Ceramah Master Cheng Yen: Guru dan Murid Berjalan Berdampingan untuk Mewariskan Dharma

Kita harus sungguh-sungguh menggenggam waktu. Saya sering berkata bahwa kita sudah tak punya cukup waktu lagi. Kini saya bukan hanya tak punya cukup waktu, tetapi harus berpacu dengan waktu.Sejak puluhan tahun yang lalu, saya sudah berkata bahwa kelak, Bumi kita perlahan-lahan akan mengalami kerusakan dan empat unsur alam akan semakin tak selaras.

Selama puluhan tahun ini, kita menyosialisasikan hal ini secara perlahan seakan-akan kita masih memiliki banyak waktu. Namun, kini seluruh dunia dilanda bencana dan waktu yang kita miliki sangat terbatas sehingga kita tidak bisa melakukannya secara perlahan dan tidak bisa menundanya lagi. Saya berharap para Bodhisatwa kita dapat meningkatkan kewaspadaan. Insan Tzu Chi bersumbangsih dengan sepenuh hati. Selain memahami satu sama lain, kita juga harus mengetahui hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Saya sangat berharap kalian dapat mengetahui apa yang saya ketahui dan dapat memahami Dharma yang saya pahami.

Saya berharap guru dan murid dapat berjalan berdampingan. Apa pun yang saya ketahui, saya berharap kalian juga mengetahuinya. Ini merupakan hal yang tidak bisa ditunda. Kita juga tidak boleh mempersempit ruang lingkup yang harus kita perhatikan. Kita harus memandang luas ke seluruh dunia. Ajaran Buddha tidak terlepas dari segala sesuatu di dunia ini. Karena itu, kita harus memahami hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Tadi, banyak relawan berbagi kisah yang membuat saya sangat tersentuh. Orang-orang yang menerima bantuan kita juga datang ke sini untuk mengungkapkan rasa syukur mereka. Saya sungguh sangat bersyukur atas sumbangsih relawan kita yang penuh cinta kasih.

Kita memiliki begitu banyak tim fungsional yang bersumbangsih bagi masyarakat setiap hari. Ada yang mencurahkan perhatian ke rumah warga, ada yang mencurahkan perhatian ke sekolah, dan ada pula yang mencurahkan perhatian di tengah masyarakat. Relawan kita terus mencurahkan perhatian. Saya selalu merasa bahwa beruntung ada begitu banyak orang yang dapat bekerja sama dan bersatu hati untuk bersumbangsih bagi sesama.

Dengan cinta kasih berkesadaran, kita membentangkan jalan cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang. Jadi, kita membentangkan jalan cinta kasih ke seluruh dunia dan mempertahankan jalinan kasih sayang untuk selamanya. Setelah membentangkan inci demi inci jalan dengan cinta kasih, kita harus meneruskan jalinan kasih saying untuk selamanya. Inilah yang disebut cinta kasih berkesadaran.

Sejak zaman Buddha Mahabhijna-jnanabhibhu, Buddha Sakyamuni yang merupakan salah satu dari 16 putra-Nya sudah mulai mendengar Sutra Bunga Teratai dan membabarkannya kembali. Saya yakin kita semua pasti pernah mendengar Sutra Bunga Teratai pada saat itu dari 16 putra Buddha Mahabhijna-jnanabhibhu. Kini, kita berkumpul bersama lagi mungkin karena jalinan jodoh kita pada lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Hanya saja, kemampuan kita terlalu tumpul dan sering terpengaruh oleh kegelapan batin sehingga cinta kasih berkesadaran kita semakin menipis. Dahulu, begitu angin kegelapan batin bertiup, kita langsung terpengaruh dan terseret oleh jaring kegelapan batin sehingga menyimpang dari jalan yang benar. Inilah yang kita alami dari kehidupan ke kehidupan. Jika kita memiliki tekad pelatihan yang teguh dan terus mempertahankan cinta kasih berkesadaran, kita pasti akan terjun ke tengah masyarakat untuk menjalin jodoh baik dengan semua makhluk. Bodhisatwa dunia harus terus melatih diri seperti ini.

Dalam perjalanan saya kali ini, baik di Taipei, Taoyuan, maupun Hsinchu, saya melihat orang-orang yang memperbaiki kehidupannya setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan. Kini mereka juga terjun ke tengah masyarakat dengan cinta kasih berkesadaran. Ada yang masih mengikuti pelatihan relawan, ada pula yang telah dilantik menjadi relawan serta sangat tekun dan bersemangat. Mereka melakukan survei kasus, memperhatikan saudara se-Dharma, dan melakukan daur ulang. Mereka sangat tekun dan bersemangat.

Dahulu, mereka pernah berjalan menyimpang sehingga sering keluar masuk penjara. Kini, mereka juga sering keluar masuk penjara, tetapi dengan penuh kesadaran dan demi menjalankan misi. Mereka ingin membimbing para narapidana dengan berbagi pengalaman mereka. Inilah perbedaan antara kehidupan mereka sekarang dan dahulu. Kini, mereka sangat bersungguh hati membimbing orang-orang yang dahulu pernah berbuat salah. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menarik satu demi satu narapidana ke sisi yang baik. Sisi yang baik dan buruK hanya dibatasi oleh sebuah garis tipis. Dengan mengerahkan lebih banyak tenaga, kita pasti bisa menarik mereka ke sisi yang baik. Karena itu, kita harus memiliki semangat misi dan sungguh-sungguh menyucikan hati manusia.

Pikiran makhluk awam yang tidak stabil telah menciptakan banyak karma buruk sehingga menimbulkan bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Dahulu, saya bisa mengulas bencana alam secara perlahan, tetapi kini saya sudah tak punya cukup waktu. Sungguh, kini bencana semakin sering terjadi dan semakin banyak tempat yang dilanda bencana. Karena itu, hal ini tidak bisa ditunda lagi.

Bodhisatwa sekalian, kita harus memiliki tekad pelatihan yang teguh serta bertekad untuk menyucikan hati manusia dan membimbing masyarakat. Kini, kita tidak bisa menunda hal ini lagi. Kita harus tekun dan bersemangat untuk melindungi bumi ini demi semua makhluk dan diri sendiri. Kita juga harus menghargai kehidupan semua makhluk agar bisa meredakan rasa dendam di dunia ini.

Dharma bagaikan air yang dapat menyucikan hati kita. Karena itu, kalian harus lebih bersungguh hati. Kalian juga harus tekun mendengar ceramah saya karena kalian dapat memperoleh manfaat darinya. Kita harus terus mendengar Dharma agar air Dharma dapat senantiasa mengairi ladang batin kita dan api nafsu keinginan tidak menghanguskan pahala di dalam hati kita. Jadi, setiap orang harus lebih bersungguh hati setiap waktu.

Guru dan murid berjalan berdampingan untuk mewariskan Dharma

Menjalin jodoh saat mendengar Sutra Bunga Teratai dan memiliki tekad

Pelatihan yang teguh Memperbaiki kehidupan dengan cinta kasih berkesadaran

Membimbing masyarakat dan menyucikan hati manusia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Juni 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 23 Juni 2016

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -