Ceramah Master Cheng Yen: Keagungan Ladang Pelatihan Menampilkan Semangat Budaya Humanis


“Apa kabar, Master?”

Apakah di sini dingin?

“Tidak. Di sini sangat hangat karena banyak orang.”

Hati terasa sungguh hangat. Sungguh rapi. Apakah selalu bersih seperti ini?

“Ya. Setiap hari selalu bersih.”

Jika saya melakukan kunjungan dadakan, apakah akan sebersih ini?

“Tidak perlu kunjungan dadakan, Master. Kami selalu ada di sini. Ini adalah bahan kemasan impor luar negeri.”

Sungguh tidak mudah dirapikan seperti ini.

“Relawan di sini sungguh sepenuh hati.”

“Selamat datang kepada Master di Tzu Chi Xizhi.”

“Tulisan "Depo Pendidikan Daur Ulang Xizhi" ini terbuat dari 2.527 botol plastik.”

Bodhisatwa sekalian, saya telah kembali ke sini. Di sini sungguh ramai dan hangat. Ini semua karena kalian menghimpun kekuatan cinta kasih. Baru saja, saat saya berjalan ke sini, meski semuanya dipenuhi dengan botol, semuanya sungguh rapi bagaikan produk yang akan diekspor. Saya yakin bahwa semuanya sungguh sepenuh hati dalam menjaga rumah ini dan merapikannya dengan cinta kasih.

“Kami mempersilakan Master untuk membuka ‘Pintu Gerbang Jing Si Xizhi’.”

Ladang pelatihan kita, Aula Jing Si Xizhi, adalah rumah kita semua. Hari ini, pintu gerbang telah dibuka dan kita menyambut energi positif datang ke tempat ini. Hari ini, ketika saya datang ke sini dan berdiri di antara kalian yang melingkar, saya sungguh melihat kesatuan di antara kalian.


Semua orang telah menautkan hati satu sama lain. Kesatuan hati kalian sungguh terlihat jelas. Yang terpenting ialah ketika saya berjalan langkah demi langkah di gedung ini, saya mengusap setiap bagian dinding dan menemukan bahwa permukaannya sungguh bersih dan rata. Gedung yang kita lihat hari ini, seratus tahun hingga seribu tahun kemudian akan tetap sama seperti ini saat diraba dan dilihat. Meski tidak berwarna-warni, gedung ini terlihat sangat khidmat, indah, dan bersih. Dengan eksteriornya yang khidmat, gedung ini tetap indah dan berbudaya humanis.

Memasuki ruangan ini, saya dapat membayangkan kualitas setiap orang dan suasana yang ada untuk membina insan berbakat. Yang terlebih penting ialah ketika memasuki aula kebaktian dan berdiri di sana, saya melihat bahwa cahaya untuk latar belakang telah selesai dibuat. Tentu saja, kita masih menunggu rupang Yang Maha Sadar Di Alam Semesta. Rupang ini menunjukkan Buddha yang menghibur, mencintai, dan melindungi Bumi. Jadi, rupang Buddha kita melambangkan Yang Maha Sadar di Bumi. Beliau mencintai dan melindungi Bumi. Ini akan menjadi rupang Buddha di aula kebaktian. Saya berharap bahwa semua orang dapat memiliki semangat Buddha.

Buddha mengatakan bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan, yaitu sifat hakiki yang sama seperti Buddha. Jadi, jangan meremehkan diri kita sendiri. Kita tidak boleh sombong ataupun meremehkan diri sendiri. Jika kita bersungguh-sungguh, tekun, dan bersemangat untuk berjalan sesuai dengan ajaran dan semangat Buddha, kita dapat membangkitkan hakikat kebuddhaan kita. Jadi, terhadap rupang Buddha di luar, kita harus menunjukkan rasa hormat.

Saya memanggil seluruh insan Tzu Chi dengan sebutan "Bodhisatwa". Sesungguhnya, untuk mewujudkan ladang pelatihan ini, bukan hanya mengandalkan satu orang. Saya melihat di luar ada banyak relawan. Semuanya adalah pelindung ladang pelatihan ini.


Sebagai pelindung Dharma, hendaklah kita menemukan cara untuk menegakkan Dharma di Xizhi dan dunia. Ladang pelatihan di Xizhi dimulai dari sebidang tanah. Saya yakin bahwa semuanya mengingat bagaimana jalinan jodoh tanah ini. Hendaklah kita semua mencatatnya.

Dimulai dengan sebidang tanah dan beberapa relawan, Tzu Chi Xizhi dapat berkembang hingga hari ini. Melihat ladang pelatihan selesai dibangun dari himpunan kekuatan cinta kasih semua orang, kita hendaknya bersyukur. Tentu saja, arsitek gedung ini sungguh menyelami semangat dan nilai-nilai Tzu Chi. Saat ini, beliau juga telah menjadi relawan Tzu Chi.

“Saya sungguh bersyukur. Ini adalah proyek konstruksi pertama saya untuk Tzu Chi. Saya masih ingat ketika saya berada di Hualien dan memberikan laporan kepada Master. Pertama kali saya bertemu dengan Master, Master menanyakan apakah saya menghadiri acara Pemberkahan Akhir Tahun. Saat itu, saya sungguh tidak mengerti acara apakah itu. Jadi, saat itu saya berkata dengan terus terang, ‘Tahun ini saya tidak dapat berpartisipasi, saya pasti akan ikut di tahun depan.’ Master memberi tahu saya dengan lembut, ‘Hendaklah kita menggenggam dan menghargai waktu.’ Saat itu, saya seperti disambar petir,” kata Xu Bo-rui Arsitek relawan Tzu Chi.

“Saat saya kembali dari Hualien, saya segera memberi tahu kepada Paman Yang bahwa saya ingin berpartisipasi sebagai relawan dalam pengenalan dan mengikuti pelatihan. Oleh karena itu, saya memiliki perasaan yang dalam terhadap Kompleks Tzu Chi Xizhi. Saya sungguh berterima kasih kepada Paman Yang dan Kakak Ou. Mereka bagaikan ayah dan ibu saya. Sesungguhnya, saya sangat tersentuh karena dalam keseluruhan proses pembangunan, seluruh insan Tzu Chi di Xizhi bekerja sama dalam kesatuan dan keharmonisan. Mereka sungguh-sungguh memberikan dukungan bagi proyek pembangunan kita,” lanjut Xu Bo-rui.

“Saya sungguh berterima kasih kepada Paman Yang dan Kakak Ou. Saya juga sungguh berterima kasih kepada Master yang telah memberikan saya kesempatan untuk membangun rumah bagi Tzu Chi. Ini sama dengan rumah saya sendiri,” pungkas Xu Bo-rui.


Jadi, keseluruhan Aula Jing Si ini dibangun oleh insan Tzu Chi. Hendaklah semua orang memiliki tujuan untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Semua orang pada dasarnya adalah Bodhisatwa. Di ujung Jalan Bodhisatwa, terdapat Yang Maha Sadar Di Alam Semesta. Kita semua ada di alam semesta ini dan mencapai kebuddhaan di alam semesta ini juga.

Sebelum mencapai kebuddhaan, kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Bodhisatwa akan menyadarkan diri sendiri dan makhluk lain. Hendaklah kita menggalang Bodhisatwa. Kita harus ingat bahwa ladang pelatihan ini akan kita gunakan untuk menggalang lebih banyak Bodhisatwa. Hendaklah semua orang sepenuh hati. Bodhisatwa saat ini harus menggalang Bodhisatwa masa depan. Hendaklah kita semua sepenuh hati dalam segala hal.

Semua tempat di sini sungguh cerah. Ada banyak hal yang harus kita kembangkan dengan hangat di sini. Saya berharap seluruh Bodhisatwa dapat sepenuh hati mengembangkan budaya humanis. Saya berharap di kunjungan saya selanjutnya, saya dapat melihat setiap kelas penuh dengan orang.

Hendaklah kalian mengembangkan pendidikan budaya humanis yang kalian miliki. Inilah hal yang paling saya harapkan. Ingatlah bahwa ini adalah rumah kita. Hendaklah kita saling mengasihi dan memperhatikan saudara se-Dharma. Beginilah cara kita memperkuat energi positif. Saya mendoakan semuanya dengan tulus. 

Menjadikan kesatuan hati di ladang pelatihan sebagai nilai keluarga
Tulus mendedikasikan diri untuk meneladan Buddha
Menggalang Bodhisatwa dan menghimpun kebajikan
Mengembangkan budaya humanis dengan saling mengasihi dan saling peduli 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 Januari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 10 Januari 2023
Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -