Ceramah Master Cheng Yen: Guru dan Murid Bersatu Hati Mewariskan Silsilah Dharma Jing Si
“Saat baru mulai mendengarkan ceramah Master, saya melupakan semuanya saat pulang. Saya heran mengapa orang lain dapat mengerti, sedangkan saya tidak. Saya terus mendengarkan ceramah Master. Master mengatakan bahwa Dharma harus diserap ke dalam hati. Saya sadar bahwa saya belum menyerap Dharma ke dalam hati sehingga saya tidak bisa mengingatnya. Selain itu, Master juga berbagi cerita mengenai hukum sebab akibat. Saya dapat berbagi tentang cerita Master. Master sering berkata bahwa kita harus bersumbangsih secara nyata. Saya berpikir, saya telah mendengarkan Dharma selama 2-3 tahun, tetapi belum mempraktikkannya. Jadi, saya memutuskan untuk mengikuti pelatihan. Setelah terjun secara langsung, saya memperoleh semakin banyak manfaat. Melihat Master begitu berharap untuk mewariskan Dharma kepada kami agar kebijaksanaan kami dapat bertumbuh, kami tidak berani mengendurkan semangat. Saya harap setiap orang dapat bersungguh-sungguh mendengarkan Dharma dan dipenuhi sukacita dalam Dharma setiap harinya. Terima Kasih,” tutur Cai Li-yun, relawan Tzu Chi.
“Membahas Posko Daur Ulang Tzu Chi Erlin, harus dimulai dari seorang relawan senior yang mengajak saya untuk mendengarkan ceramah Master di Sekolah Menengah Shin Min. Di sana, Master mengimbau orang-orang untuk menggunakan tangan yang bertepuk tangan untuk melakukan daur ulang. Setelah itu, Kakak Xie Mu-huo mengimbau para tetangganya untuk melakukan daur ulang. Berhubung barang daur ulang yang terkumpul sangat banyak, lahan yang digunakan saat itu tidaklah cukup. Saya pulang dan berkata kepada suami saya, “Luas tanah di seberang kita lebih dari 1.300 m². Daripada dibiarkan ditumbuhi rumput liar, bukankah lebih baik dijadikan sebagai tempat untuk mendirikan posko daur ulang?” Berhubung setuju dengan pandangan Master, suami saya menyetujuinya dengan sukacita. Jadi, kini posko daur ulang kami juga menjadi lokasi bedah buku, kebaktian, mendengarkan Dharma, pertemuan komite, dan kegiatan lainnya. Itu merupakan tempat pelatihan yang agung,” ujar Li Xiu-xiang, relawan Tzu Chi.
Terima kasih. Rasa syukur saya tidak habis untuk diucapkan. Saya mengucap syukur setiap hari karena kalian terus bersumbangsih. Kalian mempraktikkan Dharma dengan tekun dan bersemangat. Ini merupakan jalinan jodoh antara guru dan murid. Berkat jalinan jodoh ini, Dharma yang saya babarkan dapat kalian terapkan seumur hidup. Dalam setiap langkah kalian, kalian selalu mengingat Dharma. Saya sangat berterima kasih untuk itu.
Selama 50-an tahun setelah saya mendirikan Tzu Chi, kalian sangat berdedikasi. Kalian terus mengikuti langkah saya dan mewujudkan apa yang saya katakan. Saya hanya mengucapkannya, kalianlah yang menjalankannya. Ini merupakan nilai dari Sutra Bunga Teratai pada saat ini. Nilai ini bisa didengar, dilihat, dan dijalankan. Jadi, setelah mendengar dan mempraktikkan Dharma, kita juga bisa berbagi Dharma dengan sesama. Kehidupan kita menjadi penuh nilai karena kita menjalankan misi Tzu Chi.
Pada perjalanan kali ini, saya selalu mengatakan bahwa nilai kehidupan kita bergantung pada jejak langkah yang kita tinggalkan. Saat relawan berseragam biru putih menjangkau orang yang membutuhkan, orang-orang akan berkata, “Insan Tzu Chi telah tiba.” Insan Tzu Chi yang berseragam biru putih selalu membentangkan tangan untuk merangkul semua makhluk.
