Ceramah Master Cheng Yen: Hidup Berdampingan dengan Alam demi Mewujudkan Ketenteraman


“Besok, kita akan menggunakan lokasi di bagian tengah. Biasanya, memang ada pelayanan kesejahteraan sosial di sini. Agar tidak mengganggu para korban bencana dan pekerjaan instansi lain, kita datang terlebih dahulu untuk memperkenalkan Tzu Chi dan menjelaskan tujuan kita datang ke sini besok,”
kata Gao Jing-yao Koord. proyek khusus Unit Urusan Luar Negeri Div. Kerohanian Tzu Chi.

“Saya menerima sebuah pesan singkat. Apakah kalian yang mengirimkannya?” tanya seorang korban bencana.

“Benar, ini adalah pesan singkat dari Tzu Chi. Anda baru membacanya?” kata relawan Tzu Chi sambal bertanya kembali.

“Ya, saya baru menerimanya.” Jawab korban bencana.

“Kakak Jing-gui, dia baru saja menerima pesan singkat kita.” kata relawan Tzu Chi.

Benarkah?” tanya relawan Tzu Chi lainnya.

“Sesama manusia dapat mengasihi, memercayai, dan membantu satu sama lain, ini sangatlah indah. Dibandingkan dengan materi yang kalian berikan, yang lebih menggembirakan bagi saya ialah kalian membantu kami tanpa memandang perbedaan ras, agama, dan Bahasa,” ungkap korban bencana.

Insan Tzu Chi selalu memiliki kesatuan hati. Jalinan jodoh seperti ini sangatlah berharga. Di Tzu Chi, kita memiliki cinta kasih yang sama. Tzu Chi mewakili cinta kasih orang-orang dan cinta kasih ini adalah cinta kasih yang dilandasi kesadaran.

Para relawan di berbagai negara memiliki budaya yang berbeda-beda, tetapi mereka melakukan satu hal yang sama, yakni apa yang saya katakan. Mereka bersumbangsih tanpa pamrih dengan sukarela, bahkan beranjali untuk mengucapkan terima kasih. Di mana pun berada, semua insan Tzu Chi demikian. Baik relawan berseragam biru putih maupun relawan berseragam abu-abu putih, semuanya melakukan hal yang sama.


Kita bisa melihat mereka mencurahkan perhatian kepada para korban bencana tanpa takut menempuh jarak yang jauh ataupun perjalanan yang berbahaya. Inilah Bodhisatwa yang datang ke dunia untuk menyelamatkan semua makhluk serta memenuhi kebutuhan mereka. Inilah insan Tzu Chi.

Semua orang di seluruh dunia bagaikan satu keluarga. Kita hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Hanya saja, manusia yang hidup di kolong langit dan di atas bumi ini telah menciptakan banyak karma buruk. Manusialah yang merusak bumi dan menimbulkan polusi udara sehingga banyak bencana yang terjadi sekarang.

Populasi manusia saja sudah sangat banyak, tetapi manusia masih menernakkan banyak hewan. Bumi ini melayang di alam semesta. Apakah Bumi akan kelebihan muatan? Ini sungguh mengkhawatirkan. Populasi manusia yang begitu besar dan karma buruk membunuh yang begitu berat telah menimbulkan pencemaran bumi dan udara serta gangguan bagi Bumi.

Jika kita bisa hidup berdampingan dengan alam dengan hati penuh sukacita, seiring berjalannya waktu dan sesuai hukum alam, hidup kita akan stabil dan tenang. Akan tetapi, kini ada sebagian penyakit di dunia ini yang bukan timbul secara alami, melainkan akibat dari perbuatan manusia. Manusia telah menciptakan terlalu banyak karma buruk, bagaimana mungkin dunia terbebas dari bencana?

Manusia hendaknya bertobat dan tersadarkan. Kita hendaknya bertobat kepada langit dan bersyukur kepada bumi. Jadi, kita mendongak untuk bertobat dan menunduk untuk bersyukur. Kita hendaknya membina kebajikan di dalam hati, menapaki jalan kebajikan, dan melindungi kehidupan.


Buddha mengajari kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dan menyelamatkan semua makhluk. Kita tidak hanya harus menyelamatkan manusia, melainkan menyelamatkan semua makhluk karena semua makhluk dilanda penderitaan.

Saya berharap insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat bersungguh hati dalam bervegetaris dan menyosialisasikan vegetarisme. Bumi terus-menerus menyediakan tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi, mari kita lebih sering bervegetaris. Makanan vegetaris juga lengkap dengan warna, aroma, dan cita rasa. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati.

Bencana yang terjadi di seluruh dunia menimbulkan dampak yang sangat serius. Saya sungguh berharap setiap orang dapat lebih bersungguh hati dalam menggalakkan vegetarisme. Menggalakkan vegetarisme dan bervegetaris itu harus. Mari kita bersama-sama menyebarkan Dharma dan kebajikan serta membentangkan jalan. Kita harus menyebarkan kebajikan serta bersungguh-sungguh membuka dan membentangkan jalan bersama.

Bodhisatwa sekalian, di dunia ini, memiliki jalinan jodoh untuk membangun Tzu Chi bersama, memperpanjang jalinan kasih sayang, dan memperluas cinta kasih agung, kita sungguh dipenuhi berkah. Jadi, hendaklah insan Tzu Chi di seluruh dunia memiliki kesatuan hati dan menyerap ajaran saya ke dalam hati.


Saya telah menguras semua energi saya untuk memberikan ceramah agar semua orang dapat mengerti dan menyerapnya ke dalam hati. Karena itulah, saya berbicara pelan-pelan. Saya berharap setiap kata yang saya ucapkan dapat meresap ke dalam hati semua orang dan semua orang dapat mengingatnya. Makin banyak Bodhisatwa yang menyebarkan Dharma, yakni jalan menuju kesadaran, maka makin banyak selaput pelindung yang melindungi dunia ini dari pandemi, seperti masker yang menutupi mulut kita ini.

Saya berharap di dunia ini, dapat tercipta sebuah selaput pelindung bagi kesehatan. Semoga udara tak lagi tercemar dan bumi dapat kembali sehat. Dengan demikian, semua orang di dunia ini akan tenteram dan semua makhluk dapat berinteraksi dengan harmonis.

Saya bersyukur kepada para Bodhisatwa di seluruh dunia yang bersumbangsih dengan kekuatan cinta kasih. Kita juga hendaknya bersyukur kepada bumi yang menyediakan sumber daya yang tak terhingga sehingga Tzu Chi dapat bersumbangsih di berbagai negara dengan penuh cinta kasih bagi warga kurang mampu, warga lansia sebatang kara, dan sebagainya agar mereka memiliki sandaran dalam hidup mereka.

Semoga insan Tzu Chi di seluruh dunia dapat memiliki tekad dan ikrar yang sama dengan saya serta menapaki Jalan Bodhisatwa bersama saya. Saya bersyukur atas kekuatan cinta kasih kalian. Saya bersyukur kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia. Saya juga mendoakan kalian. Terima kasih.   

Bodhisatwa muncul di mana pun dibutuhkan
Melenyapkan penderitaan orang-orang tanpa pamrih
Menyebarkan Dharma dan kebajikan serta mewariskan jalan menuju kesadaran
Hidup berdampingan dengan alam demi mewujudkan ketenteraman

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 06 Maret 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 08 Maret 2023
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -