Ceramah Master Cheng Yen: Hidup Hemat dan Menciptakan Berkah untuk Melenyapkan Bencana
Musim hujan di Tiongkok mendatangkan hujan deras berkelanjutan yang mengakibatkan banjir di 26 provinsi. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan air sungai meluap. Sebuah tambang batu bara di Shaanxi juga tergenang banjir dan belasan orang terjebak di dalamnya.
Kita bisa melihat banyak bencana yang terjadi. Ini sungguh membuat orang merasa khawatir. Saat ini juga merupakan musim hujan di Asia Selatan. Di India, hujan deras mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah longsor. Kita berharap hujan dapat reda agar akses jalan dapat pulih seperti sediakala. Jika tidak, kita tidak tahu ada berapa banyak orang yang terjebak di lokasi bencana.
Sungguh, kita bisa melihat banyak bencana di seluruh dunia. Beberapa waktu yang lalu, saya terus mengulas tentang bencana kekeringan, tetapi hari ini, kita melihat banyak bencana banjir di seluruh dunia. Sesungguhnya, apa yang harus kita lakukan agar kondisi iklim kembali bersahabat? Kita membutuhkan cinta kasih dalam hati manusia. Melihat begitu banyak bencana yang terjadi, kita harus menginspirasi lebih banyak orang yang penuh cinta kasih untuk membangkitkan keberanian guna bersumbangsih bagi orang yang menderita di seluruh dunia. Ini sangatlah penting.
Kita juga melihat Virginia Barat, AS dilanda banjir terparah dalam ratusan tahun terakhir. Bagaimana cara memulihkan kampung halaman korban bencana? Insan Tzu Chi telah menuju lokasi bencana untuk melakukan survey dan mencari cara untuk menyalurkan bantuan. Insan Tzu Chi dari wilayah timur Amerika Serikat telah berkumpul untuk melakukan persiapan.
Kita juga bisa melihat Yancheng, Jiangsu yang diterjang topan tornado. Insan Tzu Chi telah menjangkau lokasi bencana selama tujuh hingga delapan hari. Di setiap tempat yang dijangkau, insan Tzu Chi memberikan penghiburan sehingga para korban bencana dapat kembali tersenyum dan membangkitkan semangat mereka. Sungguh, pada saat seperti ini, yang dibutuhkan adalah cinta kasih yang tulus. Insan Tzu Chi terus mendekati, merangkul, dan menghibur para korban bencana.
Karena itulah, kita harus melatih diri sendiri dan bekerja sama dengan orang lain untuk membangkitkan kekuatan cinta kasih satu sama lain. Dengan demikian, barulah masyarakat kita bisa lebih harmonis dan pikiran manusia dapat lebih tenang. Jika pikiran manusia tenang, maka empat unsur alam akan selaras.
Kita juga melihat di Turki, warga merayakan akhir dari bulan Ramadan seperti kita merayakan Tahun Baru Imlek. Sebelum itu, insan Tzu Chi sudah mulai membagikan barang bantuan. Para pengungsi Suriah yang berada di Turki sangat gembira saat menerima barang bantuan dari insan Tzu Chi yang diberikan dengan penuh rasa hormat dan sopan. Dari sini kita bisa melihat kehangatan umat manusia.
Di Indonesia juga demikian. Menjelang Hari Raya Idulfitri, harga barang selalu naik sehingga sulit bagi warga kurang mampu untuk merayakannya. Karena itu, banyak insan Tzu Chi yang bergerak untuk membagikan barang bantuan yang dibutuhkan dalam rangka Hari Raya Idulfitri. Ini semua menunjukkan kehangatan dan cinta kasih berkesadaran di dunia.
Sungguh, jika mampu, kita harus bersumbangsih dan mengajak lebih banyak orang untuk menciptakan berkah bagi dunia. Jika berkah bertambah, maka bencana akan berkurang. Karena itu, kita harus menciptakan berkah dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya menggunakan kipas ini pada musim panas. Saya tidak menyalakan kipas angin ataupun lampu. Sekarang saya masih bias memasukkan benang ke lubang jarum. Dengan berhemat, tagihan listrik lebih murah, hanya sekitar 200 dolar NT untuk dua bulan dan tagihan telepon hanya 88 dolar NT. Kita sudah seharusnya berhemat. Lebih baik jangan memboroskan apa pun. Saya menghemat lebih banyak saat turun hujan. Saat cuaca cerah, tagihan air saya lebih tinggi. Benar, mencuci baju dengan air hujan lebih mudah. Ini 82 dolar NT dan ini 66 dolar NT. Satu lembar untuk pemakaian selama dua bulan. Saya menampung air hujan untuk mencuci baju. Kita harus berhemat jika tidak punya uang. Ada pepatah yang berbunyi, “Kita harus berhemat agar memiliki uang.” Berhubung dahulu pernah hidup susah, saya bisa berpola hidup hemat,” kata Huang Yuan-sui seorang relawan daur ulang.
Bodhisatwa lansia ini begitu menghargai berkah dan mengasihi sumber daya. Betapa menggemaskannya Bodhisatwa berusia 80 tahun lebih ini. Dia menghemat penggunaan listrik dan air. Semangat seperti ini sesuai dengan pepatah yang berbunyi,“Kekayaan besar bergantung pada langit, kekayaan kecil berasal dari pola hidup hemat.” Karena itu, kita sungguh-sungguh harus meneladani pola hidup hemat lansia ini.
Dengan menikmati tiupan angin alami, kita akan merasa sangat nyaman dan gembira. Namun, jika kita berada di dalam ruangan dengan pendingin ruangan, maka saat meninggalkan ruangan tersebut, kita akan merasa sangat tidak nyaman. Selain itu, pendingin ruangan juga menghabiskan energi listrik sehingga menciptakan siklus yang buruk. Ini akan mendatangkan pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat. Selain itu, dengan menarik udara panas ke luar, temperatur Bumi akan meningkat sehingga terciptalah siklus yang buruk yang mengakibatkan pemanasan global semakin parah.
Tanpa pendingin ruangan, kita tetap bisa hidup. Janganlah kita mengejar kesenangan sesaat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus lebih hemat, lebih tekun, dan lebih mengasihi sumber daya. Kita harus selangkah demi selangkah menyerap kekuatan cinta kasih dengan kebijaksanaan. Kita juga harus terus melatih tubuh kita. Belajarlah dari para lansia yang sanggup menghadapi cuaca yang panas ataupun dingin.
Jika para lansia sanggup menghadapinya, anak-anak muda seharusnya juga sanggup. Bersumbangsih tidaklah sulit. Dengan membangkitkan niat baik dan memperbaiki sikap kita, kita bisa memenuhi dunia ini dengan kehangatan. Kita semua bisa melakukannya.
Kondisi iklim yang tidak selaras mengakibatkan bencana kerap terjadi
Bekerja sama untuk menolong warga Yancheng
Mengantarkan kehangatan dengan membagikan barang yang dibutuhkan dalam rangka Idul fitri
Bervegetaris dan berpola hidup hemat untuk melindungi alam
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 Juli 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 6 Juli 2016