Di manakah Buddha dan Bodhisatwa hidup ini berada? Di mana? (Di sini.) Bodhisatwa tercermin dalam sumbangsih kalian. Jadi, sebagai Bodhisatwa dan Buddha hidup, kita harus menjadi teladan bagi dunia. Jadi, ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan laksana tanah yang subur. Cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin laksana angin yang sejuk.
Benar, cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin harus kita praktikkan saat terjun ke tengah masyarakat. Kita harus bersungguh-sungguh menerapkan semangat dan filosofi Tzu Chi. Kita juga harus membina ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Kita melakukan hal-hal baik di Tzu Chi. Semua perbuatan baik boleh kita lakukan.
Intinya, kita harus tulus dan yakin. Ini merupakan hal terpenting. Saat menjalankan misi Tzu Chi, kita berpegang pada silsilah Dharma Jing Si. Bagaimana kita mewariskan silsilah Dharma Jing Si? Saya harap silsilah Dharma Jing Si dapat selamanya diwariskan.
Kalian semua yang bersumbangsih saat ini merupakan insan Tzu Chi generasi pertama. Selama saya masih hidup, semua murid saya merupakan generasi pertama. Saya berharap generasi pertama kita dapat mewariskan Dharma kepada generasi-generasi penerus. Sebagai insan Tzu Chi generasi pertama, tekad kalian tidak boleh mundur. Kalian hendaknya terus menapaki Jalan Kebenaran dan bersatu hati menjalankan Tzu Chi. Saya harap semua orang dapat menapaki Jalan Kebenaran ini.
Semoga semangat agama Buddha dapat diterapkan di sini, pada saat ini. Coba kalian pikirkan, Buddha mengajarkan praktik Bodhisatwa sejak lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Namun, belum ada jalinan jodoh untuk menyebarkan praktik Bodhisatwa ke seluruh dunia. Belum ada jalinan jodoh seperti ini. Namun, kini Tzu Chi telah menyebarluaskan praktik Bodhisatwa ke seluruh dunia. Kita harus menghargai dan menapaki Jalan Bodhisatwa Tzu Chi dengan sebaik-baiknya.
Kita harus membimbing semua makhluk. Jangan malah terpengaruh oleh mereka. Jika kita yang ingin membimbing semua makhluk malah terpengaruh oleh mereka, itu sangat disayangkan. Ini merupakan ucapan yang jujur dari lubuk hati saya. Walau saya sering memuji kalian, tetapi masih ada banyak hal yang saya khawatirkan. Contohnya, saya mengkhawatirkan apakah kalian dapat mengikuti langkah saya.
Tentu saja, sebagai seorang manusia, saya tidak berani berjanji untuk terus mendampingi kalian karena itu di luar kendali saya. Namun, saya ingin mengingatkan kalian bahwa semangat Tzu Chi dan jiwa kebijaksanaan akan bertahan hingga selamanya karena ada sekelompok orang yang akan mewariskan silsilah Dharma Jing Si.
Para bhiksuni di Griya Jing Si juga terus mewariskan silsilah Dharma Jing Si. Ada juga sekelompok Qingxiushi yang tidak meninggalkan keduaniwian agar leluasa terjun ke tengah masyarakat untuk membabarkan Ajaran Jing Si. Untuk mewariskan silsilah Dharma Jing Si, kita harus membuka pintu mazhab Tzu Chi. Kita perlu merekrut banyak Bodhisatwa untuk bergabung di Tzu Chi. Semua ini bergantung pada insan Tzu Chi generasi pertama.
Terdapat banyak relawan muda di Changhua. Mereka sangat polos. Saya harap relawan senior dapat mendukung generasi kedua kita yang masih paruh baya dan relawan paruh baya dapat mengemban tanggung jawab. Kita harus menghormati relawan senior dan mewariskan ajaran Jing Si kepada relawan muda. Kita harus menjaga relawan senior dan menyatukan relawan muda. Saya harap semangat ini dapat diwariskan dari generasi ke generasi.
Guru dan murid memiliki jalinan jodoh untuk menyatukan hati dengan Dharma
Tekun dan bersemangat untuk melangkah maju
Merangkul semua makhluk dan menapaki Jalan Kebenaran
Mewariskan silsilah Dharma Jing Si dan menyebarluaskan mazhab Tzu Chi
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 16 Januari 2020