Ceramah Master Cheng Yen: Giat Menabur Benih Kebajikan dan Menggarap Ladang Berkah


“Di Jepang, baik relawan baru maupun relawan senior, semuanya akan mengikuti langkah Master dengan erat. Ikrar agung Master adalah arah tujuan kami dari kehidupan ke kehidupan,”
kata Xu Li-xiang Ketua Tzu Chi Jepang.

Jangan melupakan ucapan kalian saat ini, yakni mengikuti langkah saya dari kehidupan ke kehidupan.

Belakangan ini, saya setiap hari meletakkan telapak tangan di depan dada saya dan berkata bahwa saya merasa tenang karena telah mendengar dan melihat kesatuan hati dan tekad serta ketulusan insan Tzu Chi dalam menjalankan Tzu Chi. Selama puluhan tahun ini, tekad kalian tidak berubah. Kalian terus bersumbangsih tanpa pamrih serta mempertahankan tekad awal sejak puluhan tahun lalu. Hingga kini, kalian tidak pernah menyimpang sedikit pun.

Saya mendengar para relawan muda di Jepang berbagi pengalaman mereka. Dari sini bisa diketahui bahwa para relawan senior terus membimbing mereka dengan mantap. Para relawan senior menjadikan diri sendiri sebagai teladan agar semangat Tzu Chi dapat diwariskan dari generasi ke generasi.

Bodhisatwa sekalian, Tzu Chi telah tersebar di seluruh dunia. Kita yang memiliki jalinan jodoh untuk bergabung dengan Tzu Chi hendaknya berkata pada diri sendiri bahwa kita sungguh dipenuhi berkah. Kita juga harus bertanya pada diri sendiri, "Berapa banyak yang telah saya lakukan?"


Belakangan ini, saya terus berkata bahwa kita harus menginventarisasi kehidupan masing-masing. Mari kita mengingat-ingat kembali dan mengaktifkan sel otak kita. Setiap langkah kita dalam menapaki Jalan Bodhisatwa merupakan benih kebajikan. Sudahkah kita menyimpan benih-benih kebajikan dalam kesadaran kedelapan kita?

Kita telah bersumbangsih tanpa pamrih. Namun, kita juga harus terus mengembangkan semangat dalam menapaki Jalan Bodhisatwa. Seperti yang kalian katakan tadi, kalian berikrar untuk mengikuti langkah saya dari kehidupan ke kehidupan. Tanpa membawa benih, bagaimana kalian bisa mengikuti langkah saya dari kehidupan ke kehidupan?

Dalam bahasa Mandarin, kata "menggarap" dari menggarap ladang berkah dan "mengikuti" dari mengikuti langkah saya terdengar sangat mirip. Jika ingin mengikuti saya menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan, kalian harus memiliki benih untuk menciptakan berkah. Kita sering mendengar "benih karma".

Saya yakin bahwa yang dimiliki insan Tzu Chi ialah benih berkah, yaitu benih untuk menciptakan berkah. Janganlah kita melupakannya. Meski saya selalu berkata bahwa kita bersumbangsih tanpa pamrih, tetapi setiap butir benih yang ditabur pasti akan bertumbuh dan kembali menghasilkan benih. Kita juga memanen benih yang matang. Kita menciptakan berkah bukan untuk orang lain.

Dengan bersumbangsih, kita telah menggenggam berkah di kehidupan sekarang untuk menjalin jodoh baik dengan semua makhluk. Sesungguhnya, jalinan jodoh baik ini adalah benih yang kita panen. Melihat orang-orang terbebas dari penderitaan, kita dipenuhi sukacita dalam Dharma. Inilah yang kita peroleh saat bersumbangsih tanpa pamrih dan melihat orang lain tertolong.


Saya mendengar tentang pembagian nasi kotak di taman. Bayangkanlah sukacita warga tunawisma yang datang untuk mengambil nasi kotak. Mereka telah menerima sumbangsih kalian. Mereka bersukacita, kalian juga bersukacita. Inilah yang disebut jalinan jodoh baik dan benih berkah.

Saat kita melakukan hal yang benar dan dipenuhi sukacita dalam Dharma, itu adalah sebutir benih. Saat kita mengenangnya, itu menunjukkan bahwa benih ini masih ada. Karena itulah, saya sering mengingatkan orang-orang untuk menginventarisasi nilai kehidupan.

Kenanglah masa lalu dan jangan melupakan hal-hal yang terjadi pada 20 hingga 30 tahun lalu. Hingga kini, kalian pun tidak melupakannya. Jadi, inilah benih, hal yang terjadi pada tahun itu. Saya sangat bersyukur. Kita yang menabur benih berkah, kita jugalah yang memperoleh jalinan jodoh baik. Dari kehidupan ke kehidupan di masa mendatang, jalinan jodoh baik ini akan membuat kita bertemu kembali, dipenuhi sukacita saat bertemu, serta memiliki kesatuan tekad dan jalan. Dengan demikian, kita bisa menapaki Jalan Bodhisatwa hingga selamanya. Inilah yang disebut dari kehidupan ke kehidupan.

Kita dapat mengenang masa lalu kapan pun serta membangun tekad dan ikrar. Kita berbagi pengalaman dari lubuk hati kita. Kalian telah menabur benih berkah di Jepang. Karena itulah, terdapat jalinan jodoh baik di sana.


Dalam menjalankan dan mengajarkan praktik Bodhisatwa, kita harus menginspirasi orang-orang untuk bertekad dan berikrar menapaki Jalan Bodhisatwa. Inilah tujuan mulia Buddha datang ke dunia, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa. Ini sangatlah penting. Apa yang disebut melatih diri? Buddha mengajari kita untuk tidak memiliki pamrih dan mengetahui kewajiban kita. Kita harus menghindari segala perbuatan buruk dan melakukan semua perbuatan baik. Inilah tujuan mulia Buddha datang ke dunia.

Untuk melakukan semua perbuatan baik, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Untuk menghindari segala perbuatan buruk, kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing orang-orang ke arah yang benar agar mereka tidak menyimpang. Di mana pun berada, kita selalu menabur benih kebajikan. Sejauh apa jangkauan kita, seluas itulah ladang batin kita.

Luas ladang batin kita bergantung pada jauhnya jangkauan kita. Saat kita menjangkau suatu tempat, tetapi tidak menabur benih kebajikan di sana, kita telah menyia-nyiakan waktu. Kita harus menginventarisasi nilai kehidupan kita. Asalkan ada jalinan jodoh, maka taburlah benih kebajikan di seluruh dunia. Kita hendaknya senantiasa ingat bahwa kita adalah insan Tzu Chi dan kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Begitu bergabung dengan Tzu Chi, kita bertekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa seumur hidup, bahkan dari kehidupan ke kehidupan. 

Mempertahankan tekad awal di Jalan Bodhisatwa
Memberi teladan dalam menggarap ladang berkah
Menabur benih kebajikan di seluruh dunia
Dipenuhi sukacita dalam Dharma dengan bersumbangsih di tengah masyarakat

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Maret 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 13 Maret 2023
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -