Ceramah Master Cheng Yen: Jalinan Jodoh Pendukung Menginspirasi Niat dan Pikiran Baik
“Daur ulang Tzu Chi,”
“Apakah ada barang yang bisa didaur ulang?”
“Daur ulang Tzu Chi”
“Kaleng ini bisa didaur ulang?
“Bisa”
“Kamu mau bantu membawanya turun?”
“Boleh?”
“Saat itu, barang daur ulang sangat banyak, warga juga tidak membantu menurunkannya. Saya kelelahan naik tangga. Terkadang sampai lewat dari pukul 12, saya sangat lapar dan lelah. Setelah makan, saya merasa seperti sudah tidak bertenaga, tetapi masih harus melakukan pemilahan. Saya akan berpikir, 'Wah, kapan baru bisa selesai?' Melihat orang-orang tidak membantu, saya akan berpikir, 'Mereka datang melihat-lihat saja, lalu pergi lagi tanpa membantu saya.' Sebenarnya, itulah tabiat manusia. Saat kita memindahkan semua batu dan duri dari hati kita, kita akan merasa gembira melihat setiap orang. Niat baik harus terus dipertahankan,” kata Huang Shu-yun relawan Tzu Chi.
“Master selalu memberi tahu kita bahwa di ladang batin yang dipenuhi tanaman, rumput liar tidak akan bertumbuh. Saya berbuat baik, bukankah bagai menanam tanaman?” imbuhnya.
Makhluk awam manakah yang bisa senantiasa menjaga kemurnian dan keteguhan pikiran? Itu sangat sulit. Karena itu, kita harus membinanya menjadi kebiasaan.
Saat terlahir di dunia ini, kita membawa benih karma dari kehidupan lampau. Saat kondisi luar di kehidupan sekarang bertemu dengan benih karma tersebut, kita sering kali membangkitkan noda batin secara terus-menerus. Kita sudah tahu bahwa tabiat buruk akan mendorong kita menjalin jodoh buruk dan tabiat baik akan mendorong kita menanam benih karma baik serta menjalin jodoh baik. Kita sering berkata bahwa di dalam hati kita, kekuatan baik dan buruk selalu tarik-menarik.
Di kehidupan lampau, kita pernah melakukan kebaikan dan kejahatan. Dari kehidupan ke kehidupan, noda batin serta karma baik dan buruk terus berlipat ganda dan menuntun kita sehingga di kehidupan sekarang, kita juga melakukan kebaikan dan kejahatan. Saat benih karma buruk berbuah, kita akan menghadapi kondisi yang tidak baik. Meski berada di tengah kondisi yang baik, kita juga tidak akan bertemu dengan orang baik. Meski bertemu dengan orang baik, hati kita juga tidak akan dipenuhi sukacita. Ini akibat karma dan jalinan jodoh buruk di kehidupan lampau.
Di kehidupan sekarang, kita sangat beruntung bisa mengenal Dharma. Sulit untuk terlahir sebagai manusia sekaligus mengenal Dharma. Yang semakin membahagiakan ialah bisa bergabung dalam sebuah organisasi Bodhisatwa dan berkesempatan untuk belajar dari banyak orang baik. Dengan bergabung dalam organisasi Bodhisatwa ini, kita bisa meningkatkan kewaspadaan untuk mengubah tabiat buruk dan berusaha untuk menjalin jodoh baik.
“Sebelumnya, saya sangat negatif. Saya minum minuman kerassampai mengabaikan segalanya. Sebelumnya, jika ada yang meminta saya berdonasi pada organisasi apa pun, saya tidak ingin berdonasi karena saya tidak tahu itu benar atau tidak. Setelah mengenal Tzu Chi, saya baru tahu bahwa Tzu Chi sungguh menolong orang-orang. Uang ini benar-benar sampai di tangan orang yang kurang mampu. Lalu, mereka juga bisa menolong orang-orang yang menderita,” kata Su Wei-tao relawan Tzu Chi.
Saudara sekalian, berkat benih karma masa lalu dan jalinan jodoh sekarang, kita bisa berkumpul bersama di sini. Dengan menghimpun jalinan jodoh baik, jalinan jodoh buruk akan hilang. Kita harus senantiasa bersyukur di dalam organisasi ini, kita bisa sering mendengar banyak orang berbagi pengalaman mereka. Pengalaman setiap orang merupakan Dharma yang menakjubkan. Jadi, hati kita harus senantiasa dipenuhi rasa syukur saat menghadapi kondisi luar. Inilah yang disebut jalinan jodoh pendukung dan kondisi batin yang baik.
“Adakalanya, jika ada orang yang menolak untuk mendengarkan, kita jangan memaksakan, biarkan saja. Kita bisa mencari kesempatan lain pada momen yang tepat,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.
“Adakalanya, kalau orang lain mengatakan hal-hal yang tidak kita sukai, kita akan merasa marah. Saya akan selalu mengingat foto Master yang menunjuk sesuatu,” kata Su Wei-tao relawan Tzu Chi.
Tulisan “lakukan saja”.
“Hal terpenting ialah lebih banyak membaca buku, tetapi waktu saya untuk membaca buku sedikit. Karena sering ada kegiatan, saya tidak memiliki waktu. Yang terpenting ialah mengikuti kegiatan bedah buku Inggris. Kita harus mengikutinya. Dari setiap orang yang berbagi, kita bisa memperoleh pengetahuan dan menyerapnya ke dalam hati,” kata relawan Tzu Chi lainnya.
Kita harus sangat bersyukur memiliki jalinan jodoh pendukung setiap hari. Setiap orang terus menginspirasi kondisi batin kita yang baik. Di lingkungan seperti ini, kita harus bersungguh-sungguh membina kondisi batin yang baik. Untuk itu, kita harus senantiasa bertobat. Jika kita tidak bertobat...Pertobatan, seperti yang kalian ketahui, bagaikan air jernih yang membersihkan noda batin kita. Bertobat berarti menjernihkan hati.
Berhubung memiliki banyak noda batin, kita hendaknya bertobat. Contohnya, dalam menghadapi wabah sekarang, merasa takut saja tidak ada gunanya. Kita harus bervegetaris.
Dalam kehidupan sehari-hari, selain mengenakan masker, lebih sering mencuci tangan, dan menjaga kebersihan lingkungan, kita juga harus menjaga jarak dari hewan-hewan. Namun, kita harus mengasihi hewan. Kita harus memandang semua makhluk secara setara. Inilah yang sering saya katakan, perasaan senasib dan sepenanggungan. Dengan perasaan senasib dan sepenanggungan, kita akan memandang semua makhluk secara setara.
Saudara sekalian, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mempraktikkan Dharma. Setiap hal yang pernah kita pelajari hendaknya tidak dilupakan. Kita harus senantiasa mengingatnya di dalam hati. Dengan demikian, barulah tubuh kita akan sehat dan kebijaksanaan kita akan berkembang. Pepatah mengatakan bahwa kebijaksanaan berkembang seiring masalah yang dihadapi. Dengan lebih bersungguh hati, kita bisa mengembangkan kebijaksanaan. Kita harus senantiasa bersungguh hati. Dengan pola pikir seperti apakah kita bisa melenyapkan rintangan batin? Jika kita tidak tahu caranya, jalinan jodoh buruk dengan orang lain tidak akan ada akhirnya.
Berhubung kini kita telah tahu betapa menakutkannya buah karma buruk, kita hendaknya melenyapkannya dari sumbernya dengan berusaha untuk melenyapkan noda batin, karma, dan buah karma. Jadi, Bodhisatwa sekalian, jangan lengah dalam kehidupan sehari-hari ataupun mengabaikan ajaran yang kita pelajari.
Dalam interaksi antarmanusia, janganlah kita membanding-bandingkan ataupun perhitungan. Jika bisa demikian, berarti kita menghargai berkah karena bisa melatih diri di ladang pelatihan Buddhis dan di tengah para Bodhisatwa. Kita hendaknya senantiasa bersyukur terhadap sesama. Jadi, mari kita lebih bersungguh hati setiap waktu.
Sulit untuk terlahir sebagai manusia sekaligus mengenal
Dharma
Belajar dari pengalaman para Bodhisatwa
Memandang semua makhluk secara setara dengan perasaan
senasib dan sepenanggungan
Jalinan jodoh pendukung menginspirasi niat dan pikiran baik
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 31 Maret 2020