Ceramah Master Cheng Yen: Hidup Berdampingan dengan Alam
Saya sering kali membahas tentang bagaimana manusia telah membawa perubahan yang begitu nyata pada iklim. Sebagian orang mungkin bertanya,"Apakah perubahan iklim di alam ini berhubungan dengan manusia?" Ya. Pikiran dan perbuatan manusia yang tidak bajik telah terakumulasi sejak ribuan tahun yang lalu. Seiring bertambahnya populasi dunia, karma buruk yang diciptakan manusia pun makin beragam. Namun, masalah pencemaran lingkungan akibat perbuatan manusia pastilah sama.
Saya terus mengimbau kalian semua untuk memetik pelajaran besar. Saat ini, kondisi iklim menjadi tidak normal. Hendaklah kita bersungguh-sungguh untuk mengekang nafsu keinginan, menenangkan pikiran, dan merenungkan bagaimana menyelaraskan kehidupan dan pikiran kita. Dengan begitu, kita akan memiliki sebuah arah, yaitu menjalani kehidupan dengan hati yang tulus.
Hendaklah kita memiliki hati yang tulus. Tidak hanya umat Buddha, umat agama lainnya juga harus memiliki arah yang sama, yaitu membimbing setiap orang untuk menuju ke arah kebajikan. Kita harus membimbing setiap orang untuk mengekang nafsu keinginan. Jangan biarkan nafsu keinginan menggebu-gebu. Kita harus sedikit mengendalikannya. Hanya dengan begitu, kita baru bisa menenangkan pikiran.
Saya sering berkata bahwa hendaklah kita berhenti, mendengarkan, dan melihat. Mari kita memperlambat ritme kehidupan, mendengarkan dengan sungguh-sungguh, dan lebih memperhatikan pikiran kita. Selain itu, kita juga harus memperhatikan masyarakat dan alam semesta ini. Kita berhubungan erat dengan alam karena kita hidup di Bumi ini. Karena itu, hendaklah kita hidup berdampingan dengan alam.
Lihatlah, relawan kita sering memungut sayuran layu untuk dijadikan sebagai pupuk organik. Jadi, melalui daur ulang dan penggunaan kembali, hidup kita menjadi kaya. Jika nafsu keinginan terus diumbar, ia tak akan ada habisnya, bagaikan langit yang lebih tinggi dari gunung. Sekalipun kita mendaki ke puncak gunung tertinggi, langit masih di atas kita. Kita tidak akan pernah bisa memuaskan nafsu keinginan kita.
Sebaliknya, hendaklah kita merendahkan hati, berperilaku baik, memanfaatkan sumber daya alam dengan benar dan bersyukur kepada alam semesta.Tidak peduli benih yang kita tanam itu sebesar pohon ataupun sekecil biji wijen, semuanya dapat menghasilkan tanaman pangan yang dapat kita nikmati. Jadi, hendaklah kita menghormati dan mengasihi alam semesta ini. Dengan demikian, hati kita bisa menjadi tenang dan damai.
Ketika menjalani kehidupan yang sederhana, kita akan merasakan kepuasan, kedamaian, dan sukacita. Meski waktu terus bergulir detik demi detik, kita masih bisa hidup tenang dan damai. Kita tidak akan merasa tegang ketika kita menjauh dari nafsu keinginan, sebaliknya kita tetap dapat merasakan ketenangan dan kedamaian.
Kita telah melihat dan mendengar ada begitu banyak orang yang menderita. Mari kita berhemat meski hanya dengan menyisihkan satu ataupun lima dolar. Lihatlah, para relawan kita berhimpun bersama dalam kegiatan komunitas serta berbagi bagaimana mereka bertekad untuk melakukan kebajikan, mempraktikkan bakti, dan membangkitkan cinta kasih terhadap sesama.
Sikap bakti para relawan kita ini telah menjadi kisah yang indah. Anggota keluarga mereka hidup harmonis dan saling menyemangati satu sama lain. Mereka menaruh celengan bambu di rumah.Ketika anak-anak ditanya apakah mereka ingin membeli permen, mereka pun menjawab, "Saya tidak ingin membeli permen, saya ingin menolong orang yang membutuhkan," lalu mereka memasukkan uang ke dalam celengan bambu. Hati dan pikiran anak-anak ini sungguh indah, murni, dan tak bernoda.
Jika kita menanam benih kebaikan, benih itu akan tumbuh menjadi pohon besar yang dapat menaungi kita semua. Bagaimana seharusnya kita membina generasi berikutnya? Pertama-tama, kita harus memberi teladan kepada anak-anak dengan melakukan kebajikan dan bertutur kata baik. Jika setiap orang dapat berbuat demikian, sejauh apa pun bencana terjadi, kita tetap memiliki kekuatan untuk memberikan bantuan sehingga kita dapat memperpanjang jalinan kasih sayang dan menyebarluaskan cinta kasih.
Belakangan ini, saya telah melihat para relawan kita kembali ke Griya Jing Si untuk merapikan kebun sayur dan membersihkan lingkungan Griya Jing Si dengan sepenuh hati dan tenaga. Saya juga melihat para relawan kita bekerja sama untuk membersihkan setiap ladang pelatihan di komunitas. Melihat para relawan kita, saya sungguh sangat tersentuh. Inilah cinta kasih. Mereka telah membuat ladang pelatihan menjadi sangat bersih.
Berhubung akan ada banyak orang yang datang ke sini, para relawan kita segera melakukan pembersihan mulai dari bagian dalam ruangan hingga luar ruangan. Semuanya menjadi bersih. Terutama karena tahun baru Imlek akan segera tiba, semua orang sangat memandang penting terhadapnya dengan harapan dapat melewati tahun yang baik dan bersih. Dengan lingkungan yang bersih, indah, dan bajik, kita dapat merasakan kedamaian dan sukacita.
Mengekang nafsu keinginan dan mengarah pada kebajikan
Hidup berdampingan dengan alam
Mewariskan keteladanan dan cinta kasih dalam setiap keluarga
Memperpanjang jalinan kasih sayang bagi anak cucu
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Desember 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 24 Desember 2021