Ceramah Master Cheng Yen: Giat Menghimpun Jodoh Baik
Para relawan
sungguh bekerja keras. Akhir-akhir ini terus diadakan berbagai kegiatan. Ada
yang merupakan kegiatan tahunan, seperti Konferensi TIMA pada bulan September.
Selanjutnya adalah Konferensi Medis Tzu Chi yang juga diadakan di Hualien. Ada
pula penutupan kamp relawan wilayah utara.
Lalu, relawan
dari AS juga kembali ke Taiwan. Untuk melayani 600-an relawan, digerakkan
hampir seribu relawan di Hualien. Inilah yang berlangsung belakangan ini di
Hualien. Berikutnya juga ada pelatihan filosofi Tzu Chi bagi para staf badan
misi.
Kita juga
melihat dan mendengar para staf berbagi kisah yang menyentuh. Pada Sabtu pagi,
mereka berjalan dengan tertib dari Aula Jing Si menuju Griya Jing Si. Mereka
semua sangat kompak dan melangkah dengan rapi. Mereka juga membantu pekerjaan
di Griya Jing Si. Semua orang mencoba untuk merasakan kehidupan dan pekerjaan
bercocok tanam.
“Wah, kamu malah mencabut sayurnya. He Yu-yu, Staf Divisi Pengembangan Misi Amal Tzu Chi.
“Wah, Amitabha,” jawab salah seorang peserta.
“Coba tanam kembali,” kata He Yu-yu.
“Berhubung rumput dan sayur bentuknya mirip dan sama-sama berwarna hijau, Karena sangat cepat, maka tidak begitu memperhatikan,” kata peserta itu.
“Ada keyakinan?” (Ada)
“Berangkat!” (Go)
“Diputar seperti ini, lalu potong,” instruksi He Yu-yu.
“Kepala RS Lai melakukannya paling baik. Kepala RS Zhao, ini belum dirapikan. Kepala RS Zhao, seharusnya seperti ini,” kata He Yu-yu.
“Harus dibalik?,” tanya Kepala RS Zhao.
“Anda salah sisi,” jawab He Yu-yu.
“Seperti ini?,” tanya Kepala RS Zhao.
“Benar,” jawab He Yu-yu.
“Ini pertama
kalinya saya melihat orang memutar talenan,” kata Kepala RS Zhao.
Kita melihat
kepala RS dan kepala sekolah membantu pekerjaan di dapur. Mereka semua adalah
doktor, tetapi tidak terbiasa bekerja di dapur. Ini juga tidak mudah, sangat
licin. Kepala RS Lin, ini terlalu banyak meluber, tidak lulus. Ini berantakan.
Ya, tidak lulus.
Di barisan ini,
yang paling sering ke dapur hanya Kepala RS Chien. Mengapa Kepala RS Chien
begitu mahir? Karena beliau sering mengajak para staf memasak untuk berbagai
kamp. Dalam menanam sayur, gandum, dan sebagainya, beliau sudah berpengalaman.
Singkat kata, manusia memiliki potensi yang tak terhingga. Kali pertama mungkin
belum terbiasa, kali kedua sudah mulai terbiasa. Saya rasa kali ketiga seharusnya
sudah mahir. Banyak hal yang harus dipelajari dalam hidup ini. Namun, ini
mungkin melelahkan.
Kita juga
melihat berbagai bencana yang terjadi. Kebakaran hutan masih terus terjadi.
Daerah cakupannya sangat luas. Kini di Perancis juga terjadi kebakaran hutan.
Lahan hutan yang begitu luas telah hangus terbakar. Bukan hanya hutan tersebut
tak dapat lagi memproduksi oksigen, tetapi juga membawa pencemaran udara.
Kita juga
melihat pascagempa di Meksiko, insan Tzu Chi juga perlahan-lahan menjalin kerja
sama dengan warga setempat. Di kecamatan ini, kita adalah tetangga. Kita semua
tahu apa yang terjadi. Kita memiliki sejarah di sini. Semua orang saling
mendukung. Di masa-masa yang paling dibutuhkan, semua orang saling membantu.
Tempat umum yang
terbuka ini membuat orang-orang lebih mudah datang. Di sini adalah pusat kota.
Warga yang tidak mengetahui acara ini juga datang bersama-sama dan bisa turut
mendengar cerita tentang Tzu Chi. Di sana diadakan pelatihan relawan. Insan Tzu
Chi juga membawa Dharma untuk menenangkan hati warga. Meski kita belum
membagikan bantuan, tetapi relawan kita telah menjalin hubungan yang baik
dengan mereka sehingga mereka memahami ketulusan kita.
Barang bantuan
terbatas, tetapi jumlah warga sangat banyak. Jadi, kita harus membangkitkan
cinta kasih semua orang dan mengajak warga yang masih mampu untuk memperhatikan
warga lain terkena dampak parah. Di sana insan Tzu Chi memperkenalkan dan
menyebarkan semangat dan filosofi Tzu Chi.
Hingga saat ini,
kita belum membagikan bantuan materi apa pun. Kita hanya memberi mereka Dharma.
Setelah diberi Dharma, batin warga menjadi lapang dan terbuka. Mereka dapat
saling berinteraksi dengan penuh senyuman dan cinta kasih. Kini di Meksiko ada
empat orang relawan muda. Mereka membimbing warga setempat dengan penuh
ketulusan. Setiap hari mereka terjun ke banyak komunitas dan harus menempuh
perjalanan jauh. Untuk berinteraksi dengan warga, mereka juga memerlukan
bantuan penerjemah. Meskipun begitu, mereka dapat membimbing batin para warga.
Ini sungguh jalinan
jodoh yang luar biasa. Selain itu, dengan adanya bantuan bencana ini, kita
dapat menggerakkan pemulihan batin bagi warga Meksiko. Kita tentu memiliki
banyak harapan, tetapi dibutuhkan sumber daya manusia untuk mencapai semua ini.
Manusia bisa lelah. Untuk mengadakan suatu kegiatan, banyak hal yang harus dipahami. Ini tentu
saja memerlukan banyak waktu dan bisa melelahkan.
Jika lelah,
perlu beberapa hari untuk pulih. Setelah itu, kita harus kembali bersumbangsih.
Inilah semangat ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi. Dalam setiap kegiatan,
orang-orang berkumpul bersama. Saya berharap semua orang dapat menenangkan
batinnya. Kadang, kegiatan mungkin terlalu padat sehingga orang merasa lelah.
Saat lelah,
dengan beristirahat beberapa hari, kita berharap fisik dan batin mereka dapat
pulih kembali, dapat lebih memahami ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi, serta
memahami bahwa kita hendak membentangkan Jalan Bodhisatwa bagi masa kini dan
masa depan. Semangat Bodhisatwa adalah melenyapkan penderitaan semua makhluk dan
memberi kebahagiaan.
Inilah semangat
Bodhisatwa yang digambarkan Buddha. Mereka rela terjun ke tengah umat manusia
untuk menolong semua makhluk. Buddha membimbing kita untuk bersandar pada diri
sendiri. Jika ingin mendapat berkah, kita harus menciptakan berkah.
Untuk mendapat
kedamaian fisik dan batin, kita harus melenyapkan noda batin. Manusia harus
berusaha menjalin jodoh baik. Bagaimana agar kita dapat memiliki hubungan yang
baik dengan orang lain? Tanpa adanya jalinan jodoh baik, antarmanusia tak
mungkin saling menyukai. Ini tidak mungkin. Intinya, kita harus banyak
menciptakan berkah serta melenyapkan kegelapan dan noda batin. Dengan begitu,
barulah hati kita dapat terbuka dan lapang.
Para staf badan misi merasakan pengalaman membantu di Griya Jing
Si
Para doktor merasakan pengalaman memasak di dapur
Para warga korban bencana saling mendukung dan membantu
Melenyapkan penderitaan, memberi kebahagiaan, dan menghimpun
jodoh baik
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Oktober 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina