Ceramah Master Cheng Yen: Jalinan Kasih Sayang yang Panjang Memancarkan Kecemerlangan
Kita melihat di seluruh dunia, orang-orang yang merencanakan perayaan Tahun Baru harus mempertimbangkan segala pembatasan di tengah pandemi ini. Di samping itu, ada pula berbagai bencana yang terjadi di seluruh dunia. Karena itu, hindarilah kerumunan.
Setiap negara memiliki kebijakan dan peraturannya masing-masing. Setiap orang harus menaatinya. Kita juga melihat sejak bulan Januari 2021, di Thailand, banyak usaha di sektor perdagangan dan industri terkena dampak pandemi Covid-19.
Banyak warga masyarakat berpenghasilan rendah kehilangan pekerjaan, pedagang kecil tidak dapat berdagang, dan tukang becak harus berhenti bekerja karena tidak adanya turis yang berkunjung.
Kini, perekonomian di sana makin memburuk. Yang kekurangan makin kekurangan. Berhubung kehilangan pekerjaan, banyak warga kekurangan bahan pangan. Karena itu, relawan kita segera menyalurkan bantuan. Kita mengadakan pembagian barang bantuan untuk keluarga yang kurang mampu. Sejak saat itu, saya sangat tersentuh. Namun, hati saya juga terasa berat.
Sejak awal pandemi, situasinya sangat parah bagaikan ombak yang bergulung-gulung. Berbagai kesulitan terus muncul. Di sana terdapat klinik pengobatan gratis Tzu Chi. Sebelumnya, kita mengadakan pengobatan gratis beberapa kali per tahun, kemudian menjadi beberapa kali per bulan, hingga kini menjadi beberapa kali per minggu.
Pengobatan gratis makin sering diadakan. Itu karena negara tersebut memiliki banyak warga tidak mampu dan berpenghasilan rendah. Melihat pengobatan gratis bermanfaat bagi warga, saya sangat bersyukur.
Saya juga bersyukur atas kekuatan cinta kasih relawan kita. Relawan kita menyalurkan bantuan yang dibutuhkan dengan penuh perhatian dan turut merasakan penderitaaan warga sebagai penderitaan sendiri. Inilah insan Tzu Chi.
Insan Tzu Chi di seluruh dunia memang demikian, turut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaan sendiri. Belas kasih dari relawan kita bagi semua orang tetap sama selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, hingga seterusnya. Yang lebih berharga ialah meskipun mereka hidup kekurangan, hati mereka tetap kaya.
Contohnya, ada seorang sukarelawan yang mengumpulkan bahan pangan dan memberikannya kepada anak-anak kecil yang lebih menderita darinya, orang-orang yang sakit, ataupun kaum difabel. Melihat sukarelawan yang penuh cinta kasih ini, saya sungguh sangat tersentuh. Namun, saya juga merasa tidak tega. Inilah hati yang kaya di tengah kekurangan.
Meski dirinya sendiri hidup kekurangan, ketika melihat orang-orang yang menderita, dia pun merasa dirinya sungguh penuh berkah. Melihat orang-orang yang sangat kekurangan, dia pun mengevaluasi dirinya sendiri. Meskipun dirinya juga hidup kekurangan, tetapi dia merasa sangat beruntung dapat bergabung bersama Tzu Chi.
Bersama relawan Tzu Chi lainnya, dia dapat menjangkau lebih banyak orang lagi. Berkaca pada diri sendiri, dia merasa jauh lebih beruntung dibanding kasus-kasus yang dia lihat. Jadi, dia menyadari berkah setelah melihat penderitaan, lalu bersedia menciptakan berkah kembali.
Bodhisattva sekalian, kita melihat ada begitu banyak penderitaan di dunia. Di Filipina, sebuah Topan Rai saja dapat menyebabkan kerusakan pada delapan pulau. Relawan Tzu Chi di Manila pun segera bergerak. Untuk tiba di lokasi bencana, mereka harus naik pesawat terbang terlebih dahulu, kemudian mengendarai mobil. Demi menolong para korban bencana topan, mereka tidak keberatan menempuh perjalanan yang sulit.
Saya berkata kepada para relawan kita bahwa bantuan kali ini hanyalah bantuan darurat. Mereka pun melaporkan kepada saya perkiraan jumlah keluarga yang membutuhkan bantuan karena rumah-rumah dari setiap keluarga tersebut telah rusak parah.
Saya berpesan kepada mereka untuk segera mengantarkan makanan, pakaian, selimut, dan sebagainya. "Jika barang bantuan yang dibawa tidak cukup, belilah di sana. Bagikan juga bantuan uang tunai agar dapat memenuhi kebutuhan mendesak mereka, seperti membeli seng untuk memperbaiki atap agar mereka dapat terlindungi dari hujan dan angin. Lakukanlah survei untuk mengetahui berapa banyak lembaran seng yang dibutuhkan. Buatlah mereka merasa tertolong dan tenang. Lakukanlah saja. Insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah melihat dan mendengar upaya kalian juga akan menghimpun tetes-tetes sumbangsih. Kita akan segera mengerahkan misi bantuan bencana internasional dan menyalurkan dana untuk membantu kalian. Kini, kalian yang berada di garis depan tidak perlu khawatir. Jagalah keselamatan kalian dan jalankan semuanya dengan tenang."
Daerah-daerah bencana membutuhkan kita untuk memperluas cinta kasih agung. Insan Tzu Chi di seluruh dunia harus memperpanjang jalinan kasih sayang. Dengan begitu, tidak peduli seberapa jauh mereka dari lokasi bencana, selama mereka dapat melihat dan mendengar kabar ini, mereka akan bertekad untuk sama-sama menghimpun tetes-tetes sumbangsih.
Saat ini, saya beserta relawan di Kaohsiung mengadakan konferensi video dengan relawan di Filipina. Mereka dapat mendengar seruan saya. Saya yakin setiap orang akan mengerahkan kekuatan.
Belakangan ini, kita semua sering berkata bahwa kunang-kunang dapat menerangi jalan. Benar, kunang-kunang bersinar. Tempat-tempat yang penuh dengan kemiskinan, penderitaan, dan bencana bagaikan tempat yang penuh kegelapan. Di mana pun kunang-kunang berada, tempat itu akan diliputi cahaya. Cahaya itu bukan berasal dari lampu, melainkan dari kunang-kunang yang sesungguhnya.
"Kunang-kunang kecil terbang ke timur dan barat." Inilah lirik lagu anak-anak yang bisa dinyanyikan semua orang. Tentu saja, setiap orang bisa menjadi bagai kunang-kunang asalkan mengembangkan cinta kasih sedikit demi sedikit. Semua orang bisa melakukannya. Setiap orang saling berinteraksi dan mengasihi. Saya sungguh sangat bersyukur.
Menenangkan warga dengan bantuan yang tepat pada waktunya
Menyadari berkah setelah melihat penderitaan dan bersumbangsih tanpa pamrih
Menghimpun tetes-tetes sumbangsih dan memperluas cinta kasih agung
Jalinan kasih sayang yang panjang memancarkan kecemerlangan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Desember 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 29 Desember 2021