Ceramah Master Cheng Yen: Giat Menyalurkan Bantuan dan Menyelamatkan Semua Makhluk
Kita bisa melihat hujan deras di Amerika Serikat mengakibatkan banjir di dua negara bagian. Baik fasilitas umum maupun rumah warga, semuanya terendam banjir. Ini sungguh membuat orang takut melihatnya. Inilah ketidakselarasan unsur air. Belakangan ini, saya sering mengulas tentang ketidakselarasan unsur air.
Insan Tzu Chi juga menyalurkan bantuan bagi korban banjir. Dengan penuh cinta kasih, relawan kita mengerahkan kekuatan untuk memberikan bantuan. Yang lebih mengagumkan adalah semua relawan bisa bekerja sama dengan harmonis. Bisa bekerja sama dengan harmonis seperti ini tidaklah mudah. Orang-orang dengan kewarganegaraan, budaya, dan agama yang berbeda-beda bisa bekerja sama dengan harmonis, ini sungguh tidak mudah.
Di dunia ini, terdapat suatu kekuatan yang biasanya tidak terlihat, tetapi saat semua orang bekerja sama, kekuatan yang terbentuk akan sangat besar. Benar. Saat Ekuador dilanda bencana besar, ada banyak orang penuh cinta kasih yang bersama-sama menjangkau lokasi bencana untuk menarik korban bencana dari keterpurukan.
Dunia ini penuh dengan Lima Kekeruhan. Bukankah hidup kita bagaikan berada di tengah lumpur kegelapan batin? Bagaimana kita menghadapi kegelapan batin dan kekeruhan ini? Bagaimana kita menyelamatkan orang-orang dari kekeruhan ini? Bagaimana membuat mereka berpikiran terbuka dan mempertahankan niat baik mereka? Ini tidaklah mudah.
Lewat berbagai perumpamaan, kita bisa memahami bahwa kini empat unsur sudah tidak selaras. Ketidakselarasan ini telah menimbulkan berbagai bencana. Saya teringat akan beberapa tahun yang lalu, tepatnya bulan Agustus hingga September 2008, terjangan beberapa badai di Haiti mengakibatkan banjir yang sangat parah. Saat itu, insan Tzu Chi dari Amerika Serikat menyalurkan bantuan internasional ke Haiti.
Lalu, pada bulan Januari 2010, Haiti diguncang gempa bumi berkekuatan 7,0 SR. Pascagempa, insan Tzu Chi kembali menuju Haiti untuk menyalurkan bantuan. Sejak saat itu hingga sekarang, insan Tzu Chi terus memberikan bantuan di Haiti. Sejak saat itu, Relawan Chen Jian bertanggung jawab untuk memberikan bantuan di Haiti. Dia telah mengunjungi Haiti sebanyak 65 kali. Setiap kali mengunjungi Haiti, dia selalu mengemban misi untuk membagikan barang bantuan, memberikan bantuan bencana, dan lain-lain.
“Kondisi jalan penuh lumpur dan kondisi truk yang digunakan sangat buruk. Suatu hari, salah satu dari tiga truk yang mengangkut beras mogok di tengah jalan. Perjalanan yang seharusnya hanya 7 jam malah menghabiskan waktu selama 30 jam. Kita telah memberikan bantuan di komunitas ini selama 5 tahun. Pada tahun pertama, saat datang untuk mengambil barang bantuan, satu tangan mereka menjinjing sepatu dan yang lainnya memegang formulir. Pada tahun kedua, tersisa setengah yang menjinjing sepatu. Pada tahun ketiga, hampir semuanya bisa mengantre dengan mengenakan sepatu. Inilah kemajuan di sini, “ ujar Chen Jian, Relawan Tzu Chi.
Setiap perjalanannya ke Haiti penuh dengan rintangan. Selain kondisi jalan yang sulit dan berbahaya, yang paling menakutkan adalah kondisi keamanan yang tidak baik sehingga membutuhkan perlindungan dari pasukan pemelihara perdamaian. Namun, Relawan Chen bisa menggunakan kesabaran, cinta kasih, dan ketulusan untuk berinteraksi dengan warga setempat selama bertahun-tahun ini sehingga saat melihat relawan Tzu Chi, mereka bisa menyapa relawan kita dan berkata, “Tzu Chi, Tzu Chi.” Ini berkat bimbingan selama bertahun-tahun.
Berhubung warga setempat hidup menderita, maka Bodhisatwa pun datang untuk menjangkau mereka. Setiap kali mengajak relawan lokal ke komunitas itu, Relawan Chen Jian selalu menggunakan ketulusan. Karena itu, komunitas yang kasar juga bisa menjadi lemah lembut. Relawan Chen Jian dan relawan lainnya menjalankan misi di sana dengan sepenuh hati.
Untuk membimbing komunitas yang kasar, dibutuhkan keberanian, kemurahan hati, dan welas asih Bodhisatwa. Bukan hanya Cite Soleil, relawan kita juga menjangkau berbagai wilayah lain di Haiti. Ada komunitas yang sangat baik hati, ada pula komunitas yang kasar. Meski perjalanan ini sangat sulit, tetapi relawan kita telah melaluinya dengan selamat. Ini sungguh tidak mudah. Inilah kekuatan cinta kasih.
Kita juga melihat bahwa pembangunan 9 gedung sekolah di Taitung telah rampung. Kemarin, di Guanshan digelar upacara peresmian bersama bagi 9 gedung sekolah. Upacara ini penuh kehangatan. Ini merupakan proyek harapan untuk mengurangi risiko bencana. Sebelumnya, sembilan gedung sekolah ini telah menjadi bangunan yang berbahaya.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, kita terlebih dahulu membangun kembali beberapa gedung sekolah yang termasuk bangunan berbahaya. Saya sangat bersyukur kepada seluruh isan Tzu Chi yang menghimpun kekuatan cinta kasih sehingga anak-anak bisa bersekolah dengan tenang. Selain keselamatan anak-anak terjaga, warga setempat juga sangat bersyukur karena jika diterjang angin kencang atau hujan deras, gedung-gedung sekolah ini bisa menjadi tempat pengungsian yang kukuh.
Di Xiamen, Tiongkok, juga terdapat sekelompok Bodhisatwa. Demi memahami kondisi keluarga murid penerima bantuan kita, mereka membagi diri ke dalam 60 kelompok untuk mengunjungi hampir 200 murid. Mereka harus menempuh perjalanan jauh. Mereka sangat bersungguh hati untuk memahami kondisi keluarga murid. Saya sangat bersyukur.
Kita juga bisa melihat peringatan ulang tahun RS Tzu Chi Taipei yang ke-12. Kemarin, kita mengadakan sebuah acara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada para staf dan relawan kita. Acara ini bertujuan untuk membawa manfaat bagi semua makhluk dan senantiasa membina hati penuh rasa syukur. Semua orang harus saling bersyukur dan menghimpun kekuatan untuk menolong semua makhluk yang menderita.
Sungguh, staf RS kita senantiasa bersyukur dan bersumbangsih bagi semua makhluk. Ini sungguh sangat indah. Dalam peringatan ulang tahun yang ke-12 ini, kita juga melihat relawan dan staf senior memperoleh penghargaan. Baik dokter, perawat, maupun staf lainnya, semuanya telah lama bergabung di RS kita. Mereka menganggap RS sebagai rumah, menganggap pasien sebagai kerabat, dan menganggap kolega mereka sebagai saudara. Dalam keluarga yang penuh kehangatan ini, setiap orang bersumbangsih bagi semua makhluk yang menderita.
Membersihkan lumpur dan menolong korban bencana
Meneruskan jalinan jodoh untuk menyalurkan bantuan di Haiti
Menjalankan proyek harapan untuk mengurangi risiko bencana
Memberi pengobatan dengan penuh cinta kasih untuk menyelamatkan semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 06 Mei 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina