Ceramah Master Cheng Yen: Giat Menggarap Ladang Berkah dan Menginspirasi Banyak Orang

“Master Cheng Yen, kakak-kakak Tzu Chi, dan teman-teman yang saya hormati, saya sangat gembira karena dapat datang ke sini hari ini. Saya sangat bangga dapat mewakili warga Bosnia dan Herzegovina untuk mengucapkan rasa syukur kepada kalian. Saya juga berterima kasih atas bantuan kalian kepada Bosnia pada tahun 2014 lalu. Ketika Bosnia dilanda banjir parah, relawan Tzu Chi segera memberikan bantuan sehingga warga Bosnia di saat paling membutuhkan. Cinta kasih dan perhatian dari relawan Tzu Chi sangat kami syukuri. Semua itu sangat berarti bagi kami. Di masa-masa yang sulit, sebagian besar orang memandang sesama bagai musuh, tetapi relawan Tzu Chi malah mengulurkan tangan dan persahabatan,” ucap Predrag Marinkovic, Walikota Bosnia.

Pujian ini sesungguhnya berkat sumbangsih seluruh relawan Tzu Chi. Saya sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi di Eropa yang bersatu hati berangkat ke Bosnia untuk mencurahkan perhatian dan memberikan bantuan. Saya sangat tersentuh dan bersyukur.

Sekitar bulan Mei tahun 2012, Italia juga diguncang gempa. Saya sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi di Eropa yang bersatu hati untuk membantu. Saya juga sangat berterima kasih kepada Relawan Pfaff dan istrinya yang berada di Munchen, Jerman. Mereka sekeluarga adalah relawan Tzu Chi.

Relawan Pfaff sangat ahli dalam menangani hal-hal yang berkaitan dengan administrasi. Dia dapat mengatur dengan baik bagaimana cara kita terjun ke masyarakat dan bagaimana cara kita memberi bantuan. Karena itu, saya juga sangat berterima kasih padanya. Kesehatan Relawan Pfaff tidak baik. Karena itu, saya selalu mendoakannya dengan tulus semoga dia dapat selamanya sehat secara fisik dan batin dan dapat lebih banyak bersumbangsih bagi Eropa.

Hari ini, relawan dari 21 negara berkumpul di sini untuk menjalani pelantikan. Saya sangat gembira melihat begitu banyak orang. Saat datang ke hadapan saya, banyak relawan berkata, “Setelah belasan tahun bergabung dengan Tzu Chi, ini pertama kalinya saya dapat melihat Master dengan dekat.” Setiap kali mendengar perkataan ini, hati saya merasa sangat bersalah. Setiap relawan mendedikasikan diri dengan penuh cinta kasih. Namun, saya tidak pernah keluar dari Taiwan. Jika ingin bertemu dengan saya, selalu kalian yang pulang ke Taiwan. Saya tidak dapat berkunjung ke negara tempat tinggal kalian satu persatu.

Kita juga melihat seorang relawan asal AS yang sudah bergabung sejak kecil. Sejak duduk di bangku TK ibunya sudah membawanya untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi. Setelah itu, dia bergabung dengan Tzu Ching. Dia juga menginspirasi ayahnya untuk menjadi relawan. Selain itu, dia juga mengajak adiknya untuk mengikuti pelatihan tahun ini. Saya sangat berterima kasih kepada ayah dan adik saya. Ayah telah memberikan kami kehidupan yang stabil dan keluarga yang bahagia.

“Saya ingat Master berkata bahwa wujud bakti yang sesungguhnya adalah dengan mengajak keluarga bergabung dengan Tzu Chi. Ibu saya sudah menjadi anggota komite. Bagaimana cara menginspirasi ayah saya? Dengan cara memperlihatkan kepada ayah bahwa saya dan adik yang menjadi relawan Tzu Chi berbeda dengan anak-anak lain. Akhirnya, ayah pun tersentuh. Tiga tahun lalu, ayah saya juga sudah dilantik. Setelah lulus kuliah, saya mulai bekerja. Saya bertekad saat berusia 25 tahun, saya ingin mendonasikan 1 juta dolar NT (±400 juta rupiah). Saya ingin memberi tahu Master bahwa saya sudah mencapainya. Kali ini saya pulang untuk mendonasikan 1 juta dolar NT sekaligus dilantik menjadi anggota komite,” cerita Zhou Yu-an, relawan Tzu Chi.

Kita juga melihat relawan dari Afrika. Banyak orang berpikir dengan memiliki uang, baru kita dapat membantu sesama. Belum tentu. Ini karena siapa pun memiliki niat, maka dia dapat membantu sesama. Di Afrika, relawan kita juga menggalang dana untuk membantu negara lain. Contohnya pascatsunami di Asia Selatan, relawan Tzu Chi di Afrika juga turut bergerak untuk membantu. Saat mereka pergi ke stadion untuk menggalang dana, banyak orang yang menyambut dengan antusias.

Pascagempa di Jepang, mereka juga bergerak untuk menggalang dana. Saat Taiwan diterjang Topan Morakot, mereka juga turun ke jalan untuk menggalang dana. Lihatlah, meski kehidupan warga Afrika sangat kekurangan, tetapi cinta kasih mereka tidak kalah dari orang lain. Meski dana yang terkumpul hanya puluhan atau ratusan dolar saja, tetapi himpunan dana itu dapat membantu banyak orang.

Di Perumahah Cinta Kasih di Shanlin, Taiwan terdapat ribuan unit rumah. Dengan himpunan ratusan dolar dari Afrika dan negara-negara lainnya, kita membangun Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Shanlin dan menenangkan kehidupan lebih dari 1.000 keluarga. Warga dapat tinggal di sana selama beberapa generasi. Ini hanyalah salah satu contoh.

Bodhisatwa sekalian, kita harus bersungguh hati. Bagi relawan yang menjalani pelantikan hari ini, di depan dada kalian terpasang pita bertuliskan “Hati Buddha, Tekad Guru”. Kita semua harus berusaha untuk meneladani hati Buddha. Meski menganut keyakinan yang berbeda-beda, tetapi semua orang memiliki hati penuh cinta kasih dan kebijaksanaan yang penuh kesadaran. Baik umat Buddha maupun umat Katolik, semua orang memiliki hati yang lapang dan rela bersumbangsih tanpa pamrih.

Kemurahan hati dan cinta kasih universal ada dalam diri setiap orang. Jadi, kita harus memiliki hati Buddha dan tekad Guru. Hati kalian, hati saya, dan hati Buddha harus saling menyatu. Inilah hati Buddha.

Hati Buddha adalah hati penuh cinta kasih dan welas asih. Selain itu, kalian juga harus memiliki tekad Guru. Kalian semua adalah murid saya. Kita semua harus memiliki kesatuan tekad dan saling menyemangati. Karena adanya kalian, saya harus lebih bersemangat. Saya harus lebih bersungguh hati untuk mendalami ajaran Buddha agar dapat berbagi Dharma dengan kalian. Saya harus mendalami Dharma baru dapat membimbing kalian. Sebagai murid saya, kalian hendaknya menjadikan tekad saya sebagai tekad sendiri. Kalian dan saya hendaknya bersatu hati dan membangun tekad untuk terjun ke tengah masyarakat. Inilah hati Buddha dan tekad Guru.

Setelah menjalani pelatihan dan pelantikan, bukan berarti kalian sudah lulus. Bukan. Hari ini kalian datang untuk mengurus administrasi masuk sekolah. Dahulu kalian hanya mengikuti ujian masuk. Hari ini baru kalian mulai masuk sekolah. Setelah ini, kalian harus mulai melakukan tugas. Semoga kalian dapat terus melangkah maju di jalan ini. Ini harapan saya terhadap kalian.

Master mewakili para relawan menerima pujian

Menolong para korban bencana yang menderita

Seorang relawan muda bertekad untuk dilantik

Giat menggarap ladang berkah  untuk menginspirasi orang banyak

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 29 November 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 November 2015

Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -