Ceramah Master Cheng Yen: Giat Menjalin Jodoh untuk Menghimpun Insan Berhati Mulia

Saudara sekalian, Anda semua dapat menggunakan tangan yang saat ini bertepuk tangan itu, untuk apa? Melakukan pemilahan sampah. Benar? Saya berharap kita semua bersama-sama menyerukan pengurangan sampah.

Berapa usia Anda tahun ini?

96 tahun.

Sudah berapa lama Anda melakukan daur ulang?

Sudah 30 tahun.

“Misi pelestarian lingkungan Tzu Chi dimulai tahun 1990. Sebagai jagawana, saya harus pergi ke Jiaxian. Dahulu belum ada yang melakukan daur ulang. Saya mengumpulkan kardus dari toko kelontong atau penjual pinang. Kardus yang tidak terpakai saya kumpulkan dan saya bawa pulang,” kata Lai Xing-sen relawan pelestarian lingkungan Tzu Chi.

“Selama 30 tahun ini, saya terus melakukan daur ulang. Saya telah melakukannya selama ini. Tak terasa 30 tahun sudah berlalu. Tidak terasa sama sekali, karena ini adalah bagian dari kehidupan saya. Pelestarian lingkungan harus diterapkan setiap hari,” kata Lin Shu-jiao relawan pelestarian lingkungan Tzu Chi lainnya.

Misi pelestarian lingkungan tahun ini berusia 30 tahun. Dalam lingkungan para relawan daur ulang, setiap orang bersumbangsih dengan sukacita untuk melestarikan lingkungan. Relawan kita, Cai Kuan, sudah berusia 103 tahun. Kini dia masih aktif sebagai anggota komite dan masih tetap bersumbangsih di komunitasnya. Dia juga merupakan relawan daur ulang. Begitulah insan Tzu Chi, semua orang menghargai waktu. Kehidupan mereka sungguh bermakna tanpa celah.


Kita semua "menyimpan" 50 tahun usia kita sehingga kita seakan baru berusia 20, 30, atau 40-an tahun. Ada juga yang baru berusia 50-an tahun. Jika kita "menyimpan" 50 tahun usia kita, berarti kita semua masih muda atau setengah baya, belum ada yang tua. Dengan begitu, kita bisa lebih berusaha lagi. Tentu, sebagai murid generasi pertama, kalian harus mewariskan semangat ini.

Kini, dalam ceramah Sutra Bunga Teratai, saya membahas bab Pemberian Kepercayaan yang berisi pesan agar semua orang terus mewariskan Dharma ini. Kita juga melihat bahwa bulan Juni adalah waktu bagi upacara wisuda perguruan tinggi Tzu Chi. Meski tahun ini bertepatan dengan merebaknya wabah, tetapi di tahun-tahun sebelumnya, para Ayah dan Ibu Yi De yang menghadiri upacara itu berjumlah ratusan orang. Tahun ini mereka diminta untuk tidak hadir. Para orang tua murid juga demikian. Mereka bisa mengikuti upacara kelulusan dari rumah.

Setiap fakultas mengadakan upacara masing-masing, tetapi tetap sangat agung. Upacara tetap diadakan sesuai aturan. Prosesi pemindahan kuncir dan pembagian ijazah tetap dilakukan seperti biasa. Saya berpesan agar upacara tetap berjalan seperti biasa, tetapi tetap tidak boleh menyalahi aturan berkumpul. Kita dapat memisahkan massa ke beberapa ruangan, tetapi upacara tetap berlangsung seperti biasa.

Saya melihat setiap fakultas berada di ruang yang berbeda, baik kelas maupun aula. Setiap fakultas dan jurusan mengadakan upacara secara bersamaan. Upacara itu sangat indah dan agung. Jadi, meski hanya mengikutinya lewat telekonferensi, saya juga merasa terhibur dan puas. Ini adalah sebuah wujud tata krama.


Tata krama selaras dengan kebenaran. Kebenaran harus diwujudkan ke dalam tata krama. Tanpa tata krama, tidak ada prinsip kebenaran. Jadi, tata krama selaras dengan kebenaran. Demikianlah misi pendidikan kita. Pendidikan terlebih dahulu harus membina tata krama. Melihatnya, saya dipenuhi rasa syukur. Saya sangat bersyukur. Saya sering berkata bahwa saya sangat beruntung.

Dalam Empat Misi Tzu Chi, misi kesehatan dipimpin oleh kepala RS yang baik. Setiap departemen menjalankan tugas dengan baik dan tidak membuat saya khawatir. Begitu pula dengan misi pendidikan. Para rektor dan para kepala fakultas bersumbangsih dengan sepenuh hati. Badan misi pendidikan menjalankan misi dengan baik. Demikian pula dengan misi amal. Para relawan yang memikul misi amal di seluruh dunia juga sangat menaati aturan. Jadi, saya merasa dalam kehidupan ini saya harus merasa puas. Saya merasa puas dan bersyukur.

Beberapa hari ini, saya membahas tentang jalinan jodoh. Jalinan jodoh terbentuk karena adanya sebab. Jika aksara Tionghoa "sebab" ditambahkan aksara "hati", akan menjadi aksara "budi". Jadi, misi Tzu Chi dijalankan dengan sepenuh hati. Jalinan jodoh ini dimulai dengan sepenuh hati dan terus dijalankan oleh semua orang juga dengan sepenuh hati. Semua jalinan jodoh ini dilandasi oleh ketulusan hati. Karena itu, saya harus bersyukur atas budi luhur ini. Saya bersyukur atas jalinan jodoh ini. Karena itulah, saya selalu bersyukur setiap hari.

Kita semua bisa bertemu dan berkumpul serta mengembangkan Empat Misi Tzu Chi di dunia.

Setiap hari, di negara mana pun dan kapan pun, ada relawan Tzu Chi yang bersumbangsih. Saat kita beristirahat di Taiwan, para relawan di negara lain mulai bersumbangsih. Saat mereka beristirahat, kita di Taiwan memulai aktivitas. Baik di darat maupun di lepas pantai, para relawan Tzu Chi tetap menjangkau orang yang membutuhkan. Batin mereka bebas dari kerisauan sehingga berbagai rintangan tidak menghalangi mereka. Sumbangsih mereka membawa rasa sukacita. Saya sangat bersyukur. Banyak hal yang patut disyukuri.

 

Waktu terus berlalu tanpa henti. Saya berharap semua orang tulus setiap hari. Kini kita harus berlatih dengan tulus dan menyosialisasikan pola hidup vegetaris secara luas. Bervegetaris itu harus, menyosialisasikannya juga harus. Selain menyosialisasikan vegetarisme, kita berharap orang-orang membangkitkan ketulusan. Apa pun keyakinannya, setiap orang harus tulus.

Tanpa membedakan agama, semua orang hendaknya berdoa dengan tulus semoga wabah kali ini segera berakhir dan segala sendi kehidupan segera pulih agar orang-orang dapat kembali bekerja dan berbagai bidang usaha dapat kembali berjalan. Namun, dari wabah kali ini, semua orang hendaknya juga memetik pelajaran yang dalam. Jangan terlalu boros dan mengejar kenikmatan. Yang terpenting, semua orang dapat hidup tenteram dan harmonis. Untuk itu, kita harus berdoa dengan tulus.

Terima kasih atas kekuatan cinta kasih para relawan.

Belakangan ini semua orang sangat tekun dan bersemangat. Pada pelatihan dalam jaringan kemarin, jumlah peserta mencapai 35 ribu orang lebih, berasal dari sekitar 50 negara dengan lebih dari 165 titik kumpul komunitas. Berkat ketekunan semua orang dalam mewariskan Dharma, masyarakat akan harmonis dan tenteram. Saya mendoakan semua orang.

Terima kasih, harap semuanya lebih bersemangat.

Mempertahankan semangat muda dan terus bersumbangsih
Upacara yang agung menunjukkan pencapaian misi pendidikan
Giat menjalin jodoh untuk menghimpun insan berhati mulia
Bersyukur atas ketekunan semua orang dan berdoa demi keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Juni 2020       
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 10 Juni 2020
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -