dan membimbing diri sendiri
Menciptakan Tanah Suci yang indah di dunia ini 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 September 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 24 September 2021

Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -