Ceramah Master Cheng Yen: Kebahagiaan dalam Memberi Manfaat bagi Semua Makhluk
Ketika situasi pandemi di Taiwan mulai membaik, para relawan datang ke Griya Jing Si secara bergiliran. Untuk apa mereka datang ke sini? Untuk kembali ke kampung halaman batin.
Ada kegiatan menanam dan memanen yang harus dilakukan di lahan pertanian kita serta banyak pekerjaan lainnya terkait dengan bahan pangan ataupun berbagai tanaman herbal untuk bahan baku The Herbal Jing Si. Mereka datang dan menikmati kebahagiaan becocok tanam.
Beberapa anak muda juga datang. Tua dan muda bersama-sama melakukan kegiatan menanam dan memanen. Semua orang bersukacita dan harmonis. Begitulah gairah kehidupan sangat melimpah. Ini merupakan dunia yang paling menyenangkan.
Saya melihat benih-benih telah bertunas. Tunas lalu bertumbuh menjadi pohon muda, kemudian dilakukan pemindahan dan tak lama lagi akan dapat dipanen segera. Mereka juga mencabuti rumput dan membersihkan lahan. Tiga atau empat bulan kemudian akan menjadi waktu panen. Sungguh, inilah keluarga besar Tzu Chi dengan kehidupan bercocok tanam yang menyenangkan.
Selain itu, para relawan terjun ke masyarakat untuk memberi manfaat bagi semua makhluk. Setiap kali berjalan melewati ruang makan dan melihat para relawan, saya selalu mengingatkan mereka, "Kalian sebaiknya menghindari teriknya sinar matahari, berangkatlah lebih awal dan selesaikan pekerjaan lebih awal. Untuk sif siang, berangkatlah lebih sore, tetapi selesaikan pekerjaan lebih awal juga."
Waktu berlalu dengan cepat, siang dan malam berlalu detik demi detik tanpa henti. Namun, semua orang bertekad untuk bersumbangsih. Rasa sukacita dan kebahagiaan ini disebut sebagai kerelaan untuk melakukan dan menerima. Melihat mereka bercucuran keringat, saya mengatakan, "Ingatlah untuk minum air."
Bagaimana kita memanfaatkan waktu dalam kehidupan ini? Bagaimana kita menjadi Bodhisatwa dunia? Saat kembali ke komunitas masing-masing, para relawan selalu siap untuk menjangkau tempat, keluarga, atau orang yang membutuhkan mereka. Inilah yang dilakukan oleh para Bodhisatwa di dunia. Sungguh sangat mengagumkan dan menyentuh hati. Saya juga sangat bersyukur.
“
Saya berkata, ‘Tanaman kecil, cepatlah bertumbuh. Tanggung jawab besarmu ialah menyelamatkan orang-orang, yang juga merupakan harapan dari Master, para bhiksuni di Griya Jing Si, serta orang-orang di seluruh dunia. Ini sangatlah penting.’ Tanaman ini seakan mengerti kata-kata saya. Semua daunnya bergoyang ke kiri dan ke kanan, seolah-olah bisa berkata kepada saya, ‘Saya bersedia, kami semua sangat bersedi’,” kata Lin Zong-min relawan Tzu Chi.
Saya berkata, ‘Tanaman kecil, cepatlah bertumbuh. Tanggung jawab besarmu ialah menyelamatkan orang-orang, yang juga merupakan harapan dari Master, para bhiksuni di Griya Jing Si, serta orang-orang di seluruh dunia. Ini sangatlah penting.’ Tanaman ini seakan mengerti kata-kata saya. Semua daunnya bergoyang ke kiri dan ke kanan, seolah-olah bisa berkata kepada saya, ‘Saya bersedia, kami semua sangat bersedi’,” kata Lin Zong-min relawan Tzu Chi.
“Dua batang tanaman herbal ini sangat lucu. Selama tujuh bulan, keduanya tidak bertumbuh besar. Akhirnya, dua hari ini saya menyadari mengapa tanaman herbal ini tidak bertumbuh. Itu karena mereka tahu, hari ini, 28 September, mereka akan datang ke Griya Jing Si untuk meminta doa dari Master. Jadi, saya berharap dengan doa dari Master, mereka dapat bertumbuh seperti tanaman lainnya yang ada di kebun herbal kami di Shengang, sehingga dapat menyelamatkan orang-orang,” kata Zhang Shu-juan relawan Tzu Chi.
“Oleh karena saya berlutut ketika mencabuti rumput, badan saya menjadi kotor. Namun, saya melakukannya dengan sukacita. Terima kasih atas kesempatan yang telah Master berikan, sehingga saya dapat menjalin jodoh dengan orang-orang melalui tanaman herbal,” kata Zou Qing-shan Paman "Cincau".
“Kami telah mencabuti rumput liar beberapa kali. Rumput liar tumbuh lebih cepat daripada tanaman herbal. Kami membagi pekerjaan. Ini semua berkat adanya jalinan jodoh yang baik, seolah-olah semuanya sudah diatur. Lihatlah, setelah kami meminta bantuan, ada begitu banyak relawan yang datang untuk membantu,” kata Lin Shu-jing relawan Tzu Chi.
Demikianlah kehidupan di dunia ini, baik dalam kehidupan maupun dalam misi Tzu Chi, para relawan berdedikasi untuk memberi manfaat bagi banyak orang. Saya sering mendengar para relawan berkata, "Master, kami melakukannya dengan sangat bersukacita. Ketika kami sedang berbicara dan cangkul menghentak batu, kami memiliki Dharma untuk dibahas." Inilah kebijaksanaan yang yang mengandung pencerahan.
“Sesungguhnya, diri kami sendirilah yang memperoleh manfaat, karena ketika sedang bekerja di ladang, tubuh dan batin kami pun sangat tenang. Meskipun keringat bercucuran, tetapi ini sangat menyehatkan kami. Ada relawan yang biasanya tidak kami jumpai. Kami bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu satu sama lain dan memperdalam persahabatan kami,” kata Lin Xing-chun relawan Tzu Chi.
“Ayah saya adalah seorang polisi. Beliau sering berbagi tentang Tzu Chi. Karena hari ini ada kegiatan menanam tanaman herbal, jadi saya sangat ingin datang. Setelah selesai menanam, saya baru menyadari bahwa ini bukanlah tugas yang mudah. Kegiatan ini membutuhkan kesabaran dan stamina,” kata Fan Zong-yi warga.
“Dahulu, tempat ini penuh dengan rumput liar, tetapi kini rumputnya sudah dipotong semua. Melihatnya saja terasa sangat menyegarkan,” kata Huang Zhu relawan Tzu Chi.
Ke manakah kita mencari Dharma? Dharma ada di dalam kehidupan kita dan kebahagiaan ada di dalamnya. Inilah yang disebut sukacita dalam Dharma. Ada banyak kisah yang dapat dibagikan.
Di alam semesta yang luas ini, waktu dan ruang terus berganti. Kita melihat kembali bagaimana interaksi antarmanusia dalam lingkungan kita yang besar ini. Inilah cara hidup dan aktivitas pertanian kita. Ini juga merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan.
Kita harus belajar bagaimana cara mengumpulkan tanaman herbal ini, kemudian mengolahnya di pabrik, sehingga menjadi teh herbal yang bermanfaat bagi tubuh manusia setelah diminum. Segala sesuatu di alam ini dapat diolah menjadi obat. Kita perlu memiliki pengetahuan tentang tanaman herbal untuk mengetahui mana yang bermanfaat bagi tubuh kita. Jadi, semua tumbuhan memiliki kegunaannya. Inilah yang dimaksud bahwa alam memiliki energi hidup yang disediakan untuk umat manusia. Jadi, kita harus menghargainya.
Setiap hari, saya berjalan di sekitar halaman dan melihat ada beberapa pot tanaman. Murid-murid akan memberi tahu saya nama-nama tanaman itu. Setiap hari, saya berjalan-jalan di sekitar halaman sambil menikmati indahnya tanaman-tanaman di sini. Inilah rute yang harus saya lewati setiap hari.
Melihat tanaman-tanaman itu, saya merasa memiliki kasih sayang, yaitu kasih sayang terhadap alam semesta. Saya sungguh sangat bersyukur. Di Tzu Chi, selain rasa syukur, apalagi yang bisa kita katakan? Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.
Saya juga berterima kasih atas empat misi utama dan delapan jejak Dharma. Kita terjun ke masyarakat dan membantu orang-orang di seluruh dunia. Ini memungkinkan setiap orang untuk dapat berjalan di Jalan Bodhisatwa. Inilah jalinan jodoh. Hendaklah kita menghargai jalinan jodoh baik ini.
Lahan pertanian menyediakan energi kehidupan bagi semua orang
Para relawan merasakan sukacita dalam Dharma
Empat misi utama dan delapan jejak Dharma dibentangkan ke seluruh dunia
Menghargai jalinan jodoh untuk terjun ke masyarakat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 Oktober 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 26 Oktober 2021