Ceramah Master Cheng Yen: Guru dan Murid Saling Membimbing dan Menjaga Jalinan Jodoh
“Tekad dan semangat Master dalam membangun rumah sakit untuk membantu orang yang kurang mampu dan membutuhkan sungguh membuat saya merasa tersentuh. Saya ingin meneladan semangat Master,” kata Qu Yun-rong relawan
“Hanya dengan menabung 50 sen setiap hari, Master dapat menolong sungguh banyak orang. Saya merasa bahwa setiap kisah dan prinsip kebenaran yang ada harus kita sampaikan kepada anak-anak agar mereka dapat menabur lebih banyak berkah dan membuat dunia menjadi lebih indah,” kata Xie Yan-jie relawan.
Mengingat masa awal Tzu Chi, kita dapat membantu banyak orang hanya dengan menabung 50 sen setiap hari. Inilah perjalanan yang pernah dilalui oleh insan Tzu Chi. Hendaklah semuanya mengingat kembali dan menyadari bahwa nilai kehidupan kalian sama dengan saya.
Saya menyerukan, insan Tzu Chi bergerak; saya memberikan arah, insan Tzu Chi membuka jalan. Sungguh, saya hanya menyerukan dan insan Tzu Chi-lah yang melangkah dengan mantap. Oleh karena itu, saya senantiasa memberi tahu semuanya untuk melangkah dengan mantap dengan kedua kaki.
“Satu koin sama dengan satu kebajikan. Jangan lupa juga untuk menyemangati setiap pelanggan untuk bersama-sama mempraktikkan kebajikan. Bahkan, 50 sen juga dapat membantu orang lain,” kata relawan Tzu Chi.
“Saya masukkan koin terlebih dahulu,” kata salah seorang pemilik toko.
“Bagus sekali.”
“Kebetulan, waktunya pas sekali. Ini adalah hal yang ingin saya lakukan. Bahkan, hanya dengan 50 sen atau berapa pun, ini dapat menjadi hadiah yang menghangatkan hati orang yang membutuhkan. Saya akan menaruhnya di depan pintu,” kata Chen Li-xue Pemilik toko pakaian.
Kita dapat melihat betapa lurusnya Jalan Bodhi. Sutra Makna Tanpa Batas telah mengatakan bahwa Jalan Bodhi amatlah lapang dan lurus. Lihatlah, Bodhisatwa dunia selalu berada di jalan ini. Jalan Bodhisatwa telah diwariskan dari tanah kelahiran Buddha. Jalinan jodoh ini sungguh tak terbayangkan. Dengan adanya jalinan jodoh ini, kita harus menyadari bahwa kita harus memikul tanggung jawab.
Kekuatan satu orang tidaklah cukup. Dibutuhkan tekad semua insan Tzu Chi di seluruh dunia. Tidak hanya insan Tzu Chi, melainkan semua umat Buddha di dunia; tidak hanya umat Buddha di dunia, melainkan juga semua orang di dunia harus melihat bagaimana hidup Buddha 2.500 tahun yang lalu di Nepal hingga menemukan kebenaran yang dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan manusia. Tidak peduli menjadi umat Buddha secara resmi atau tidak, jiwa kebijaksanaan dapat kita tumbuhkan melalui pembelajaran ajaran Buddha.
Pada zaman dahulu, para monastik dari Tiongkok mencari kitab, meneliti, dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Tionghoa. Makin lama, kebenaran yang disadari makin banyak sehingga saat ini kita memiliki Tripitaka dengan dua belas bagiannya. Ajaran Buddha sungguh luas. Sungguh, tidak habis untuk dibicarakan dari kehidupan ke kehidupan. Namun, hal yang paling saya perhatikan ialah bagaimana semua orang mempraktikkan Dharma dalam kehidupan.
Hendaklah kita menginventarisasi kehidupan. Oleh karena itu, saat ini, ketika melihat kitab dalam bentuk tulisan, hendaknya kita bersyukur. Kata-kata yang ringkas dan mendalam telah membantu kita mengerti akan prinsip kebenaran. Hendaklah kita menghargainya. Terlebih lagi, kita harus bersyukur dengan kehidupan saat ini.
Saya telah mengerahkan kekuatan saya untuk menjalankan misi. Selama lebih dari setengah abad, saya belum memiliki waktu kosong sehari pun. Setiap hari, saya berusaha dengan sepenuh hati demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Harapan saya hanya satu, yaitu ajaran Buddha dapat dipraktikkan di dunia.
Hendaklah semua orang membentangkan jalan di dunia agar generasi mendatang memiliki jalan untuk ditapaki serta memiliki arah yang benar dalam hidup. Tanggung jawab ada pada generasi kita. Tidak peduli bagaimana perkembangan teknologi mendatang, tanpa adanya ikrar dan tekad kalian semua hari ini, apa yang saya katakan pasti akan berlalu begitu saja. Semua perlu mencatatnya ke dalam tulisan dan menyimpannya dalam bentuk rekaman suara. Hendaklah kita menyimpannya agar bertahan selamanya.
Berkat adanya himpunan jodoh baik pada era ini Tzu Chi dapat memiliki waktu, ruang, dan interaksi antarmanusia yang mengukir sejarah dunia dan dapat menjadi teladan bagi masa mendatang. Saya memiliki perasaan yang dekat dengan guru saya. Saya sungguh merindukan guru saya setiap hari. Ketika saya bersujud di hadapannya di Auditorium Hui Ri,guru saya berkata, "Waktunya tidak banyak. Kita memiliki jalinan jodoh yang istimewa. Ingatlah untuk bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk."
Kalimat ini sangat sederhana. "Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk." Namun, apakah saya sudah merampungkannya? Belum. Ini barulah titik awal. Dibutuhkan waktu selamanya untuk bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk dari kehidupan ke kehidupan. Di kehidupan lampau, saya juga telah bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Jika tidak demikian, tidak akan ada jalinan jodoh hari ini.
Bodhisatwa sekalian, lihatlah berapa banyak hal yang telah kita lakukan beberapa puluh tahun ini. Beberapa tahun ini, tubuh saya sudah melemah. Banyak hal yang tidak dapat saya kerjakan lagi. Kondisi tubuh saya telah melemah. Seiring berjalannya waktu, usia saya semakin tua. Saya hanya dapat menggenggam waktu yang ada. Harap kalian juga menggenggam waktu yang ada untuk terus mewariskan cinta kasih. Saya berharap jiwa kebijaksanaan kita abadi.
Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah memberi dukungan dengan sepenuh hati. Saya juga berterima kasih kepada para Bodhisatwa yang telah bersumbangsih dalam misi bantuan internasional.
Bodhisatwa sekalian, setiap hari saya selalu menghitung berapa banyak pekerjaan yang telah dilakukan murid saya untuk saya. Jalinan jodoh guru dan murid di antara kita telah berlanjut dari berbagai kehidupan lampau. Kita juga telah berjanji untuk meneruskan jalinan jodoh ini hingga kehidupan mendatang. Mereka yang telah pergi mungkin sekarang sedang menunggu saya dan akan menuntun saya di masa depan. Kita harus percaya bahwa kita akan kembali dari kehidupan ke kehidupan. Inilah yang disebut dengan memutar roda Dharma.
Mencari kitab dan menyebarkan Dharma
Mendedikasikan hidup untuk mewariskan kekuatan cinta kasih
Menghimpun cinta kasih lewat celengan bambu dan membentangkan jalan
Guru dan murid saling membimbing dan menjaga jalinan jodoh
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 12 Mei 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 14 Mei 2023