Ceramah Master Cheng Yen: Insan Tzu Chi di Seluruh Dunia Giat Menciptakan Berkah


“Dalam setahun, kami menyediakan lebih dari 100 ranjang. Sejak terjun ke masyarakat pada usia 13 tahun, saya sudah menyadari penderitaan. Berhubung memahami penderitaan orang lain, kita harus membantu mereka. Karena itulah, kita terus menyediakan alat bantu bagi mereka yang membutuhkan,”
kata Wu Wen-zan, relawan Tzu Chi.

Saya sangat bersyukur pikiran kalian selalu dipenuhi cinta kasih, baik cinta kasih terhadap manusia maupun materi. Yang terpenting ialah cinta kasih terhadap Bumi yang terwujud melalui kepedulian pada lingkungan. Kalian mengumpulkan alat bantu agar bisa digunakan kembali. Jadi, kalian juga telah melakukan upaya daur ulang dengan cara yang unik. Kalian telah mengubah barang yang tak berguna menjadi barang yang sangat berguna.

Misalnya, ranjang pasien. Kalian mengumpulkan, membersihkan, memperbaiki, dan merapikannya dengan kesungguhan hati. Begitu tahu ada yang memerlukannya, kita dapat mengantarkannya ke tempat mereka.

“Saat kasus di wilayah pegunungan Pingxi ini dilaporkan dan kita tahu bahwa Ibu Li memerlukan ranjang pasien dan kursi roda, relawan langsung mengirimkan ranjang pasien yang memiliki dua bagian yang dapat disesuaikan. Kemudian, Kakak Wu Wen-zan pergi mengunjunginya lagi dan menanyakan bagaimana kondisi ranjang yang dia pakai saat itu,” kata Yan Xian-ling, relawan Tzu Chi.

“Dia menjawab bahwa kurang praktis karena posisi ranjang tak bisa sejajar dengan kursi roda. Karena itu, setiap kali hendak bangun dari tempat tidur, dia perlu bantuan sang adik untuk memapahnya agar bisa duduk di kursi roda. Kakak Wu merasa bahwa kondisi ini harus segera ditangani. Dia kemudian mengirimkan ranjang pasien yang memiliki tiga bagian sebagai gantinya,” lanjut Yan Xian-ling.

“Namun, di hari pengiriman, turun hujan yang begitu deras. Keenam relawan pun mengenakan jas hujan ketika mengangkut ranjang pasien seberat 100 kg lebih itu. Pada kunjungan kami ke rumah Ibu Li yang ketiga kali, beliau tampak gembira menyambut kami dan berkata, ‘Kakak, saya sangat berterima kasih pada kalian. Begitu tahu bahwa ranjang sebelumnya kurang praktis, kalian bergegas mengirimkan yang lebih baik untuk saya’,” pungkas Yan Xian-ling.


Sungguh, kepedulian dan cinta kasih kalian tidak pernah terputus. Kita tidak hanya menghargai sumber daya, tetapi juga menyayangi kaum lansia. Kalian bisa bersumbangsih dengan bersemangat karena dipenuhi cinta kasih. Insan Tzu Chi di seluruh dunia memiliki hati yang sama sehingga tindakan mereka pun serupa. Ketika mendengar kita berbagi pengalaman, para relawan yang ada di luar negeri pun terinspirasi. Jadi, bisa dikatakan bahwa relawan di Taiwan adalah teladan bagi dunia. Kalian hendaknya menghargai kesempatan untuk berbagi di sini.

Dahulu, kita mungkin seperti Relawan Yan yang pernah berpikiran menyimpang sehingga perilaku kita pun ikut menyimpang. Namun, dia memiliki jalinan jodoh baik. Dedikasi kakaknya di Tzu Chi telah menginspirasinya untuk turut bergabung dan mengubah hidupnya. Sekarang, ibu mereka sudah bisa merasa tenang dan sangat bersukacita. Setiap hendak berbagi cerita, dia selalu menceritakan di mana dan apa yang dilakukan oleh anak-anaknya untuk Tzu Chi. Ini juga merupakan bentuk balas budi pada orang tua. Sebagai keturunan orang tua, anak dapat mewariskan kebajikan dalam keluarga.

Saya belakangan ini sering berkata bahwa kita harus mewariskan kebajikan dan cinta kasih dalam keluarga kita. Ini sangatlah baik. Banyak juga orang yang memasuki pintu kebajikan lewat kegiatan daur ulang. Ini berkat kekuatan cinta kasih. Kegiatan daur ulang sangat bagus, khususnya bagi lansia. Mereka sudah lanjut usia. Anak cucu mereka ada yang mengenyam pendidikan, ada pula yang bekerja. Mereka harus menjaga rumah seorang diri sehingga sangat bosan.


Sepanjang hari, mereka tidak tahu bisa berbicara dengan siapa dan hanya bisa menonton televisi. Ini sangat membosankan. Dampaknya pun tidak baik bagi kesehatan fisik dan psikis. Jadi, dengan adanya depo daur ulang, mereka bisa bersumbangsih dengan sukacita dan merasa kehidupan mereka bernilai. Pada intinya, kita hendaknya melakukan daur ulang menggunakan kedua tangan yang dipakai untuk bertepuk tangan agar semua orang mengerti untuk menghargai sumber daya.

Lihatlah betapa beratnya alat bantu, terlebih ranjang pasien. Saya ingin mengingatkan kalian semua agar berhati-hati. Saat memindahkan ranjang melalui tangga, kalian harus memperhatikan langkah kalian. Kalian harus sangat teliti dalam melakukannya. Mengantarkan alat bantu adalah perbuatan yang baik dan benar, tetapi kalian harus bersungguh hati dalam melakukannya. Jangan pernah lengah. Jadi, saya sangat berterima kasih pada kalian. Pada intinya, perbuatan baik maupun buruk, semuanya dimulai dari hal-hal kecil.

Belakangan ini, saya selalu mengingatkan kalian untuk melangkah ke depan secara serentak dan rapi menuju Jalan Bodhi yang luas dan lurus. Bodhi berarti pencerahan. Untuk mencapai pencerahan, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa yang sangat lurus. Jalan Bodhi yang luas adalah Jalan Bodhisatwa. Untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, kita perlu berbuat baik dan membawa manfaat bagi sesama.

Sebenarnya, dapat bersumbangsih adalah berkah. Dengan bersumbangsih, kita tak hanya membawa manfaat bagi sesama, tetapi juga bagi diri sendiri. Dalam hal ini, berlaku hukum sebab akibat. Inilah Dharma sejati. Berapa jalinan jodoh yang kalian jalin? Jika tidak menjalankan Tzu Chi, kalian mungkin hanya berfokus pada keluarga dan bisnis kalian. Berhubung menjalankan Tzu Chi, kalian dapat mengasihi orang-orang yang bahkan tidak memiliki hubungan apa pun dengan kalian.

Kalian menganggap kaum lansia seperti orang tua sendiri dan berbakti pada mereka. Meski tidak memiliki hubungan apa pun, kita memperlakukan mereka bagai orang tua kita. Buddha mengajari kita untuk memperlakukan lansia bagai orang tua kita sendiri, orang-orang yang seumur bagai saudara kita sendiri, dan generasi yang lebih muda bagai anak kita sendiri. Semua ini dilakukan dengan cinta kasih.


Semua orang hendaknya saling bersyukur. Saya sangat bersyukur pada kalian karena kalian telah melakukan banyak perbuatan baik. Saya sangat tersentuh sekaligus bersyukur karena kalian telah membawa manfaat bagi sesama. Namun, yang ingin saya katakan pada kalian ialah ini juga membawa manfaat bagi kalian. Kalian juga bisa menunjukkan kekuatan batin dengan menjunjung tinggi semangat dan filosofi Tzu Chi serta bersedia bersumbangsih secara berkelompok. Kalian semua memiliki kekuatan batin ini. Inilah tindakan yang dilandasi semangat cinta kasih. Saya sangat bersyukur dan tersentuh.

Ketika menciptakan berkah bagi sesama, kalian harus ingat untuk melakukan evaluasi. Hanya saat keselamatan kalian terjaga, barulah saya bisa tenang. Kalian sangat berbakti pada saya. Ingatlah pada nasihat saya. Rasa peduli saya sama seperti rasa peduli kalian terhadap anak kalian. Jadi, saat anak kalian patuh dan berbuat baik, kalian tentu akan merasa senang. Begitu pula dengan para murid saya. Kalian selalu menuruti perkataan saya untuk menciptakan berkah bagi sesama.

Belakangan ini, saya berkata bahwa ketika menginventarisasi diri sendiri, saya merasa diri sendiri sangat beruntung dapat berhimpun dengan begitu banyak orang baik yang melakukan banyak hal untuk saya. Mereka sungguh penuh berkah Inilah berkah. Pada intinya, ada banyak hal yang hendak saya sampaikan pada kalian. Namun, yang terpenting ialah kita perlu mewujudkannya dalam tindakan nyata. Saat menginventarisasi diri sendiri dan menyadari bahwa kehidupan kita bernilai, kita harus makin tekun dan bersemangat. Dalam melakukan sesuatu, janganlah memaksakan diri. Jagalah diri dengan baik. 

Mendaur ulang alat bantu membawa manfaat besar
Melindungi kaum lansia, orang sakit, dan orang yang tak berdaya
Senantiasa menjaga batasan agar tetap menapaki jalan yang lurus
Insan Tzu Chi di seluruh dunia giat menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 27 Maret 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 29 Maret 2025
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -