Ceramah Master Cheng Yen: Guru dan Murid Bersatu Hati untuk Membimbing Sesama

Hidup di dunia ini, siapa yang tidak membutuhkan himpunan kekuatan semua makhluk untuk kelangsungan hidup?

Saya sering mengulas tentang sandang, pangan, papan, dan transportasi. Tadi, saat akan berjalan ke sini, saya keluar dari ruang kerja saya dan maju selangkah demi selangkah. Saya merasa bahwa permukaan lantai sangat rata dan bersih sehingga saya bisa maju selangkah demi selangkah dengan mantap hingga memasuki aula.

Saat masuk, saya dengan nyaman memberi penghormatan kepada Buddha. Saat duduk di sini, saya merasa bahwa semuanya tersedia, seperti meja dan kursi. Saat saya memberikan ceramah, juga ada orang yang mendengarkan. Saya sangat bersyukur atas matangnya jalinan jodoh. Jadi, saya bersyukur atas budi luhur semua makhluk. Semua kebutuhan saya terpenuhi berkat dedikasi banyak orang. Dari permukaan lantai yang rata, pakaian yang rapi, hingga segala sesuatu yang tersedia di sini, semuanya merupakan hasil dedikasi banyak orang.

Kemarin, ada sekelompok relawan Tzu Chi yang kembali dari wilayah utara Taiwan untuk membantu melakukan pembersihan. Semua orang menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membersihkan ladang pelatihan sehingga tercipta ladang pelatihan yang agung. Saya sangat bersyukur. Kemarin, saya duduk di ruang tamu dan melakukan telekonferensi dengan insan Tzu Chi AS terlebih dahulu.

 

Akibat pandemi kali ini, banyak sektor industry dan bisnis yang terhenti. Para relawan kita menggenggam waktu untuk menghirup keharuman Dharma di rumah. Bersamaan dengan saya memberikan ceramah, mereka semua mendengarkan ceramah saya. Inilah ketulusan mereka. Mereka mendengar Dharma dengan kesatuan tekad. Setelah mendengar Dharma, mereka menyerapnya ke dalam hati. Karena itu, menghadapi pandemi kali ini, hati mereka tetap tenang. Selain itu, saat ada yang membutuhkan, mereka bisa melindungi diri sendiri dengan baik dan mengantarkan barang bantuan ke tempat yang membutuhkan.

Dari laporan yang saya dengar, insan Tzu Chi di seluruh dunia memiliki pola pikir dan tindakan yang hampir sama. Saya sangat gembira mendengarnya. Inilah persembahan berupa rasa hormat dan pelatihan diri. Saya sangat gembira. Saya sangat gembira di saat seperti ini, saya bisa mendengar bahwa insan Tzu Chi di berbagai negara memiliki arah pelatihan diri yang sama. Ini membuat saya sangat terhibur.

Kemarin sore, relawan Tzu Chi Changhua kembali ke Griya Jing Si. Di Aula Jing Si Changhua juga terdapat sekelompok relawan yang hadir untuk mengikuti telekonferensi. Saya sangat memuji mereka.

Berhubung Aula Jing Si Changhua sudah berdiri 20 tahun, saya berkata pada mereka, “Saya memuji kalian. Saya sangat gembira melihat kalian tekun melatih diri. Kalian selalu mendengar Dharma, tekun melatih diri, menyalin Sutra, dan mengadakan kegiatan bedah buku. Hati kalian senantiasa ada dalam Dharma.”

 

Setelah saya berkata demikian, relawan kita menunjukkan salinan Sutra milik Relawan Chen Wen-jin yang dititipkan pada mereka. Tulisannya sangat indah.

“Master, saya telah berusia 93 tahun. Semoga Master selalu sehat, panjang umur, dan senantiasa membabarkan Dharma. Saya juga menyalin Sutra Makna Tanpa Batas,” kata Chen Wen-jin relawan Tzu Chi.

Dia berkata pada mereka, “Beri tahu Master untuk menjaga kesehatan dengan baik. Semua orang membutuhkan ajaran Master. Master harus terus membabarkan Dharma. Saya tidak bisa kembali ke Griya Jing Si. Tolong antarkan buku ini kepada Master.”

Saya masih memegang buku salinan Sutranya saat relawan kita berkata, “Master, saat kami sedang naik kereta menuju Hualien, keluarganya menghubungi kami dan berkata bahwa saat pergi ke sawah pada pagi hari, beliau terjatuh. Karena terjatuh, beliau meninggal dunia.”

Dia keluar rumah dengan gembira, lalu tiba-tiba terjatuh dan tidak pernah bangun lagi. Dia telah berusia 90-an tahun. Dia sudah lama menjadi murid saya dan merupakan anggota Tzu Cheng di Changhua. Dia sangat tekun dan bersemangat dalam mendengar Dharma dan menjalankan Tzu Chi.

 

Di rumah, dia masih Bertani dan enggan beristirahat. Seluruh anggota keluarganya, termasuk putra, menantu, dan putrinya, semuanya telah dilantik menjadi relawan Tzu Chi. Belasan anggota keluarganya telah dilantik, baik sebagai anggota komite, Tzu Cheng, maupun komisaris kehormatan. Jadi, dia menapaki Jalan Bodhisatwa dengan sepenuh jiwa raga dan menginspirasi seluruh keluarganya untuk menjadi anggota komite, Tzu Cheng, atau komisaris kehormatan.

Relawan Chen Wen-jin sangat tekun dan bersemangat melatih diri. Saat mengabarkan kepergiannya kepada para saudara se-Dharma, keluarganya berkata, “Kami mengabarkannya pada kalian, tetapi saat berkunjung ke sini, kalian tidak perlu bersedih. Sebaliknya, doakanlah semoga ayah kami segera kembali dalam keluarga besar Tzu Chi.”

Keluarganya ingin mewujudkan harapannya untuk segera kembali dalam keluarga besar Tzu Chi. Keluarganya berharap dia dapat segera kembali dan memiliki tekad yang sama dengan saya.

Kemarin, saya berkata, “Dia membentangkan jalan terlebih dahulu. Saat saya pergi, jika bukan dia yang membantu saya menyucikan dunia, berarti saya yang membantunya. Kami memiliki tekad yang sama.”

Insan Tzu Chi berikrar untuk selamanya menjadi saudara se-Dharma dari kehidupan ke kehidupan. Kita harus terus kembali ke dunia ini untuk menyucikan dunia. Inilah ikrar insan Tzu Chi.

Menghimpun kekuatan cinta kasih untuk membersihkan ladang pelatihan
Mendengar Dharma dan bersumbangsih dengan tekun
Guru dan murid bersatu hati untuk terus membentangkan jalan
Terus kembali ke dunia ini untuk membimbing sesama

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Juni 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 30 Juni 2020
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -