Ceramah Master Cheng Yen: Guru dan Murid Berjanji untuk Kembali demi Dharma
“Saat ini, saya melihat bahwa relawan paruh baya yang ada di Tzu Chi sungguh luar biasa. Mereka semua melayani dengan sungguh-sungguh dan terus menjaga estafet tetap berjalan. Sumbangsih bagi dunia membutuhkan partisipasi setiap orang. Membentuk kelompok yang memiliki berbagai kemampuan sangatlah penting. Ketika masing-masing dari kita memiliki 1 poin, 100 orang menjadi 100 poin,” kata Lin Sheng-sheng relawan Tzu Chi.
“Tzu Chi adalah organisasi yang besar dan para relawan terus melangkah maju dengan berani. Seperti yang dikatakan dalam pelatihan bahwa ombak baru dapat mendorong ombak lama sehingga ombak lama tidak berdiam di pantai. Ombak baru pun harus berterima kasih karena dengan adanya ombak lama, mereka tidak tersesat. Baik ombak baru maupun lama, semuanya harus berinteraksi dengan cinta kasih agar dapat mencapai tujuan Bersama,” pungkas Lin Sheng-sheng.
Saya yakin bahwa orang yang mengenal Sheng-sheng tidaklah sedikit. Beliau sungguh bijaksana dan dapat menyebarkan Dharma sesuai kapasitas pendengarnya. Beliau menyerap ajaran saya yang mendalam dan menyebarkannya dengan bahasa sehari-hari untuk membimbing banyak orang. Ini bukanlah hal yang mudah.
Beliau adalah murid saya yang baik. Beliau mengenal Dharma dan dan mempraktikkannya. Beliau terjun ke tengah masyarakat dan menyebarkan Dharma sesuai kapasitas pendengarnya. Oleh karena itu, saya sangat memujinya. Namun, hidup ini tidak kekal. Saya sungguh tidak rela dengan kepergiannya. Apakah Anda mendengar saya?
“Ya,” jawab Lin Sheng-sheng.
Saya melihatmu. Saya sungguh bahagia bisa melihatmu. Saya bisa melihatmu. Saya tahu Anda ingin berbicara dengan saya.
“Master, beliau berkata bahwa hal yang paling beliau khawatirkan ialah tidak dapat mendampingi Master lagi,” kata Lü Ci Yue relawan Tzu Chi.
Anda adalah murid saya selamanya. Nama Dharma Anda ialah Jing You. Anda selalu memikirkan saya, Tzu Chi, serta pada Buddha dan Bodhisatwa.
“Master, beliau berkata bahwa beliau selalu memikirkan Master. Beliau merasa sudah tidak dapat membantu Master sehingga beliau merasa sedih,” kata Lü Ci Yue relawan Tzu Chi.
Hati kita selalu dekat satu sama lain. Selama puluhan tahun, Anda selalu mendampingi saya dan menjalankan misi Tzu Chi. Dalam masa pembangunan RS Tzu Chi, Anda memberi saya begitu banyak dukungan.
Jing You, Anda adalah murid saya yang baik. Anda telah mendampingi saya selama 30 hingga 40 tahun. Pada saat saya membutuhkan dukungan, Anda tidak pernah meninggalkan saya. Anda selalu memikirkan apa yang dapat dilakukan untuk saya. Anda selalu menemukan orang untuk membantu saya memikul tanggung jawab dan memberikan banyak kekuatan kepada saya.
Rumah sakit yang kita bangun telah melindungi kehidupan banyak orang dan merawat banyak orang. Inilah pahala. Pahala ini milikmu dan para insan Tzu Chi yang merupakan murid-murid saya. Dengan kekuatan bersama, kita telah menyelesaikan semuanya dengan baik. Saya ingin berkata bahwa saat ini saya merasa tenang. Anda pun harus merasa tenang. Ini hanyalah sebuah fase.
Saya juga telah berusia lanjut dan tidak tahu kapan akan pergi. Saya juga ingin memberitahumu bahwa jalinan jodoh kita ada dari kehidupan demi kehidupan. Mereka yang pergi dahulu tengah membentangkan jalan bagi saya sehingga ketika saya pergi dan kembali lagi, mereka dapat menggandeng tangan saya dan membawa saya kembali ke Tzu Chi.
Kita harus menjaga estafet cinta kasih tetap berjalan dan mewariskannya dari generasi ke generasi, dari kehidupan ke kehidupan. Jadi, Anda harus mendongak dengan berani, senantiasa memikirkan saya, dan senantiasa mengingat Buddha di dalam hati. Kita harus berikrar untuk menjadi Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.
Di masa depan, dunia ini akan makin membutuhkan Bodhisatwa. Jadi, saat ini hendaklah kita membangun ikrar untuk tetap menjalankan praktik Bodhisatwa di masa depan. Di masa depan, kita harus bergandengan tangan untuk kembali menginspirasi semua orang menapaki Jalan Bodhisatwa Tzu Chi. Saya yakin bahwa Anda sangat dekat di hati saya.
Kita harus membuat janji bahwa orang yang pergi terlebih dahulu akan memberi tahu yang datang belakangan, "Gandeng tangan saya dan ikuti saya." Anda bisa menjadi orang yang menggandeng tangan saya di masa depan. Kita harus menggandeng tangan banyak orang di dunia untuk menapaki Jalan Bodhisatwa selamanya. Ingatlah selalu para Buddha dan Bodhisatwa dalam hati Anda serta ingatlah untuk menggandeng tangan saya. Anda selalu ada dalam hati saya. Apa kabar, Master? Saya baik-baik saja selama hatimu tenang.
“Master, saya akan terus berusaha menjadi lebih baik,” kata Lin Sheng-sheng.
Baik. Anda masih memiliki kekuatan dan semangat yang baik. Anda sangat bermartabat. Saya mendoakan Anda. Ingatlah untuk terus dekat dengan hati saya.
Saya sungguh tenang karena Sheng-sheng tidak memiliki kemelekatan dan pikirannya tidak menyimpang. Beliau sungguh tenang dan damai karena tidak memiliki pikiran pengganggu apa pun. Beliau hanya memikirkan saya dalam hatinya. Sebelumnya, saat saya pergi ke Taipei, meski tengah kesulitan karena penyakitnya, beliau tetap datang menemui saya. Saat ini, ketika melihatnya di layar, saya tahu bahwa pikirannya tidak menyimpang. Jadi, meski saya tidak rela, saya merasa sungguh tenang.
Kita harus tahu bahwa momen ini akan datang kepada setiap orang. Kita bisa melihat bahwa beliau tidak memiliki kemelekatan dan pikirannya tidak menyimpang. Inilah tujuan kita melatih diri. Saya sungguh merasa tenang, tetapi juga merasa tidak rela.
Setiap hari, saya menerima informasi dari insan Tzu Chi di seluruh dunia. Saya mendengar banyak hal dan melihat banyak orang. Di saat seperti ini, saya harus dapat menanggung kesedihan dan berani untuk menggenggam waktu saat ini untuk melakukan apa yang harus dilakukan. Lakukan saja hal yang benar. Dengan melakukan hal yang benar, kita menciptakan berkah. Oleh karena itu, saya sering mengatakan untuk menggenggam waktu saat ini. Saya sungguh bersyukur.
Hati saya merasa tenang, tetapi juga merasa tidak rela. Ini perasaan yang wajar dalam kehidupan saat berpisah dengan orang yang kita kasihi. Saat ini, kalian dapat melihat betapa sulitnya saya merelakan kepergian murid saya. Namun, hati saya merasa tenang. Begitulah kehidupan.
Di dunia ini, kita harus terus belajar hingga saatnya tiba. Begitu pula dengan Sheng-sheng. Sepanjang hidupnya, beliau terus belajar hingga saatnya tiba. Beliau menciptakan lebih banyak berkah dari pada perbuatan buruk. Adakalanya, beliau membangkitkan pikiran awam, itu adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Namun, dengan adanya Dharma di hatinya, beliau dapat melepaskan segala noda dan kegelapan batin. Beliau dapat mengatasi kegelapan batin. Demikianlah kehidupannya. Saya merasa tenang dan mendoakannya.
Memiliki hati yang dekat pada Buddha dan Bodhisatwa
Guru dan Murid berjanji untuk kembali demi Dharma
Memiliki hati yang tenang tanpa kemelekatan
Belajar untuk bertahan dan melangkah maju ke depan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 07 Mei 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 09 Mei 2023